Last Sadness-58

5K 468 22
                                    

Saat mereka hendak ciuman kembali, Ayi sangat heboh. "BUKAN MUHRIM WOOOII." Ingat Ayi. Abi menarik kembali tubuhnya yang sudah mendekat ke arah Ara. Bagaimana mungkin dia tak menyadari bahwa Gaga CS sedang mengintipnya. "Berani lo cium adik gue, gue suruh entoknya Ayi buat sosor lo. Biar mati lo di sosor Stepen. Pake p aja. V kecakepan." Ancam Gaga.

"Ih Gaga. Steven itu AYAM bukan ENTOK. Trs namanya juga pa—"

"BERISIK!" Teriak Marco. Memang diantara mereka hanya Marco lah yang lebih baik. Prinsip Marco simple, single, bebas, bahagia. Buat apa ia punya pacar tapi gak bebas dan gak bahagia? Mungkin SBB harus diterapkan untuk para jomblo di Indonesia. "Kita cuma punya waktu 1 jam. Karna yang gue tahu, setelah pukul 4, Ara harus kembali ke tahanan." Ucap Marco. Mereka berenam setuju dengan Marco.

Genta yang sedari tadi diam, mulai mencoba berfikir. Sesuatu hal yang akan indah jika dilakukan. "Gimana kalau kita di taman belakang. Gue bawa gitar di mobil, kita habiskan waktu 1 jam ini dengan baik. Buat 1 jam ini seperti 1 tahun kebersamaan kita." Saran Genta.

Ayi langsung menoyor kepala Genta. "Tumben otak lo cerdas, Gen-tong haha." Ayi tertawa sendiri. Aneh. Padahal tidak ada yang lucu sepertinya. "Bocah ngapaya?" Tanya Afgan.

"Kambuh gue rasa sih. Kasian gue sama adiknya si bangs*t. Punya cowok otak sebelas dua belas sama penghuni tempat ini." Ujar Gaga. Si bangs*t. Begitulah panggilan yang Gaga berikan pada Abi. Memang benar kan? Lihat saja apa yang telah ia lakukan pada wanita yang ia sayangi? Bodohnya Ara sangat mencintainya. Cinta mengalahkan apapun. Kata-kata itu ternyata benar. Cinta memang membuat Ara mengalahkan rasa bencinya untuk berdamai dengan masalalu.
***
Tujuh anak muda tertawa diatas rumput hijau yang berembun. Mereka adalah Gaga yang sedang bermain gitar, Marco yang sedang sibuk di jahili Ayi, Afgan yang sedang bermain uno bersama Afgan, dan Abi yang sedang menggoda gadis yang menggunakan kaki palsu sebagai penompangnya.

Kemudian setelah mereka sibuk kegiatan masing-masing, mereka berkumpul membuat lingkaran kecil. Gaga tetap memegang gitarnya. Ayi duduk diatas kalkon yang ia ambil dari mobil Marco. "Ayo siapa yang mau nyanyi? Biar gue iringi dengan suara gendang, eh kalkon maksudnya." Ucap Ayi bercanda. Pria tampan yang satu itu, memang suka sekali bergurau. Meskipun kadang-kadang tidak lucu, tapi cukup menghibur.

Ara bangkit dari duduknya. "Gue. Gue yang akan menyanyi." Ucap Ara. Semua tersenyum dan menyemangatinya. Ara mencari seseorang, ia mencari keberadaan Raja yang menghilang. Ia takut lelaki itu kembali pergi meninggalkannya. Namun senyumnya kembali merekah saat melihat pria berbaju SMA duduk memperhatikannya dari bangku taman yang cukup jauh. Ia tersenyum, dan membuat Ara membalas senyuman itu. "Ra lo mau nyanyi apa? Jaran gojang? Bojo galak? Sayang? Beb? Honey?" Ucap Ayi tidak ada yang berfaedah.

"Diem lu boneka santet." Ucap Gaga sambil melemparkan batu kepunggung Ayi.

Ara menghela nafas kasarnya. "Iringi gue. Lagu benci." Jawaban Ara membuat Abi menatapnya. Ara hanya membalas tatapan bingung itu dengan senyum tipis. "Lo yakin?" Gaga mencoba memastikan. Ara menjawabnya dengan anggukan.

Waktu seakan berjalan lebih lama. Gaga mulai memetik gitar akustiknya. Ayi mulai mengirinya dengan pukulan indah yang menghasilkan sebuah bunyi yang padu dengan gitar. Ara menutup matanya, Abi menatapnya.

Haruskah aku mencintanya?
Bila hanya berikan luka?
Sepertinya aku bahagia,
Satu sisi aku menangis

(Ara mengingat saat ia kembali, kembali datang menemui Abi di sebuah sekolah SMAnya dulu. Abi memeluknya. Abi mendekapnya. Abi mengucapkan kata manisnya. Ia ingat saat Abi mengajaknya ke suatu tempat, lalu mengungkapkan perasaanya kembali, namun saat hari bahagia itu datang, masa lalu Abi ikut berjalan dengan hari bahagia itu. Ara ingat saat Abi membalas pelukan kerinduan itu. Hal yang membuat Ara terluka. Membuatnya menangis sejadi-jadinya.)

Ara menarik nafasnya, lalu membuka matanya. Mata berkaca-kaca itu menatap Abi.

Aku pernah sangat berharga
Semua mata memujaku
Sampai kau datang dalam hidupku
Segalanya berubah...

(Dulu Gadis itu adalah gadis yang dipuja-puja. Tak hanya itu, meskipun ia tak sempurna, namun banyak orang yang mengguminya. Namun saat kejadian dimana Ara di paksa mengaku sebagai penjahat, Ara kehilangan semuanya. Semuanya berubah, dan tak lagi indah.)

Ara menangis kencang... lagunya kini tak lagi indah, melainkan pecah. Ara menatap Abi, jemarinya bergetar menunjuk Abi.

Kau mengambil hatiku
Jadikannya kelabu
Hiks Kau menghancurkan semua impian
Yang tersimpan sejak duluuuu

(Bayang-bayang penjara dan siksaan membuat lagi itu seperti sebuah pengaduan rasa sakit. Rasa sakit yang ia pendam selama ini.)

Ara meninggikan suaranya. Hingga lebih terdengar sebagai jeritan. Jemarinya masih menunjuk Abi. Membuat lelaki itu merasakan sesak yang mendalam.

Kau racuni cintaku
Hingga menjadi benci
Tak lelah aku setia
Tersiksa sendiri

Gaga sampai meneteskan airmata saat mengiringi nyanyian Ara. Tak hanya ia, bahkan Raja yang jauh dapat merasakan sesak itu.

Betapa inginku berlari
Dan terlepas dari dirimu
Tapi semakin ku mencoba
Aku ingin kembaliii

(Ara pernah ingin membenci Abi. Namun saat sosok itu datang kembali dalam hidupnya. Luka itu seakan menyembuh. Tapi setipis apapun luka, ia akan meninggalkan bekasnya)

Ara mengusaikan lagunya. Ia melirik jam yang melingkar ditangannya. Ia memeluk semuanya. "Tunggu gue kembali. Dan berkumpul bersama dengan kalian. Gue harap saat waktu itu datang, gue gak kehilangan kalian. Dan buat lo, Bi. Lagu itu mewakilkan perasaan gue. Gue memaafkan lo, tapi gue benci diri gue sendiri. Benci karna gue masih aja cinta sama lo. Meskipun berkali-kai gue mengingat kejadian itu, cinta ini tetap sama. Gue benci lo. Benci lo yang selalu bisa membuat gue merasakan detakan jantung yang marathom.

Apapun yang terjadi kedepannya, gue harap lo bisa terima. Tunggu gue menyelesaikan semuanya. Gue pergi. I love you Abigail. I love you my best friend." Ucap Ara.

Ara berjalan menjauh. Lalu ia memeluk Raja. "Jemput gue 3 bulan lagi." Ucapnya yang membuat Raja tersenyum.

Kata-kata itu menyayat hati Abi. Gaga menepuk bahu Abi. "Gue percaya, dia sangat mencintailo. Tapi jika suatu saat nanti tiba waktunya, gue harap lo gak meninggalkannya lagi. Cabut guys." Ucap Gaga kepada Abi dan teman-temannya.

Apa maksud Gaga? Batin Abi bertanya.

LAST SADNESS [SELESAI]Where stories live. Discover now