Bandoeng 14

444 32 1
                                    

ºYANG SAMAº

Aku pergi ke perpustakaan setelah bel istirahat. Ada beberapa buku mata pelajaran yang harus kupinjam.

Aku melewati meja dimana beberapa siswa sibuk membaca di sana. Mencari buku sesuai tag name rak nya, lalu setelah dapat aku menemui Bu Sri penjaga perpus.

Kalau meminjam satu buku paket untuk selama satu semester maka harus bayar dua ribu, sedangkan kalau meminjam cuma untuk satu minggu bayarnya seribu. Kuserahkan uang enam ribu untuk tiga buku yang kupinjam.

Bu Sri sedang mencatatkan judul-judul buku yang kupinjam di kartu pinjaman. Aku duduk di depannya menunggu.

"Bu kok Ekonomi Praktis gak ada ya?" Aku mengangkat wajahku melirik siswa laki-laki yang berdiri di sampingku. Lalu kembali menunduk sebelum ia menyadarinya.

"Habis kayaknya Han..." sahut Bu Sri tanpa menoleh. Irhan kembali menghampiri barisan bertitle Ekonomi.

"Makasih Bu..." Aku segera keluar.

Aku menelusuri koridor. Jika menoleh ke belakang, setelah ruangan perpustakaan, ada adalah lab kompeter dan lab kimia, sedangkan ruangan sebelumnya adalah ruang BK. Lalu yang paling ujung sana setelah ruangan lab ada toilet laki-laki dan biasa dipakai ngumpul dan merokok anak-anak nakal. Gak tahu deh kelompok Ardan atau bukan, karena katanya mereka suka merokok di warung Bi Enok.

Merokok?

Kepada Mia di tempat
Aku Ardan, laki-laki
Suka merokok
Bertemu denganmu
Dan mulai berfikir
Nokotin itu seperti kamu
Zat adiktif yang bikin kecanduan

Aku tersenyum mengingat puisi itu.

"Kirain gak sekolah." Aku tersentak mendengar sapaan itu.

Langkah tenang kaki Irhan memang dari dulu sulit untuk disadari keberadaannya. Tiba-tiba saja dia sudah berdiri di sampingku sambil menenteng sebuah buku paket. Dan yang lebih mengejutkan adalah senyuman di bibirnya.

"Sekolah," sahutku singkat.

"Kamu pasti kaget ya?" Aku diam merengut. "Ardan emang bandel."

Lantas aku menatapnya dan memasang ekspresi memberengut. Aku kurang suka mendengarnya.

"Dia emang onar, pernah sampe masuk penjara, dia juga suka bolos, suka berantem--"

"Dia suka merokok, dia suka minum kopi, dia suka maen bola, dia suka kesenian sunda, DIA SUKA AKU."

Irhan terecekat, ia menarik paksa kerongkongannya ke bawah. Mungkin ia tak percaya dengan apa yang kuucapkan.

"Dia suka mabok," tambahnya dengan tatapan dingin.

"Oh ya? Punya bukti?"
"Nih ya... apa yang aku ucapin barusan, itu yang pernah aku denger langsung dari pengakuannya Ardan."
"GAK NGARANG!" tandasku lalu melengos meninggalkannya.

"Mi, Mia!" Irhan mengejarku lalu meraih lengan ku untuk menghentikan langkahku.

"Lepasin." Aku menarik tanganku dari cengkramaanya tapi tak berhasil lepas.

"Oke maaf, aku bikin kamu marah. Tapi aku cuma gak mau kamu kenapa-napa."

"Kamu jelek-jelekin temen kamu sendiri tahu gak!"
"Lepasin ah!"

(From) BandoengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang