#5

432 27 24
                                    

Sebelum kita mendalami bersama maksud mengapa part ini kutulis. Aku ingin mengungkapkan satu hal. Sebuah penjelasan atau pendeskripsian terserah kalian mengartikannya sebagaia apa.

Ini adalah part ke lima yang mudah-mudahan sebuah akhir sebenarnya dari buku ini namun tidak untuk ceritaku. Ditulis dengan rasa rindu kepada kalian, dan kuharap kalian membacanya dengan penuh rasa bingung.

Sebab beberapa part ini ditulis dengan alur yang loncat-loncat dan itu dilakukan dengan sebuah kesengajaan. Selain aku terinspirasi dari cara jalan si pocong, aku juga ingin membuat kalian bingung.

Dan, meski gagal aku tetap ingin membuat cerita yang tidak biasa. Biasanya sebuah buku disajikan dengan banyak permasalahan dan penyelesaian yang jelas, tapi aku tidak. Aku menyajikan masalah, kuselesaikan sebagian, lalu sebagian lagi biarkan jadi kenang-kenangan.

Jika merasa ada yang terlalu simpel, tidak papa berarti tujuanku berhasil. Masalah yang aku bagi ingin yang simpel aja. Sebab aku tahu, pada bagian akhir, kalian akan dibuat bingung dengan alur ceritanya yang seperti ini.

Tujuanku baik, aku cuma ingin kalian merasakan sensasi pintu Doraemon yang dapat membawa kalian kemana saja dan ke waktu kapan saja.

Dengan begini aku sangat sadar akan banyak sekali beberapa bagian yang tidak terungkap jelas. Seperti bagaimana bisa aku menikah dengan Mia? Bagaimana aku bisa baikan dengan Ayah dan Dista? Dan lain lagi yang kemungkinan muncul di benak kalian.

Mari kita jawab dengan pemikiranku. Aku sudah mendengarkan benak kalian yang kebingungan. Sekarang dengarkan aku.

Jawabannya adalah tidak semua harus diceritakan, tidak semuanya harus tahu. Biar beberapa cuma aku dan Mia yang tahu. Kalian sudah banyak tahu tentang kisah cinta beruang kutub dan bidadari, itu sudah lebih dari cukup bagiku. Aku sudah sangat senang dengan kalian mau membacanya. Jangan dijadikan pikiran, aku share ceritaku bukan untuk bikin kalian migrain. Tapi kalau ngotot, sikahkan namun itu diluar tanggung jawabku.

Kenapa tak kuceritakan? Karena sesuai kesepakan part ini hanya sampai empat puluh saja. Jawab simpel, bagaimana bisa saya menikah dengan Mia? Bisa, sebab kami saling mencintai dan sudah dewasa juga siap. Bagaimana caranya saya bisa berbaikan dengan Ayah dan Dista? Banyak caranya, salah satunya dengan lebaran. Lalu bagaimana tentang Irhan, Dania, Anita dan yang lainnya? Kita do'akan sama-sama semoga mereka hidup sebahagia diriku.

Tapi tak masalah, kalau ada yang kurang puas dan menyampaikan keritiknya. Aku terima, sebab aku masih ingat pelajaran PPKN tentang HAM dan akan selalu ingat insyaallah, serta paham pada salah satu poinnya : bebas menyatakan pendapat.

Itulah penjelasanku, pemikiranku yang mudah-mudahan mau kalian terima. Tidak diterima juga tidak papa jangan dibuang, kasih ke yang lebih membutuhkan.

Dan inilah part #5.

.
.
.

Reuni adalah sebuah perkumpulan kembali alumni yang boleh dilakukan dan tidak ketika kalau ada halangan. Namun hari ini dengan penuh perasaan senang aku menghadiri kegiatan tersebut yang kebetulan dilakukan di rumah Ibuku di kawasan Cikapundung.

Yang datang cuma kawananku dan istri-istri mereka. Istri mereka ada yang berwujud manusia dan bisa disalami ada juga berupa angan-angan belaka sehingga jangankan disalami dilihat saja susahnya minta ampun. Do'akan saja semoga para jomblo di muka bumi segera tidak jomblo lagi.

Kalau aku sih bersyukur sudah punya istri satu. Satu-satunya akan selalu begitu. Istri yang cantiknya subhanaulloh. Yang luar biasa sabarnya menghadapiku ketika aku sedang manja sebab sakit. Kakau aku bilang dia sabar ketika menghadapiku yang marah atau kesel, berarti itu fitnah. Aku belum pernah merasa kesal atau marah padanya.

(From) BandoengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang