Bandoeng 27

352 28 6
                                    

ºMIA... mmm?º

Ardan Pov
😨

Jam sepuluh lewat, hujan berhenti. Dan baru saat itu Mia mengizinkan aku pulang. Tapi siapa disangka ketika sedang di jalan hujan deras kembali turun. Alhasil basah kuyup lah diriku yang malang ini. Malang, karena dinginnya jadi amat kerasa ketika Mia tidak ada di boncengan.

Rumahku sudah terlihat sepi dan pintunya sudah dikunci dari dalam. Untungnya aku selalu membawa kunci cadangan. Ibu dan Arla pasti sudah tidur. Kalau Papaku sih sudah tentu jarang ada di rumah. Dia sukanya ada di kantor polisi karena dia seorang polisi.

Bajuku basah dan kotor karena terkena cipratan air kubangan di jalan, jadi aku masuk ke kamar mandi sebelum masuk ke kamar tidur. Papaku suka nyanyi di kamar mandi, kalau aku sih sukanya mandi.

Saat aku keluar, Ibuku sudah berada di dapur, langsung terkejut ketika melihatku keluar dari kamar mandi dan cuma pake handuk. "Masyaalloh!" teriaknya.

"Hahaha!" Lantas aku tertawa melihat ekspresinya. Ibu segera memberi cubitan singkat di perutku.

"Kapan pulang hah?" katanya dengan nada sok galak. Belum sempat kujawab ia kembali bicara--sembari sibuk mengeluarkan beberapa makanan ringan dari lemari nakas, kalau sudah begitu berarti Arla bangun malam dan pengen nyemil--"Kerjanya main mulu! Bentar lagi ujian, belajar napa!"

"Tuh liat," kutunjuk buku yang tergeletak di atas meja makan. Itu buku Mia yang PR nya belum sempat kami selesaikan semua. Jadi aku bawa pulang untuk menyelsaikannya.

"Itu apa emang?" tanya Ibuku.

"Kalau aku jawab buku, salah tidak?"

"Hahaha, iya Mama juga tahu itu buku. Tapi emang buku pelajaran? Kok pink!"

"Punya calon mantumu, dia minta diajarin."

"Ohh, pantas. Ajarin dia kalau kamu mampu. Punya ilmu jangan pelit."

"Siap!" Kuberi ibuku hormat seperti yang suka dilakukan Papa ketika Ibu memberikan perintah padanya. Biarpun polisi tapi kalau masalah istri, Papaku suka kalah. Dia lebih senang menyebutnya mengalah meski aku sukanya bilang kalah.

Lalu kuambil buku Mia karena takut lupa.

"Sudah! Pake baju sana! Mandi malam-malam masuk angin tar." Kuhampiri Ibuku dan mencium pipinya sebelum aku masuk kamar.

Setelah beres memakai baju, aku langsung duduk di meja belajar, berusaha memcahkan soal demi soal fisika.

Tapi aku mendadak bersin, cukup kerap, sampai bisa mengundang ingus di hidungku. Terasa gatal dan menyita konsentrasi. Aku berusaha mempertahankan diriku, walau kepalaku sudah mulai berdenyut dan ngantuk menyerangku. Aku tak bisa mengusir kantuknya, sebab si kopi malah ketinggalan di rumah Mia. Sempat kepikiran, apa gara-gara ucapan si Ibu, kalau iya, keren... langsung manjur yah.

Kesehatanku sepertinya akan sedikit bermasalah. Mungkin karena terlalu banyak begadang dan pulang malam.

Sebenarnya malam ini pun Galuh mengajak footsal, tadinya mau pergi, tapi sekarang tubuhku meriang seperti ini, dan cuaca tidak mendukung kayaknya aku batal.

Selesai sudah semua soal kujawab. Aku pun beralih ke halaman paling belakang dari bukunya.

Bandung, 29 September, 2016

Yth (yang terkasih)
Mia Renjana
di tempat

Dengan surat ini saya :
nama : Ardan Imam Arzak
Kelas : XII IPS 1
memberithaukan bahwa saya selaku pacarmu tidak bisa jemput kamu ataupun datang ke sekolah dikarenakan sakit. Sakitnya entah sampai kapan, da gak dikasih tahu tuhan.

(From) BandoengWhere stories live. Discover now