#1

393 18 29
                                    

Selamat sore...

Bandung mendung euy hari ini.
Aku bilang aku pemilik Bandung, tapi kayaknya bukan. Soalnya aku suruh Bandung supaya cerah (untuk mencerahkan hari Mia) tetap saja Bandung mendung. Apa kali ia budek ya? Mana mungkin, karena selama ini Bandung baik padaku dan mau memberi kesenangan hidup tanpa kupinta.

Jadi lewat chat aku minta maaf deh sama Mia kalau Bandung gak mau nurut sama aku, dia katanya langsung cemberut dia bilang"Ardan pemilik Bandung imitasi!" balasnya.

Tapi aku teringat sesuatu, kutelpon Bi Sari (orang yang suka membantu di rumah Mia) dan dengan segala kerendahan hati aku meminta tolong kepadanya supaya pergi ke kamar Mia dan menekankan stop kontak lampu. Kalau Mia tanya, jawab saja ARDAN BISA MENCERAHKAN KAMARMU. Dan alhamdulillah si Bibi nurut, alhasil Mia ngasih ciuman, lewat chat tapi.

Alhamdulillah aku sehat detik ini dan namaku masih Ardan dan insyaallah tidak akan berubah. Kalau aku mau merubahnya Ibuku repot, harus numpeng, berarti harus beli beras, beli beras harus pake uang, dapet uang harus rayu-rayu Papa. Belum lagi harga bikin akta kelahiran makin mahal. Ribet pokoknya kalau diterusin bisa berujung dengan menjewerku.

Tapi seandainya jika aku ingin mengubah namaku, namaku mau jadi nama yang tak bisa ditulis. Tak bisa ditulis berarti tak bisa disebut yang juga berarti susah dipanggil. Aku senang deh kalau udah gitu, gak akan ada yang memanggil dan menyuruhku ini itu, kecuali Alloh yang bisa memanggilku kapan saja ia mau sekalipun namaku tak bisa disebut.
Dan aku jadi geli pasti orang kebingungan mau manggil aku bagaimana, otomatis mereka harus menghampiri dan mencolek ku dulu kalau mau apa-apa. Jadi gak kebayang gimana sulitnya pihak sekolah mengurus absenku, hahaha. Tapi kecuali Mia, aku beri dia keringanan. Khusus dia bisa panggil aku sayang, hahaha.

Gaje? Iya, aku juga merasa begitu. Tapi aku ingin mengungkapkan satu hal. Yang jadi rahasiaku hari ini. Yaitu aku kangen dengan kalian para pendengar eh pembaca ceritaku. Mau kalian membalas kangenku atau tidak, aku tidak peduli. Jadi akhirnya aku menulis.

Aku mau cerita, didenger heug teu kajeun!

Hari ini aku resmi jadi seorang mahasiswa di sebuah kampus yang berada di kota Bandung. Senang, dapet beasiswa setelah susah payah melewati berbagai soal tes, dan akhirnya lulus dan saya pun bisa gratis kuliah.

Dan hari ini aku sedang melamun di kostan. Sambil menikmati combro yang di bikin Bi Entuy, warungnya dekat dengan kostku, dan dia sangat baik. Jadi ingat Bi Enok dan Bi Onah di sekolah.

Selain combro sepiring aku juga ditemani secangkir kopi, entah kenapa asapnya yang anggun mengelepus membuatku ingat sama Mia. Padahal dia si gadisku itu, tidak gemulai seperti asap. Dia itu anggun tapi tidak feminim, tidak juga tomboy. Dalam ukuran pas sebagai seorang wanita untuk aku sukai.

Aku membuka laptopku, dan melihat isi flashdiskku. Di sana ada sebuah folder yang kunamai Ketika beruang kutub jatuh cinta, dan aku jadi ingat saat itu, ketika jam istirahat kalau tidak salah aku membuatnya, aku langsung kena komentar si Fahri yang juga lihat karena dia sedang menemaniku makan di kantin, dia bilang : kurang panjang maneh tah eta ngaran folder. Yang artinya dia menyindirku karena nama folder nya kepanjangan.

Ketika buka, ternyata di sana ada beberapa file dengan tanggal  29 Agustus 2016. Aku ingat, itu hari di mana aku melihat Mia untuk pertama kalinya. Intinya, isinya adalah tulisan tanganku yang gak karuan yang ditujukan untuk Mia.

1

Tak ada yang secantik Mia.
Semua bunga di Alun-alun atau bahkan di dunia, kalah !

Tak ada yang semanis Mia.
Maaf kepada si madu, cokelat, dan gula, kalian kalah !

Tak ada yang seindah Mia.
Hai perhiasan dan pelangi, kamu sekalian kalah!

Tak ada yang sesegar Mia.
Tentu air dan buah-buahan pun juga kalah!

Jadi hey kamu
biar kujaga ya?

Sebab aku cemas !

Karena... mereka
Si Bunga, Madu, Cokelat, Gula, Perhiasan, Pelangi, Air dan Buah-buahan, iri!

Bersekutu ingin mengalahkanmu.

ArdanImamArzak

2

Aku...
Ingin mengganti namaku.
Ardan Imam Arzak
Terasa kurang pas ketika melihatmu
Bagaiaman jika...
Ardan Imam Mia
Bagaimana?
Iya.
Jadi imam untuk Mia

3
Mia kau tahu Amor?
Kusuruh dia agar luluhkan kamu
Dia pegang panah
Nyaris menembakannya
Tapi kutahan :
Jangan gunakan panah
Mia bisa terluka
Berikan saja Mia sayapmu
Kalau kau (Amor) tak mau
Kenalkan!
Aku bisa memecatmu

Mungkin waktu itu aku merasa ingin mengenalkan padanya Fly in love yang mudah mudahan tidak sakit karena bukan Fall. Terbang bukan jatuh.

Entah kenapa aku tertawa membacanya. Aku seperti pemabuk hari itu. Keracunan! Keracunan si dia yang istimewa karena sederhana. Kelilipan si dia yang memesona karena apa adanya.

Dan sekarang jarak biarkan aku jauh dengannya. Bertemu cuma sebulan sekali. Dan jangan salah aku di sini tak pernah lepas dari strategi, untuk membuat dia merasa senang berada di bumi.

Tunggu aku... di 5 september.

Sekian.
Sampai jumpa kembali.

--Bandoeng

Kepada yang nanya di pesan
Ardanimamarzak iya itu emang IG si Ardan wkwkwk.

(From) BandoengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang