76. Isteri Belum Serumah

2.8K 66 0
                                    

Ceng Hun totiang tampak tegang sekali. Ia telah mendapat semua permintaan dari ketua Siau-lim-si. Itu berarti suatu kepercayaan. Jika pil itu tak dapat menyadarkan Siu-lam, nama Ceng-sia-pay pasti akan ternoda.

Dalam pada itu harapan makin terang Ceng Hun totiang menghela napas. Tiba-tiba ia menepuk jalan darah didada Siu-lam.

Siu-lam mengerang dan membuka mata perlahan-lahan.

Tay Ih siansu girang sekali.

"Dimanakah perempuan siluman Beng-gak itu? Apakah dia sudah kabur?" begitu membuka mata, Siu-lam terus menanyakan soal itu.

"Saat ini hari sudah terang tanah. Karena belum datang kembali, tentulah dia sudah pulang ke Beng-gak," kata Tay Ih Siansu.

Siu-lam tertawa, "Bagaimanakah dengan kedua locianpwe Lam-koay dan Pak-koay?"

"Mereka masih tetap berada dalam jaring. Tetapi tidak menderita luka apa apa. Loni tentu berusaha untuk menolongnya harap sicu jangan kuatir," kata Tay Ih siansu.

Siu-lam hendak berkata lagi tetapi dicegah Ceng Hun totiang yang menasehatkan supaya jangan banyak bicara dulu.

Berpaling anak muda itu memandang ketua Ceng-sia-pay beberapa jenak lalu tegurnya dengan suara lemah, "Siapakah totiang?"

Tay Ih siansu segera memperkenalkan ketua Ceng-sia-pay yang sekarang. Pandai dalam ilmu pengobatan dan luas pengalaman. "Ceng Hun toheng telah memenuhi permintaan loni untuk menolong sicu."

"Harap lo-siansu jangan terlalu memuji. Pinto hanya melakukan apa yang pinto mampu saja!"

Tay Ih tergetar hatinya. Ia ingat keterangan Ceng Hun totiang tadi bahwa harapan Siu-lam tipis sekali. Dan ternyata ketika memandang kearah Siu-lam, ternyata anak muda itu pejamkan mata lagi.

Ceng Hun totiang memberi isyarat mengajak Tay Ih keluar.

"Bagaimana keadaannya?" tanya Tay Ih Siansu dengan berdebar.

"Pinto heran sekali, selama dalam pengalaman pinto mengobati orang, baru pertama kali ini menjumpai keadaan yang begini aneh. Dia terluka parah sekali dan seharusnya sudah mati. Tapi anehnya dia masih tetap hidup ......."

"Sewaktu menderita luka dalam pertempuran, dia telah minum sebotol pil Siok-beng-tan buatan Siau-lim-si."

Tay Ih segera menuturkan ringkas pertempuran anak muda itu melawan ketua Beng-gak.

"Oh, benarlah. Karena kekuatan pil itu belum lenyap maka dia dapat bertahan ......." kata Ceng Hun totiang.

Kemudian ia memandang kelangit dan menghela napas, "Pinto tak berdaya lagi. Andaikata dapat menyembuhkan lukanya, tetapi tenaga dalam pinto pasti habis dan tentu cacad seumur hidup. Tetapi usaha itupun belum pasti akan berhasil menyembuhkannya!"

Tay Ih siansu hanya menyerahkan saja bagaimana baiknya ketua Ceng-sia-pay.

Berkata Ceng Hun totiang :"Menurut hasil pemeriksaan urat nadinya, dikuatirkan dia tak dapat hidup sampai setengah hari lagi. Sekalipun kita tahu tempat obat mukjijat pun temponya pun tentu tak keburu lagi. Taysu sudah menunaikan seluruh tenaga dan pikiran untuk menolongnya.

Tetapi hendaknya janganlah taysu jadi patah semangat karena meninggalnya seorang. Karena hal itu membawa akibat pada seluruh dunia persilatan. Dan juga terhadap semangat perjuangan Siau-lim-si melawan Beng-gak!" kata Ceng Hun totiang lebih lanjut.

"Ketua Beng-gak selain berkepandaian tinggi juga banyak memiliki akal muslihat. Dia mempunyai senjata rahasia yang ganas sekali dan sukar dijaga. Sekali menabur tentu berpuluh-puluh korban akan jatuh," kata Tay Ih dengan rawan, sekarang seolah-olah masih terkenang akan peristiwa pertempuran semalam yang mengerikan itu.

Wanita IblisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang