Bandoeng 13

426 34 6
                                    

ºRASAº

Aku bangun pukul empat seperti biasa, untuk sembahyang subuh. Setelahnya aku kembali masuk kamar untuk kembali tidur, meski biasanya aku suka diam di ruang tengah untuk membaca buku pelajaran atau ketika libur hari minggu--seperti sekarang--biasanya aku menonton TV. Tapi hari ini aku tidak minat.

Tante Ani melihatku melengos ke kamar namun ia tak berkomentar, dia memang peka terhadap perubahan emosi ataupun ekspresi wajahku.

Bangun pukul sembilan. Aku segera membereskan kamar dan setelahnya pergi ke belakang untuk mencuci sepatu dan baju-bajuku. Kemudian aku mandi, setelah itu membantu Tante dan Oma di dapur. Tak ada yang membicarakan kejadian semalam, hal itu membuatku lega. Meski Oma sempat bertanya kenapa aku terlihat murung, tapi dengan baiknya Tante Ani mewakili untuk menjawab. Tante bilang 'biasalah Oma anak muda.'

Setelah sarapan aku pergi ke taman di belakang rumah. Kecil sih, tapi sejuk dan nayaman. Aku ingin bersantai di ayunan kursi besi, ayunan ini dipasang sendiri oleh Ayahku waktu aku masih kelas enam SD, awet samapai sekarang. Aku menggelarkan kain tebal untuk alas dan menyimpan bantal kencil untuk menyangga kepalaku lalu merebah. Mengaktifkan ponselku yang sejak semalam kumatikan. Lalu pesan dan notifikasi pun berdatangan. Ada SMS pemberitahuan yang memberi tahu nomor Ardan mencoba menguhubungi beberapa kali.

Aku membuka pesan masuk. Ada yang berasal dari Dea yang menanyakan keadaanku, ada yang dari operaror yang menawari layanan, ada juga dari Ardan.

22: 01

Maaf Mia... maafin aku.

Mia jangan marah... aku mohon.

Mia 😢

Mi...

Entah kenapa air mataku meleleh lagi. Aku menyekanya dan terus menscroll layar untuk membaca pesan-pesan dari Ardan. Bahkan dia mengirim pesan sampai pukul tiga subuh.

20: 34

Mia aku sadar aku gak baik buat kamu

20:58

Tapi aku sayang kamu

20:59

Amat sangat sayang

Sekali

23: 01
Aku tahu menurutmu berantem itu gak baik

02: 55
Aku sudah berusaha tak melawan dan sabar

Tapi dia ngatain kamu, aku gak suka

Jantungku berdetak kencang membacanya tak terkecuali meskipun aku sedang dilanda kesal padanya.

Aku membuka WhatsApp yang ternyata juga ada pesan dari Ardan. Dia juga mengirim photo kami ketika bermain di alun-alun.

03.00

Jangan jadikan kesenangan terakhir...

03.07

Selamat malam buat kamu
Bukan bintang, bukan pelangi atau mawar
Tapi lebih dari semua yang indah di muka bumi.

(From) BandoengWhere stories live. Discover now