76.||Mulai dari Awal ||

87 3 0
                                    

Selamat malam semuanya

Apa kabar? Semoga baik-baik aja, ya

“antara di mengerti dan di tanyai, kebanyakan lebih suka di mengerti. Ada beberapa hal yang tidak bisa di ucapkan melalui kata namun hanya bisa di rasakan oleh orang yang pernah merasakan nya juga ”

Happy Reading

___________________________



Tangannya melambai-lambai pada orang yang datang dan tak lupa, ia juga memberikan brosur makanan yang sedang ada potongan harga di restoran itu.

Meski panas siang ini begitu menyengat, tetapi Lea tak menghiraukan nya. Dengan wajah yang tertutup topeng badut ia terus melakukan pekerjaan. Berkali-kali Lea rasakan keringatnya terus mengucur membasahi keningnya yang ia lap berkali-kali. Saat di rasa tidak ada orang yang akan masuk ke restoran itu, Lea baru bisa membuka topeng yang membuatnya sedikit engap.

Lea juga merasakan gatal saat kostum badut itu bersentuhan dengan kulitnya. Ingin sekali Lea melepas kostum yang besar dan membuatnya engap namun tak bisa. Lea harus menahannya demi mendapatkan uang untuk ia berikan pada Fero nanti.

Segerombolan orang yang datang membuat Lea menunduk untuk memberikan brosur kepada mereka. Saat Lea mengangkat kepalanya dan mengulurkan brosur itu, Lea terdiam kaget.

"Hai, Lea... " sapa Helen dengan Olive dan Intan.

Lea diam, tangannya yang semula mengambang ia jatuhkan. Perasaan Lea mulai tidak enak, terlebih dulu hubungan nya dengan mereka hancur karena mereka yang berkhianat padanya.

"Kok diem aja sih? ".

Olive menarik brosur yang berada di tangan Lea. Olive membacanya sekilas dan lalu melempar kertas-kertas itu ke wajah Lea yang tertutup topeng.

" Lo kerja di sini? "tanya Olive dengan senyum miring.

Lea mengangguk pelan.

Kemudian, Intan tanpa aba-aba membuka topeng yang Lea kenakan. " Gini lebih cocok. Muka lo, kan kaya badut. Hahahah. "

Mereka bertiga menertawai Lea. Lea berusaha menahan emosi dan bersabar menghadapi ketiganya.

"Kenapa kerja? Nggak di kasih uang sama Bunda, ya? Iya lah, Bunda lo kan nggak suka sama lo."

"Tapi, Le menurut gue harusnya lo bersyukur karena lo nggak makan uang dari wanita jalang kayak---"

Plak

Wajah Helen tertoleh ke samping.

"Jangan berani-beraninya hina Bunda gue! Tau apa lo tentang keluarga gue?!" tanya Lea dengan mata yang melotot tajam.

Helen mundur beberapa langkah saat Lea mendekatinya dengan tatapan mengerikan.

"Asal lo tau, Bunda emang nikah lagi tapi Bunda bukan jalang! Istri pertamanya udah meninggal! " jelas Lea.

Helen tertawa. "Emang gue peduli? Bunda lo murahan karena dia tinggalin Ayah lo demi orang yang lebih kaya. Iya, kan?! "

"JANGAN HINA BUNDA! " teriak Lea dengan nafas memburu setelah mendorong Helen hingga jatuh.

"Bangsat lo! DASAR ORANG GILA! LO ITU HARUSNYA DI RSJ! "Bentak Helen hingga membuat pengunjung restoran kaget dan keluar untuk menyaksikan keributan yang terjadi di depan.

" Gue nggak gil---".

"LO GILA! LO LUPA SAAT LO DI TARIK PAKSA KE RSJ?! ".

" Ada apa ini? "tanya seorang lelaki paruh baya dengan setelan jas rapi.

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Where stories live. Discover now