29.|| Dua Cinta||

64 4 0
                                    

Halo selamat malam. Selamat membaca dan selamat tidur

________________

"Lo mau makan apa, Le? " Tanya Helen sembari memberikan daftar menu yang ada di kantin mereka. Kini mereka tengah beristirahat karena bel istirahat telah berbunyi.

"Gue pesen--"

"Bakso aja, Bu. Jangan lupa minumnya " ujar Agra setelah memotong ucapan Lea.

Gadis itu terperanjat kaget melihat kehadiran Agra yang sangat tiba-tiba. Laki-laki itu tersenyum menatap Lea dan duduk di sampingnya. Lebih tepatnya di hadapannya.

"Masuk ke sekolah nggak ngabarin? Di chat nggak di respon apa lagi di telpon. Lagi kenapa hmm? ".

Lea menengguk saliva nya dengan susah payah. Gadis itu kini sangat dekat jaraknya dengan Agra.

Lea menggeleng untuk menjawab pertanyaan dari Agra.

" Enggak kenapa? "Tanya Agra lagi. Agra semakin mendekatkan diri pada Lea. Agra mengikis jarak di antara mereka bahkan Lea bisa merasakan hembusan nafas Agra yang sangat dekat dengannya dan tentunya Agra sama.

Lea semakin canggung dan grogi saat keduanya menjadi pusat perhatian di kantin itu. Ya Tuhan Lea mohon, semoga Agra tak melakukan hal yang melebihi ini.

"Gra... " Lirih Lea saat benar-benar merasa dagdigdug jantungnya.

"Hmmm? ".

" Di liatin banyak orang ".

" Biarin aja, biar mereka liat, "jawab nya dengan enteng. Mendengar jawaban Agra membuat Lea merasa semakin terancam, gadis itu harus melakukan sesuatu agar ia tak terus dalam posisi itu.

" Hmmm... ".

Lea membuka matanya, Agra sudah duduk dengan benar. Apakah dirinya selamat? Hah nampaknya ia selamat!

" Nanti malem keluar, ya. Ada yang mau gue omongin "Ucap Agra.

Gadis itu hanya mengangguk karena masih cemas jika Agra melakukan aksinya tadi.

" Ini pesanannya, ".

Pesanan mereka datang. Mereka mulai menyantap makannya, lain halnya dengan Lea. Gadis itu malu karena terus di tatap Agra. Jika saat makan Agra melihat wajah jeleknya dan laki-laki itu menjauh, kan sangat memalukan.

Agra mengambil mangkuk bakso Lea. Ia juga mengisyaratkan pada ketiga teman Lea untuk berpindah tempat. Intan, Olive dan Helen segera pergi sembari membawa makanannya.

" Gue suapin. Aaaaaa...."

Sebenarnya Lea ingin bertanya dan mencegah teman-teman nya yang pergi namun belum sempat bersuara Agra sudah membawa sesendok bakso di hadapannya.

Lea memakannya dengan tangan yang gemetar. Bagaimana tidak? Ia menjadi pusat perhatian dan mereka terus menatap dirinya bersama Agra di tambah sikap Agra yang sangat romantis yang membuat rasa senang di hatinya.

"Lo tau kenapa gue suruh mereka pindah? " Ujar Agra memulai percakapan lagi.

Lea menggeleng sembari terus memakan bakso yang di suapkan oleh Agra.

"Sebab di sini tempatnya kita berdua. Mereka sebenernya cuma ngontak, Le" ucap Agra yang membuat gadis itu tersenyum.

"Nanti kalo udah nikah, gue jadi pak Rt lo jadi Ibu kos + Bu Rt. Dan kalo ada yang bayar kontrakan bakalan lo yang pegang ".

" Bayangin deh, semua orang di kota ini kan ngontrak di kita, Kira-kira udah sekaya apa ya kita, Le? ".

Lea tertawa kecil. Kali ini bukan hanya tersenyum namun tertawa. Bagaimana bisa Agra berfikir seperti itu, sungguh Lea di buat tertawa oleh Agra.

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum