47. Penjagaan Siau-lim-si

2.7K 59 0
                                    

Paderi tua itu menghela napas dan menukas kata-kata Siu-lam: "Pada saat melihat tulisan itu, loni marah sekali. Dalam kemarahan loni terus pulang ke gereja, tak mau menghiraukannya lagi. Bersama sute, loni lalu bertapa selama tiga puluh tahun. Bermula loni kuatir tak dapat melaksanakan rencana itu. Karena sejak dahulu, para paderi angkatan tua, paling lama hanya kuat bertapa sampai sepuluh tahun saja."

"Ikrar loni untuk bertapa sampai tiga puluh tahun itu, sebagian besar disebabkan karena kemarahan loni terhadap Lo Hian. Loni hendak gunakan waktu bertapa tiga puluh tahun itu untuk meyakinkan ketujuh puluh dua ilmu kesaktian Siau-lim-si. Selesai bertapa, loni hendak menantang Lo Hian untuk mengadu kesaktian."

"Tetapi, ah, setelah bertapa selama tiga puluh tahun, dendam perasaan loni ternyata lenyap. Cita-cita untuk berebut nama, menjadi reda. Tetapi hasil dari pada pertapaan itu, loni makin menyerapi lebih dalam akan ilmu kesaktian pusaka gereja Siau-lim-si...."

Kini tahulah Siu-lam apa sebab paderi tua itu bertekad untuk bertapa selama tiga puluh tahun.

Paderi tua itu berkata pula: "Sejak masuk dalam pertapaan, loni tak tahu lagi tentang segala perubahan yang terjadi di dunia persilatan. Tetapi yang jelas hanya tokoh yang memiliki kesaktian semacam Lo Hian saja yang mampu mengalahkan Tay Hong sutit. Andaikata bukan Lo Hian sendiripun tentulah murid yang menjadi pewarisnya...."

"Lo-siansu menebak jitu sekali. Ketua Beng-gak adalah murid pewarisnya Lo Hian!" seru Siu-lam.

Tay Hui melihat bintang-bintang di langit sudah mulai condong, pertanda hari sudah menjelang terang tanah.

Buru-buru ia berseru: "Tay Hong suheng terjebak di Beng-gak, memang sesungguhnya. Tecu amat gelisah sekali karena peristiwa itu, mohon supeh suka memberi petunjuk bagaimana untuk menyelesaikan peristiwa."

Paderi tua yang gundul tampak merenung.

Beberapa saat kemudian, baru ia berkata: "Jika ketua Beng-gak itu benar-benar murid Lo Hian maka Lo Hian telah mengabaikan sifat-sifat manusia. Dia hanya suka pada bakat tetapi lupa bahwa sifat pembawaan manusia itu sukar dirubah. Loni benar-benar ingin bertemu muka dengan orang sakti itu untuk tukar pikiran...."

Paderi gundul merasa kelepasan omong.

Ia berhenti dan berganti nada: "Tay Hong sutit merupakan bunga kebanggaan Siau-lim-si. Selain berbakat bagus, cerdas dan bijaksana pun seorang yang memegang teguh keadilan dan kebenaran. Dapat menarik garis tajam antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Di samping itu, dia merupakan bintang cemerlang dari Siau-lim-si. Tiada seorang pun yang mampu menandingi kepandaian dan kesaktiannya!"

Paderi gundul yang jarang bicara, tiba-tiba menyeletuk: "Yang sedang kita hadapi sekarang, rupanya bukan lagi soal hilangnya jejak Tay Hong sutit, tapi ancaman dari pihak Beng-gak akan menggempur gereja Siau-lim-si..."

"Benar," sahut Tay Hui siansu, "tecu benar-benar kehilangan paham untuk mengawasi hal itu. Sedang Tay Hong suheng yang begitu sakti, hilang lenyap di Beng-gak, apalagi tecu yang lebih rendah kepandaiannya. Benar-benar tecu tak sanggup memikul beban yang seberat ini!"

Paderi gundul itu berpaling dan berbisik-bisik kepada paderi tua berambut putih: "Soal Tay Hong sutit, kiranya dapat kita pertangguhkan sampai di lain waktu. Tetapi yang penting adalah menjaga keselamatan gereja Siau-lim-si..." suara paderi itu makin perlahan sekali sehingga sukar didengar lagi.

Paderi berambut putih itu menyahut: "Memang hal itu berbahaya sekali. Apabila dia masih memanjakan sifat-sifatnya yang ganas, tentu hebat sekali akibatnya!"

Kata si paderi gundul: "Empat puluh tahun merupakan jangka waktu yang panjang. Betapa ganas perangai seseorang, tetapi setelah melalui waktu sekian lama, tentulah akan berubah lebih baik."

Wanita IblisWhere stories live. Discover now