95. Wujud Tokoh Lo Hian

1.6K 39 0
                                    

Tay Ih siansu mendahului loncat ke muka, "Senjataku panjang dan berat. Biarlah aku yang membuka jalan," katanya sambil melangkah maju.

Saat itu Tay Ih siansu dan rombongannya hanya terpisah setombak dari binatang itu. Samar-samar mereka melihat seekor binatang aneh sebesar kerbau tengah mendekam di tengah jalan.

Setelah kerahkan tenaga dalam, Tay Ih Siansu menyerbu ke muka. Memang setelah melihat makhluk itu, mereka agak jerih. Maka begitu menyerbu, merekapun menggunakan senjata.

Ciok Sam-kong tertawa, "Seumur hidup hanya tiga kali aku menggunakan senjata, tetapi karena saat ini keadaan memaksa, terpaksa sekali lagi aku harus menggunakan senjata!"

"Hai, berpuluh tahun menjadi sahabat, baru saat ini kuketahui kalau Ciok-heng juga menggunakan senjata. Benar-benar aku akan tambah pengalaman," seru Tek Cin.

Jago tua dan Swat-san-pay itu merogoh dari balik bajunya. Dikeluarkan sebuah benda yang mirip dengan ruyung lemas atau cambuk. Tetapi cambuk itu panjangnya hanya setengah meter. Katai seperti biji buah tho. Sekalian kawan-kawannya tak tahu senjata apa itu.

Walaupun Tay Ih siansu sudah maju mendekati tetapi binatang itu tetap tak bergerak. Hanya sepasang matanya yang bersinar-sinar menatap paderi itu.

Setelah saling beradu pandang beberapa jenak sekonyong-konyong Tay Ih menusukkan tongkatnya. Binatang itu bangkit dan mundur dengan gesit. Tampaknya binatang itu tak melawan.

Tay Ih tertegun. Dengan lindungan tongkat kemuka, ia memburu maju. Tetapi binatang itu pun berputar tubuh dan berjalan masuk. Ekornya mengibas-ngibas tak henti hentinya. Karena melihat binatang itu tak melawan, Tay In pun tak mau terlalu mendesak. Dia hanya mengikuti di belakang.

Sepuluh tombak jauhnya binatang itupun membelok sebuah tikungan dan pemandangan di situpun tiba-tiba berobah keadaannya. Kedua belah dinding karang, putih bersih berkilau kilauan. Dinding langit-langit menjulur kebawah, penuh dengan beribu-ribu lubang. Lorong jalanannyapun bersih mengkilap sehingga sekalian tokoh dapat melihat keadaan seluas lima tombak.

Kini mereka dapat melihat bentuk yang sebenarnya dari binatang aneh itu. Kepalanya menyerupai singa, tetapi badannya seperti ular. Ekornya panjang sampai ketanah. Empat kakinya panjang dan halus. Tubuhnya penuh tumbuh bulu-bulu panjang berwarna kuning. Tetapi yang bagian bawah mempunyai sisik. Diatas ubun-ubun kepalanya terdapat lubang yang memancarkan sinar.

Cau Yan-hui menanyakan apakah Ciok Sam-kong tahu akan binatang itu. Jago tua dari Swat-san-pay itu menggeleng.

Tiba-tiba binatang itu berputar tubuh dan menguakkan mulutnya. Terdengar suara mengaum keras macam halilintar meledak.

Tay Ih siansu memutar tongkatnya dan menyerbu tetapi binatang itu lari lagi. Tiba-tiba ketua Siau-lim-si itu berhenti. Ia teringat bahwa makhluk atau binatang yang aneh tentu mempunyai naluri yang tajam sekali.

Kemungkinan gerak gerik binatang itu memang mempunyai maksud tertentu. Maksud seperti hendak menjadi petunjuk jalan kepada rombongan Tay Ih siansu.

Setelah berjalan beberapa saat, binatang aneh itu berhenti dan berpaling ke arah Tay Ih, kemudian berjalan lagi. Selama itu mereka bertemu dengan beberapa persimpangan jalan. Tetapi rombongan tokoh-tokoh itu, tetap mengikuti si makhluk yang aneh itu.

Sepertanak nasi lamanya, tiba-tiba binatang itu berhenti. Setelah memandang ke arah rombongan tokoh-tokoh itu. ia mengangkat kakinya yang depan dan menggaruk garuk dinding karang itu. "Eh, apakah didalam dinding karang itu terdapat sesuatu yang aneh?" bisik Tay Ih kepada kawan-kawannya.

Ciok Sam-kong perlahan-lahan maju menghampiri. Ia meraba-raba dinding karang yang digaruki binatang itu. Melihat Ciok Sam-kong mendekati, binatang itu menyurut mundur perlahan-lahan.

Wanita IblisDonde viven las historias. Descúbrelo ahora