65.||Kanker Hati||

101 3 0
                                    

Halo, malam...

Bagaimana kabar kalian? Semoga baik-baik saja. Oh iya, Terima kasih untuk pembaca setia ya walaupun masih bisa di itung pake jari jumlahnya.

Sedikit bocoran di part ini, wkwkwkwk

"Hepatoma atau yang sering di sebut dengan kanker hati. Penyebab nya bisa dari lingkungan, genetik keturunan dan pengidap Hepatoma setadium akhir hanya akan bertahan kurang lebih 5 bulan atau bahkan 1 tahun. Memang, penyakit itu lebih sering menyerang lansia, tapi ada kok kasus pemuda yang kaya Raga," jelas Lea.

Ghana segera menatap Raga. " Gimana cara sembuhinnya? ".

" Penyakitnya bisa di sembuhin dengan cara kemoterapi. Memang, cukup lama proses nya tapi cara itu yang terbilang lebih baik dan Raga udah berhenti kemoterapi... ".

" Satu cara lagi yang bisa nyembuhin penyakit itu dengan total".

" Apa?! "tanya Ghana dan Indra secara bersamaan.

" Transplantasi hati ".

__________________________



"Gue nggak pernah ngajarin lo buat kaya gini! "tekan Rangga pada setiap kalimat.

Freya yang di ajak bicara Rangga tersenyum sinis. " Emang, lo nggak ngajarin ini. Tapi... Lo tau? Sikap lo yang lebih bela dia di banding gue yang bikin gue kaya gini! ".

Rangga sudah mengambil ancang-ancang untuk menampar wajah Freya namun dengan rasa kesalnya Rangga menurunkan kembali tangannya.

" Liat, bahkan lo mau nampar gue? Apa dulu lo pernah nampar gue? Sekedar marah ke gue aja lo nggak pernah, bang! "kini giliran Freya yang membentak.

"Gue suka liat di menderita. Lagian, siapa suruh datang ke rumah ini dan sok-sokan mau ambil Ayah dan semuanya. Gini, kan akibatnya, " gumam Freya.

Lea mendengar, gadis itu menangis di pojokan sana tatkala mendengar penuturan Freya yang berhasil membuat hatinya merasakan sakit.

"Gue juga nggak mau di sini, " ucap Lea menghampiri keduanya.

Rangga dan Freya kompak menatap Lea. terlihat raut kaget di wajah Rangga.

"Gue! Nggak pernah pengin ambil Ayah, Bunda dan Bang Rangga dari lo! Gue juga nggak pernah punya pikiran buat ke sini. Nggak pernah! ".

Lea menitihkan air matanya yang kemudian di usap air mata itu sebelum benar-benar jauh meluruh.

Setelah mengucapkan itu, Lea berbalik badan dan pergi meninggalkan keduanya.

Sesampainya di kamar, Lea segera menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam. Kali ini Lea tak menangis kembali, Lea merasa dirinya harus kuat, diri nya harus bisa menahan air mata yang meminta untuk keluar dan Lea harus berbohong bahkan pada semuanya termasuk Bulan yang Lea anggap Ayahnya sebagai tempat bercerita.

Lea membuka jendelanya dan di sambut dengan hilir angin yang bertiup.

"Hai Ayah... Kali ini Lea baik-baik aja ".

*****

" Bunda... Ayah... Lea izin buat main sebentar, ya "ucap Lea sembari berjalan keluar.

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Where stories live. Discover now