BANDOENG

409 22 10
                                    

ARDAN IMAM ARZAK

Terimakasih yang sudah kepo dan mau tahu aja kisah saya sama Mia. Memang ringan ya? Kelihatannya eh kebacanya aja ringan. Tidak untuk dijalani. Tapi inilah saya. Yang kemudian bisa berdamai dengan masalalu, dengan Ayah dan Dista. Aku belajar, jika air tuba tak harus dibayar dengan air tuba pula.

Aku bersyukur pada Alloh.
Aku senang hidup di bumi. Bersama tiga bidadari (Ibu, Arla, dan Mia) juga pelengkap lainya. Seperti Papa, Ayah, Dista, seluruh kawanku. Juga kalian para manusia yang bertebaran dimana-mana, serta tumbuhan, binatang dan benda-benda. Aku bersyukur, tanpa kalian aku sepi atau mungkin tak ada.

Di sini saya juga mau meminta maaf. Banyak dosa duh! Maaf kalau ada perilaku jelek saya ya? Jangan dicontoh!

Maaf buat Ibu karena selalu buatmu pusing, kusarankan poldanmix tapi tidak mau. Katanya gak nyambung.

Dan maaf buat Lala kalau Abang kadang nyebelin dan bikin Lala nangis.

Maaf buat Mia karena selalu bikin kamu kesel yang... tapi da Aa mah bener-bener cinta 12847383 % cinta!

Maaf buat Papa, sering bikin riweuh karena aku pelanggar peraturan terhormat yang kadang sulit kau pahami.

Maaf buat Ayah, Dista pernah benci kalian. Doain Ardan supaya bisa nyusul ke Jepang ya...

Maaf kawan-kawan kalau aku kadang seenaknya. Maaf yah kalau aku gak setuju dengan usul kalian supaya aku jadi ikut mencalonkan diri jadi walkot Bandung.
Alasannya selain usia masih muda, juga  aku gak senang repot-repot. Ngurusin kalian gè sudah nista lieurna.

Untuk guru-guruku maaf banyak sekali  kesalahanku apalagi kalau sedang nulis pasti typo. Dan kadang aku mikir, kenapa aku gak pernah dikeluarkan. Ternyata alasannya simple cuma satu kata. Pinter cenah. Jadi dua kata pake cenah.

Dan buat si kuda yang bikin pembaca salah paham. Maaf yah... aku baru sadar ternyata kamu anak kelinci. Untung dikasih tahu Mia.

Makasih tanpa henti pokonya.

MIA RENJANA

Aku tak terlalu banyak mengupas masalah keluargaku di buku ini. Karena aku ingin bercerita khusus tentang si dia. Yang senang menyendiri di kutub, merasa aman dengan bulu tebalnya, dan merasa gagah dengan taring dan cakarnya. Iya, beruangku... Ardan Imam Arzak. Cerita tentang keluargaku ada di buku khusus, di simpan di lemari.

Cerita Ardan bertemu keluarga lengkapku, atau tentang apa pun itu. Bisa ada di chapter bonus nanti, sesuai permintaan kalau ada yang minta. Syukur kalau nggak ada, kasian author hahaha.

Terimakasih sudah mau membaca ceritaku pokoknya.

Ini kayaknya tamat. Karena memang simpel. Bertujuan untuk mengisi waktu nganggur kalian, bukan untuk melilieur alias memusingkan kamu dengan konflik.

Sebenarnya banyak konfliknya hidupku itu, tapi kurangkum sedemikian rupa sampe gaje.

Hari-hari sama Ardan juga selanjutnya dipenuhi dengan banyak kejadian. Berantem atau So Sweet itu hal biasa dalam hubungan. Yang luar biasanya adalah kedua hati yang ingin tetap bertahan dengan takaran cinta yang tidak mengurang. Lebay hahaha.

Nah... kalau kangen, tunggu saja. Aku dan Ardan pasti sesekali datang di lembar-lembar bonus.

Bye bye...

Inilah kami... kisah cinta sederhana dari Bandoeng. Dari kota kembang yang berbunga, berbunganya lebih dari kembang tujuh rupa ritual sesajen.

..We love Bandung..

-TERIMA KASIH-

Lagu yang menurutku cocok dari Ardan buat Mia

Terbang oleh : Gamaliel Tapiheru

(From) BandoengOù les histoires vivent. Découvrez maintenant