94. Keanehan Alam

2.4K 53 0
                                    

"Eh, mengapa kalian tak masuk?" tiba-tiba Kat Hong berseru dari dalam.

"Apakah Ciok locianpwe kuatir diserang orang secara gelap?" kembali Cau Yan-hui tertawa mengejek, "kalau begitu biarlah aku saja yang masuk."

Habis berkata ketua wanita dari Tiam-jong-pay itu terus berjongkok dan menyusup masuk.

"Silahkan Ciok heng ikut dibelakangku!" kata Tek Cin seraya menyusul Cau Yan-hui.

Ciok Sam-kong minta Tay Ih siansu ikut dibelakangnya. Keduanya segera menyusup masuk.

Ternyata didalam dinding karang itu merupakan sebuah ruangan alam. Dindingnya tak rata dan bagian atas melekuk-lekuk tak rata. Rupanya penghuninya telah memperbaiki tempat itu sedapat mungkin.

Setelah memeriksa seluruh keadaan ruangan itu, Cau Yan-hui menghela napas :"Alam benar-benar kaya sekali ciptaannya. Ruang yang hanya seluas tiga tombak ini mempunyai dua macam hawa!"

Teryata ruang itu memang berhawa dua macam. Yang separoh, hangat seperti iklim musim semi. Dan yang sebelah lagi dingin seperti pada musim salju.

Ciok Sam-kong tak percaya. Ia melangkah maju dan ketika melintasi batas pemisah hawa, dia rasakan hawa yang hangat. Kemudian disebelah lain ia merasakan hawa yang dingin sekali.

"Apakah kalian merasa aneh dengan kedua macam hawa disini?" tanya Kat Hong.

Cau Yan-hui mengangguk.

"Hal itu tak perlu dibuat heran," Kat Hong tertawa, "memang pada tempatnya yang berhawa hangat itu dekat dengan kawah api. Sedang yang berhawa dingin karena dekat dengan saluran air dingin. Disini masih tak begitu terasa perbedaannya. Jika melangkah kira-kira lima tombak dari ruangan ini, kita tentu akan menjumpai dua macam dunia. Yang satu panas sekali dan yang satu dingin seperti salju...." tiba-tiba ia hentikan kata-katanya karena telah kelepasan omong.

Tiba-tiba Tek Cin menjerit "Celaka!" ia terus berputar tubuh dan menerobos keluar.

Ciok Sam-kong dan kawan kawan terkejut. Merekapun menyusul keluar. Tetapi didapatinya Tek Cin tegak ditengah lorong dengan tenang.

"Ada peristiwa apa, Tek locianpwe?" tegur Cau Yan-hui.

Sambil mengurut-ngurut jenggot, Tek Cin menyahut "Tiba-tiba saja kuteringat akan orang pendek itu. Jika kita sampai terbenam dalam pembicaraan, bukankah dia mempunyai kesempatan untuk meloloskan diri?"

Cau Yan-hui hendak menyahut tetapi tak jadi, tiba-tiba Kat Hong berkata perlahan-lahan kepada ketua wanita itu, "Entah, dendam apa yang kalian ikat dengan orang pendek itu hingga kalian mengejarnya sampai kemari."

"Sama sekali tiada dendam apa-apa. Hanya kami hendak mencari jejak kawan kami dan bertemu dengan orang itu," sahut Cau Yan-hui.

"Kalau hanya begitu, mengapa kalian begitu ngotot hendak mengejar orang pendek itu?" kata Kat Hong. "Selain aneh dan beraneka ragam kepandaiannya, pun orang pendek itu memiliki tenaga dalam yang luar biasa. Jika menemukannya, belum tentu kalian dapat mengalahkannya."

"Kalau menurut pendapatmu, kita tak perlu mencarinya, bukan?" tanya Ciok Sam-kong.

"Toh kalian tak dapat mengalahkannya, perlu apa harus mencarinya?" jawab Kat Hong.

Ciok Sam-kong hendak menjawab tetapi tiba-tiba terlintas sesuatu dalam pikirannya. Ia hanya ganda tertawa saja.

"Apa yang engkau tertawakan?" Kat Hong marah karena ditertawakan itu.

"Apakah engkau takut kepada orang pendek itu?" seru Ciok Sam-kong.

Kat Hong merenung sejenak lalu menjawab, "Sekalipun tak menang padanya, tetapi engkaupun belum tentu menang dari aku!"

Wanita IblisWhere stories live. Discover now