32 : Tentakel Raksasa

Start from the beginning
                                    

Tatapan kedua mata Erix dan Lucius sekarang tertuju pada sesosok mahluk gurita raksasa. Sebenarnya, mahluk ini tidak bisa di sebut gurita sepenuhnya, karena penampilanya sedikit berbeda dengan gurita pada umumnya.

Mahluk ini memiliki tentakel yang sangat banyak dengan alat penghisapnya berwarna merah. Kepalanya runcing dengan dua sirip disisinya seperti tubuh cumi-cumi. Secara keseluruhan, tubuhnya berwarna putih kekuningan dan bola matanya berupa cahaya kuning pada wilayah muka yang gelap.

Jika ingin mencari mulut, kemungkinan terletak di balik tentakel di bagian bawah tubuhnya. Dengan wujut fisik seperti itu, dipastikan bahwa gurita raksasa ini adalah Kraken. Bos penjaga pintu gua di cabang gua yang lain.

Erix belum melangkah maju, tangannya masih sibuk memegang ponsel pintarnya dan merekam monster tersebut. Ia tersenyum sumringah seperti melihat pertunjukan antraksi hebat yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Ada empat orang sedang bertarung dengan Kraken ini. Mereka adalah dua orang laki-laki mengenakan heavy armor dengan perisai yang besar, seorang wanita penyihir dan seorang wanita yang bertarung digaris depan dengan pedangnya. Dari rambut kuning kemerahannya yang khas, mereka bisa menebak bahwa wanita itu adalah Selina.

Selain empat orang itu, ada dua orang lagi yang tergeletak tak jauh dari sana. Yang satu laki-laki berzirah samurai dan satunya lagi adalah wanita. Entah kedua orang itu sudah tidak bernyawa atau masih hidup. Namun, sepertinya kelompok Selina terlalu sibuk sehingga mereka tidak sempat memerikasa keadaan kedua orang tak sadarkan diri itu.

Kraken tampaknya sedang bersenang-senang. Ia mengayunkan tentakelnya dengan cepat seperti cambuk untuk menyerang lawannya. Baginya, empat orang yang ia hadapi sekarang tidak lebih dari sekelompok monyet yang sedang menari. Ia benar-benar menikmati waktu bermainnya.

Sebuah cambukkan keras melesat ke arah Selina. Saking cepatnya ayunan tentakel itu, Selina tidak menyadari arah serangan tersebut. Tapi, sebelum tentakel itu menyapu tubuh wanita itu, Lucius muncul dan memotongnya dengan pedang Keluaga Slavius yang ia pegang.

"Kau harus waspada dengan belakangmu, Nona," kata Lucius sambil mengibaskan pedangnya untuk membersihkan darah pada pedang tersebut.

Darah tumpah dari bekas potongan dari tentakel, memberi warna merah pada lantai gua. Kraken meraung kesakitan. Ia menggelepar membabi buta.

"Kau? Apa yang ia lakukan disini?" tanya Selina ketus.

Shensin yang lain kaget dengan kedatangan Erix dan Lucius ini. Seharusnya mereka sudah ditinggal, namun dua orang itu kembali dan membantu. Setidaknya itulah yang mereka pikirkan.

"Sekarang, kami yang ambil alih. Kalian rawat teman kalian yang terluka," kata Erix memberi saran. Ia mengeluarkan katanya dan siap untuk bertarung.

Tidak sengaja Selina melihat pedang yang digunakan Luicius adalah pedangnya. Hal itu membuatnya kesal dan ingin marah. "Aku tidak akan berterima kasih," ujarnya, lalu ia dan ketiga shensin tadi meninggalkan arena pertarungan dan menghampiri dua teman mereka yang terluka.

"Gila! Sombong amat nih cewek," urat kepala Erix berkedut. "SIAPA JUGA YANG BUTUH TERIMAKASIHMU!!"

Kraken sangat marah. Bukan hanya dari rasa sakit yang ia dapat, tapi juga Erix dan Lucius yang telah mengganggu waktu bermainnya.

Dengan cepat ia mengayunkan salah satu tentakelnya untuk menyerang. Namun, Erix menghindari cambukan tentakel tersebut. Serangan pertama gagal, Kraken segera mengayunkan tiga tentakelnya sekaligus untuk menyerang dua monyet di depannya. Lagi-lagi serangan itu dihindari.

Kesal dengan serangannya yang tidak mengenai sasaran. Kraken meloncat tinggi, ia merapatkan semua tentakelnya membentuk bor, lalu meluncur ke bawah tempat di mana Erix sedang berdiri.

Awalnya Erix sedikit terpukau dengan apa yang terjadi. Karena serangan ini pernah ia lihat dalam beberapa video game yang pernah ia mainkan dan kali ini ia melihatnya dengan nyata. Tentu saja kamera perekam pada ponselnya menyala. Namun, Erix tidak sebodoh itu untuk merasakan serangan tersebut. Ia berlari dengan cepat dan meloncat untuk menghindar.

Terjadi dentuman besar saat Kraken

Terjadi dentuman besar saat Kraken

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☘____________________________________☘

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☘____________________________________☘

Dungeon HallowWhere stories live. Discover now