Last Sadness-37

6K 548 12
                                    

Kicau burung-burung yang bernyanyi menandakan hari mulai pagi. Matahari yang memaksa masuk melalui jendela besar di balik gorden membuat lelaki berperawakan tegas terbangun dari alam mimpinya. Alam dimana ia bisa merasakan kebahagiaan yang ia tak dapatkan di dalam kenyataan, menjadi pacar Ara mungkin. Selama Aldi pergi, Ara selalu mendatanginya dalam mimpi, mungkin karna rindu atau sekedar mengingatkan bahwa cinta Aldi telah terjaga oleh gadis cantik yang menyembunyikan kerapuhannya dibalik senyum yang selalu terlukis dibibir ranumnya.

"Woi! Ngelamun mulu lo, kak. Jadikan kita mendaki?" Tanya Dave menganggetkan Aldi yang masih mengumpulkan nyawanya diatas ranjang besar yang mereka tempati. "Yaudah sana mandi!" Perintah Aldi. Dave mengangkat tangannya dan meletakannya di depan pelipisnya, pertanda bahwa ia hormat dan siap melakukan perintah Aldi.

Tak menunggu waktu lama, Dave pun menghilang. Aldi benar-benar tidak menyangka memiliki adik seperti Dave. Dave lah yang memperkenalkan Ara pada Aldi dulu. Lalu Aldi berteman dengan Gaga, dan menurut cerita Dave, Aldi kecil jatuh hati pada wanita cantik bergigi gingsul. Aldi tersenyum membayangkan dulu ia pernah jatuh hati pada wanita yang sangat menyebalkan.

Dave keluar dari kamar mandi dengan pakaian santainya dan handuk yang ia sedang gunakan untuk mengeringkan rambutnya, matanya melihat Aldi yang tersenyum di atas ranjang. "Gila. Baru gue tinggal ke kamar mandi, abang gue langsung gila?" Gumam Dave.

Dave langsung menubruk Aldi. "Jangan gila Al, gue gapunya kakak lagi selain lo." Ucap Dave. Aldi memberontak di dalam pelukan Dave. "Apaan sih?" Tanya Aldi ketus. Dave langsung mengendorkan pelukannya. Lalu tersenyum kikuk saat melihat kakaknya menatapnya tajam. "Ternyata gak gila. Sono lo mandi! Ganteng-ganteng bau. Pantas aja Ara gamau ama lo." Ucap Dave. Aldi sebal dengan Adiknya. Langsung saja ia pergi menuju toilet.
***
Aconcagua, Argentina

Disini lah mereka berdiri. Ditempat ini. Dimana mereka akan menyatukan tekat mendaki gunung tertinggi di benua Amerika. Aconcagua, siapa yang tak tahu gunung yang memiliki ketinggian 6.962 meter diatas permukaan laut? Gunung yang terkenal memiliki suhu dingin yang ekstrem sekaligus berbahaya jika saat cuaca buruk terjadi. Aldi melihat adiknya berseri-seri kebahagiaan. Aldi tak pernah melihat Dave sebahagia itu, sangat amat bahagia. "Pokoknya gue harus berdiri disana." Ucap Dave penuh tekat.

Mereka pun menemui petugas disana. Mengurus administrasi serta kelengkapan lainnya. "Maaf pak, anak ini tidak dapat diajak kesana. Karna cuaca buruk dapat saja terjadi." Ucap petugas. Aldi melihat kearah Caal yang bingung. Dave pun tak mengerti apa yang petugas itu bicarakan. Petugas itu menggunakan bahasa sana. Bahasa yang hanya Aldi yang mengerti. Aldi pun berjongkok, "do you love me?" Tanya Aldi.

Caal mengangguk. "I love you so much." Jawabnya. "Dad, sangat ingin mengajakmu. But it's very dangerous for you." Ucap Aldi. Caal terlihat tak bersemangat mendengar hal tersebut. Ia sangat ingin berada diatas sana, tapi...

"Biarkan dia bersama saya. Saya juga tidak diperbolehkan mendaki. Setidaknya aku memiliki teman, sampai dia kembali." Ucap wanita bertubuh tinggi. Caal tersenyum lalu memeluk Aldi. "dad bica pelgi cekalanh. Aku ada kakak bidadali. Tapi dad halus janji dad akan kembali." Ucap Caal. Aldi mengangguk lalu mencium puncak kepala Caal. Begitu pula dengan Dave. "Gaboleh nakal kalau gaada Om ya!" Ingat Dave. Caal mengangguk. Lalu mereka berdua pergi menuju Aconcagua.

Mereka berdua berjalan mendekati gunung berselimut salju. Dingin. Hanya orang hebat yang dapat bertahan. Perjalanan yang akan memacu adrenalin, perjalanan indah bagi siapapun yang menapakkan kakinya diatas puncak sana. Perjalanan yang akan memiliki banyak rintangan, serta perjalanan yang mempertaruhkan sebuah nyawa. "Disana suhu sangat rendah, bahkan ekstrem. Apapun yang terjadi, lo harus bilang kalau lo gak kuat. Jangan buka jaket lo! Lo bisa mati kedinginan. Jadikan perjalanan kita menjadi indah di negara ke tiga. Masih ada 7 negara. Berjanjilah bahwa lo akan bertahan!" Ucap Aldi tegas.

LAST SADNESS [SELESAI]Where stories live. Discover now