9 : Toyotami Yura

Start from the beginning
                                    

"Maaf, aku hanya penasaran," jawab Haruka yang juga menstabilkan nafasnya.

"Aku hanya ingin melihat bintang, aku suka melihat bintang. Ternyata langit malam dunia ini tidak kalah indah dengan di Bumi,"

Angin malam yang dingin membelai semua rerumputan di sana. Rambut hitam Haruka yang panjang terurai, tak luput dari tiupannya. Nyanyian dari derikan sekawanan jangkrik membuat perasaan jauh lebih tenang.

Haruka duduk di sebelah Erix dan ikut melihat langit. Menyisiri ribuan gugusan bintang di sana. Taburan susunan bintang membentuk galaksi terlihat sangat indah. Ia akhirnya mengerti kenapa Erix senang melihat langit malam.

"Haruka, terima kasih," kata Erix memulai percakapan.

"Kenapa tiba-tiba berterimakasih?" Haruka sedikit canggung.

Erix tersenyum, senyuman iklas tanpa maksut lain di baliknya. "Terima kasih karena telah memanggilku ke dunia ini."

"Sudah aku bilang, kan, kalau bukan aku yang melakukan sihir pemanggilan pada kalian."

"Tapi, hatiku mengatakan bahwa kaulah yang memanggil kami. Terima kasih, sekarang akhirnya aku bebas."

Haruka menyerah dengan argumennya, tiba-tiba potongan ingatan saat ia dan Erix sedang menjelajah Dungeon Candi Goblin, muncul di benaknya. "Harusnya aku yang berterima kasih karen kalian telah membantuku mancari Kak Yura. Di saat semua orang menolak untuk membantuku, kalian muncul. Dengan begitu, akun bisa menepati janjiku pada ibuku. Terima kasih."

Janji? Erix penasaran janji apa yang Haruka buat dengan ibunya. Tapi, ia tidak bertanya dan tidak mau bertanya karena ia merasa pertanyaan itu sedikit menjurus ke hal pribadi.

Erix dan Haruka saling pandang, mereka tersenyum, tidak menyangka karena merasa saling terselamatkan.

Senyuman yang luar biasa manis menghiasi wajah Haruka. Mungkin itu senyuman terindah yang pernah ia tunjukkan. Hal aneh yang terjadi pada dada Erix kembali begejolak. Erix benar-benar terpesona dengan senyuman itu. Langit berbintang tidak bisa mengimbangi keindahan dari senyuman itu. Dari kenyataan ini, sudah dipastikan bahwa Erix telah jatuh cinta pada Haruka. Tapi, ia sebdiri tidak menyadari hal itu.

Perbincangan ini diakiri dengan sebuah bintang jatuh yang tiba-tiba melesat di atas mereka. Tentunya tanpa sepengetahuan Erix, karena matanya masih tertuju pada gadis di sebelahnya itu.

*****

Matahari terbit dengan perlahan. Menyinari dunia setelah gelapnya malam. Mengusir titik-titik embun yang sejuk ke angkasa. Burung-burung kecil keluar dari sangkarnya, lalu terbang membelah langit.

Di rumah sakit, Yura duduk di ranjangnya sambil melihat ke langit biru melalui jendela yang terbuka. Tubuh pemuda itu sangat kurus, dengan sedikit daging yang tersisa. Hasil yang sangat mengenaskan, bertahan beberapa hari hanya dengan tetesan air dari stalaktit.

Bibi Izumi menyuapinya bubur yang hangat dengan campuran sayuran yang di cincang halus hasil dari kebun. Bagi seorang ibu, pasti sedih melihat kondisi putranya yang menyedihkan seperti ini. Ia berusaha tegar dan menyimpan air matanya berharap kandisi Yura segera membaik. Sedangkan Haruka, ia duduk di sebelah Bibi Izumi sambil mengupas apel.

Setelah memberi Yura sarapan, Bibi Izumi dan Haruka keluar untuk mengambil obat. Erix masuk lalu duduk di kursi kayu di sebelah ranjang.

Dungeon HallowWhere stories live. Discover now