Bandoeng 34

448 28 2
                                    

ºBalikan♡º

Mia PoV

Ulangan tengah semester sudah berlangsung dan ini hari pamungkas alias penutupan.

Fisika, membawa sejuta kerumitan yang lebih dari hanya menentukan berapa besar medan magnet atau teori lainnya yang amat rinci, sebab fisika... aku mulai terbiasa rindu yang lebih kemelut daripadamu. Dan beberapa hari ke belakang tiap kali aku mulai menggali soal-soal fisika, yang ada hanyalah kelebat kenangan yang mengganggu konsentrasi.

Aku di sini murung sendiri lebih meresahi dia daripada nilai-nilaiku. Anggap saja aku bodoh, mungkin karena kau tidak merasakan indahnya masa SMA sepertiku. Bergelut dengan perasaan dan nyaris mendewakan sosialisasi perasaan daripada keruwetan ilmu IPA dan IPS.

Jadwal setiap harinya berubah. Ada lima hari. Dan sekarang jum'at cuma satu pelajaran yaitu fisika dan kelasku sekarang bagian dicampur dengan kelas IPS.

Semesta seolah ikut mendukung menyudutkan aku ketika aku tahu ternyata kelas XII IPS 1. Nomor Absen diurut entah sedemikian rupa, membuat Ardan duduk tepat di sebrang kiri. Di sebelah bangku yang ada di depanku.

Dia terlihat begitu percaya diri mengerjakan soal, meski badung dia memang pintar, sering juara kelas.

Ketika kulirikan mataku ke arahnya diam-diam dia juga melirikku. Maka aku segera memalingkan wajahku dan menyibukan diri dengan kotretanku.

"Ssst... hey... cantik!"
Kudengar berisikan-bisikan itu, dan ketika kudongakan wajahku... betapa sangat terkejutnya karena Ardan ternyata memanggilku. Aku menatapnya dan dia menopang wajah mengarah ke belakang--ke arahku--sambil tersenyum.

"Aku nanti mau ngomong," katanya dengan suara berbisik. Aku mengangguk dan kembali  berapi-api fokus, padahal tidak. Sebab kesenangan sedang meluap-luap di hatiku.

Setelah beberapa lama, sebuah kertas jatuh tepat ke di mejaku. Aku melirik Ardan, senyum dan kerdutan kedua alisnya adalah sinyal jika ia yang melakukannya.

Aku meraihnya, dan membukanya di bawah meja. Karena takut dituduh contekkan oleh pengawas.

HEY KAMU...
PEMICU LIARNYA FANTASIKU
PELEDAK SISI ROMANTISKU
JANGAN TERJUN RENJANAKU
PERASAAN INI SANGAT DALAM
TAPI KALAU KAU NEKAT
SINI! INI LAUT PUNYAMU
JADILAH IKAN, KEPITING, HIU ATAU PENYU
JADI APA PUN KAMU
KAU BISA TINGGAL DAN NIKMATI AKU
Gratis!!

--ArdanImamArzak

Tanpa kusadari dan kemudian aku sadar ternyata aku tersenyum. Kau tahu rasanya terbang? Untuk menembus atmosfer atau bahkan sampai bulan, tak perlu sayap atau pesawat luar angkasa. Cukup punya Ardan. Iya, kira-kira seperti itulah rasanya.

Kutulis dibalik kertasnya.

HARAP TENANG SEDANG UJIAN!!

Kemudian melemparnya dan Ardan menangkapnya dengan cepat tanpa sepengetahuan pengawas. Dia membukanya di bawah meja sama seperti yang kulakukan, tersenyum lalu kembali menulis. Dan tak lama lemparan kertasnya pun jatuh lagi di atas mejaku.

HARAP SENANG SEDANG RINDUAN...

"Yang sudah kumpulkan!" Suara menggelgar milik Bu Farah membuatku tersentak dan segera menyimpan kertas itu ke kolong bangku.

(From) BandoengWhere stories live. Discover now