Last Sadness-24

5.9K 694 26
                                    

Biar adil nih wkwk, kalian vote dan coment sebanyak banyaknya, aku update setiap hari wkwk

Komentar yang banyak, sesuka hati kalian, gak berat kok cuma klik bintang diakhir, yang berat mah kalo bawa bintang😂

Ara menghela nafas kasarnya ketika ia sudah berada di atas aspal yang ramai dengan mahasiswa yang berlomba-lomba membawa tas sebesar-besarnya. Hari ini semua mahasiswi akan study tour ke daerah malang, Jawa timur. Apa yang membuat Ara si ceria, enggan untuk berjalan-jalan? Jawabannya satu, ia tak ingin menyakiti hatinya lagi.

Disaat Ara susah payah merapikan hatinya, ia justru melihat Abi begitu bahagianya. "Jangan bengong! Ayam gue mati gara gara dicabut nyawanya sama malaikat izrail wkwk." Ucap Ayi yang tiba-tiba datang. "Ganyambung ka. Yaiyalah ayam kaka mati karna dicabut malaikat izrail, masa dicabut nyawanya sama kak Ayi." Ayi terkekeh mendengar balasan Ara. Ara memeluk tubuh Ayi. "Ka, kenapa sih cinta itu sakit?" Tanya Ara yang masih memeluk Ayi. Ayi membalas pelukan Ara. Ia telah menganggap Ara sebagai adiknya sendiri.

Ayi mengelus rambut Ara. "Karna cinta mengandung huruf 'a' dan 'i' dan sakit juga mengandung huruf 'a' dan 'i' maka kalau ditambahkan huruf 'y' jadinya Ayi wkwk." Tak dapat Ara pungkiri bahwa ia tertawa terbahak-bahak. Ayi memang lucu, gajelas, unik. Ara suka, suka sebagai seorang adik kepada kakaknya sendiri, ibaratnya.

"Kak Ayi lucu kaya badut." Ucap Ara.

"Nah gitu dong ketawa. No men no cry! Gaada Ayi baru boleh nangis wkwk." Ara menggelengkan kepalanya. Benar-benar teman kakaknya ini.

"Woi paya! Tau aja yang cantik lo. Kita cariin juga." Ucap Marco, sebangsaan dengan Ayi. Marco datang dengan Gaga yang membawa dua tas besar, satu tas Ara dan satu tas milik dia. Dan juga dua sahabat yang sedang dipeluk Ara. "Gue lagi patah hati nih. Lo berdua ganiat gendong?" Tanya Ara kepada Genta dan Afgan. "Genta gendong!" Pinta Ara pura-pura merajuk.

Genta melepas tas besarnya dan memberinya ke Afgan. "Setan maen lempar aja. Menurut l gak berat?" Keluh Afgan saat menerima tas Genta. Lalu Genta berjongkok dan menggendong Ara. "Kayaknya gue gak perlu nikah deh." Gumam Ara yang membuat kelima lelaki itu terkejut. "Karna gue udah bahagia sama kalian. Jangan tinggalin gue ya, apapun yang terjadi suatu saat nanti." Ucap ara.

"Cewe cantik mah haram ditinggalin ya, Yi?" Ucap Marco sambil tertawa. "Iya dong. Yang cantik jangan ditinggalin. Dikurung aja dirumah wkwk." Balas Ayi yang memancing canda tawa dalam persahabatan mereka.

Genta menggendong Ara sampai didalam bus mereka. Gaga, Ayi, dan Marco duduk sederet, begitu pula Ara yang diapit kedua sahabatnya.

Ara menatap keluar jendela bus, matanya melihat kearah bus lainnya. Pandangannya jatuh kepada lelaki yang sedang tertawa di sana. "Lo harus lupain dia! Kasian hati lo, kalau aja hati lo bisa ngomong, udah gue pastiin dia minta lo buat berhenti nyakitin dia." Ucap Genta.

"Terkadang takdir gak sejalan sama apa yang kita inginkan. Dion selalu bilang itu sama gue." Ucap Afgan lirih. Ia merindukan sosok kakak tirinya. Andai saja mereka masih berempat, mungkin rasanya akan lebih lengkap.

Ara merangkul keduanya. Menyentuhkan kepala mereka bertiga. "Gue bahagia bisa kenal sama kalian. Gue gak bisa membayangkan jika suatu saat nanti kalian pergi tinggalin gue." Ucap Ara.

Afgan dan Genta mencium masing-masing pipi Ara. "Gue tau rasanya sakit saat mencintai seseorang. Tapi kali ini gue minta sama lo buat jauhi Abi. Gue gak mau lo mengulang kejadian yang sama." Ucap Afgan yang di angguki Ara.

Ara menyandarkan kepalanya di bahu Afgan, Genta mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut Ara. "Lo gak boleh sedih, Ra. Lo adalah wanita humoris yang nyebelin, kalau lo sedih, siapa yang akan hibur kita?" Ucap Genta. Ara tersenyum dan mulai menutup kedua matanya. Ara menangis dalam diam, entah apa yang ia tangisi. Airmatanya ia tahan untuk tidak keluar. Ia tak mau menampilkan kerapuhannya di depan sahabat-sahabatnya. Genta benar, jika ia terpuruk, siapa yang akan menompang kedua sahabatnya. Kali ini ia harus bahagia, itu demi sahabat dan hatinya bukan demi Abi yang telah menyia-nyiakannya. Hati! Lo boleh sakit sekarang, tapi gue janji, besok gue gak akan biarin lo buat sakit lagi. Batin Ara.
***
Lama tertidur, Ara berjalan kedepan bus, perjalanannya masih jauh dan ia sudah terasa haus saja. Ara melihat sekelompok anak SMA yang tawuran. Ara menyipitkan matanya saat melihat salah satu siswa yang terlihat tak berdaya. "Pak tunggu pak!" Ucap Ara panik. Ia langsung turun dari bus, dan itu membuat perhatian seluruh mahasiswa di bus, menatap Ara yang sedang menerobos tawuran tersebut. "Raja!" Panggil Ara. Semua pandangan siswa SMA itu beralih ke Ara. Tidak lupa juga Raja, lelaki yang memiliki wajah tampan dengan wajahnya yang lebam.

Ara menarik tangan Raja dan membawanya memasuki bus. Ara dan Raja telah menjadi pusat perhatian. Tidak terkecuali, Abi yang masih menatap genggaman erat Ara kepada Raja.

Jangan lupa vote dan comentar. Maaf ya kemarin aku bohongin. Ya sungai masa abis begitu aja wkwkwk. Kamu tega aku nulis ini jam 2 malam loh.. bahkan blom tidur serius sampai sekarang karna cari cast buat Raja.. DEMI KALIAN GUYS😘 komentar sebanyak banyaknya!! Klik bintang di akhir⭐️ dua hal itu adalah semangat aku...

Foto di mulmed itu foto Raja!!!

LAST SADNESS [SELESAI]Where stories live. Discover now