SESAL&KESAL

164 5 4
                                    

Halo hay selamat malam...
Masih ada yang nungguin cerita ini nggak?

Makasih buat yang setia sampe di sini. Maaf juga buat yang baca kalo ngeh ada beberapa nama tokoh yang berbeda.
Makasih dan maaf dari author amatir ini.

Happy Reading!

_________________________


"Adiknya ada di ruang jenazah Mas. Silakan... "

Kata itu menjadi pukulan telak bagi Rangga. Rasanya, dunia ia hancur berkeping-keping saat mendapat penuturan itu. Dengan langkah kaki yang bergetar, Rangga memberanikan diri memasuki kamar jenazah. Bukan karena takut akan jenazah yang menghuni tempat itu, melainkan sungguh Rangga tak mampu dan tak tau harus apa saat ucapan suster tadi nyata adanya.

Rangga menghapus air matanya tatkala melihat orang lain di ruangan itu. Ia melihat remaja dengan setelan formal jas yang tengah menangis sembari terus memegang tangan jenazah yang wajahnya tertutup kain kafan.

Rangga bingung di mana dan di posisi sebelah mana adiknya berada. Mustahil jika Rangga membuka satu persatu jenazah yang ada di sana karena cukup banyak juga. Rangga berfikir, jenazah adiknya adalah yang kainnya masih bersih dan terlihat baru dari yang lain.

Setelah menyapu bersih dengan pandangannya, Rangga menyadari bahwa jenazah dengan kain baru itu adalah jenazah yang sedang di tangisi oleh remaja yang ia lihat saat masuk tadi. Perasaan Rangga kembali kacau. Ia dengan langkah lambatnya memberanikan diri membuka kain yang menutup jenazah itu.

Melihat kedatangan Rangga, sosok remaja itu bangkit dari duduknya dan menatap pada Rangga.

"Lo siapa? " tanya Agra pada Rangga.

Tak menghiraukan ucapan Agra, Rangga terus melangkah dan dengan perlahan membuka kain yang menutupi wajah jenazah itu.

Mata tajam mengerikan milik Rangga seketika hilang dan tergantikan oleh mata sendu dengan air mata yang mengalir tanpa aba-aba. Di mata Rangga terlihat jelas sosok yang tengah berbaring dengan pucat itu.

"Le... Lea... " ucap Rangga begitu lirih. Seolah ada sesuatu yang merengut semua kekuatan yang Rangga miliki, dengan tiba-tiba saja laki-laki itu terjatuh ke lantai. Tak lama kemudian Rangga meraung sembari memukul lantai ruang jenazah yang cukup dingin itu sekuat tenaga.

"ARKH ANJING! INI NGGAK MUNGKIN!! ".

Buggg

" NGGAK MUNGKIN INI NGGAK MUNGKIN!!! BANGSAT! INI NGGAK MUNGKIN TERJADI ANJING! "

Buggg

"Bang stop! Lo nyakitin diri lo! " ujar Agra yang membuat Rangga menoleh ke belakang tepatnya pada posisi berdirinya Agra sekarang.

"Lo siapa bangsat?! Kenapa adik gue bisa kaya gini?!! Apa yang lo lakuin hah?!! " Ia mencengkeram kuat kemeja Agra yang terdapat noda darah milik Lea.

Agra menunduk dalam. "Maaf... Ini salah gue... " ujar Agra begitu lirih.

Buggg

Rangga meninju keras rahang Agra hingga membuat lelaki itu tersungkur ke lantai. "BANGSAT LO! ANJING!!! " kembali, Rangga memukul wajah Agra dengan brutal.

"Mas, mas, mas cukup! " Dua orang petugas rumah sakit mencoba merelai pertengkaran yang terjadi.

Keduanya di pisahkan dengan jarak yang tak terlalu jauh. Rangga dengan mata memerah penuh amarah menatap tajam pada Agra yang menunduk itu.

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Where stories live. Discover now