75.||Badut||

82 3 0
                                    

Selamat tengah malam

Kadang gue mikir, ini, kan gue bilang nya selamat malam, tapi gimana kalo bacanya pada siang atau pagi, ya?
Jadi maklumin, ya.

“Percayalah, setiap kemudahan, pasti ada kesulitan”

Wkwkwkwk

Happy reading

_______________________________





Suara bising kendaraan dan beberapa orang yang berlalu lalang di hadapan nya menyambut mereka berdua. Lea memijakkan kakinya di sebuah terminal bus. Tak lupa, Lea juga membawa Willy yang kebingungan dengan maksud dirinya.

Tak lama kemudian, Lea meraih telapak tangan Willy lalu meletakan sebuah kertas bertuliskan tiket bus.

"Pergi dan jangan muncul di hadapan Agra, temen-temennya dan juga Hara, " ucap Lea tanpa mau menatap wajah Willy yang berkerut bingung.

Willy menatap tiket di telapak tangannya yang semula Lea berikan padanya. Dengan rasa bingung sekaligus kaget ia mencoba mencerna ucapan Lea tadi.

"Lo mau gue pergi, Le? Bukannya lo bakal hukum gue? " tanya Willy sembari menatap Lea yang mengalihkan pandangannya dari dirinya.

Lea mengangguk singkat. "Itu hukuman buat lo. Pergi yang jauh! ".

Entah Willy yang terlalu percaya diri atau memang itu kenyataan, Willy merasa jika Lea sedang menahan tangis nya dengan mata berkaca-kaca.

" Kemana? ".

Kali ini Lea menggeleng." Naik ke bus hijau itu, Will. Nanti, lo bakal turun di terminal kota yang jauh dari tempat ini dan lo harus bisa bertahan di sana.... "

"Gue mohon, bertahan di sana dan berubah. Lo harus jadi orang baik setelah ini! " sambung Lea atas ucapannya.

Willy melakukan hal yang sama yang di lakukan Lea. Ia meraih telapak tangan bersih dan juga lembut, Willy menaruh tiket yang Lea berikan untuknya. "Ini bukan hukuman, Le. Ini kebebasan. Gue bakal terima hukuman gue. Apa yang harus gue lakuin sebagai hukuman?".

" Lo harus pergi dari sini! Lo harus sukses di sana dan berdiri di kaki lo sendiri! Itu hukuman buat lo! "ucap Lea dengan nada cukup tinggi.

Willy mengangguk. Ia mengambil tiket yang ada di tangan Lea. Sebagai ganti tiket itu, Willy merogoh sakunya dan mencari sesuatu untuk ia berikan pada Lea.

" Lo harus liat ini. Maaf, gue baru bisa kasih ini sekarang ke lo. Gue mau, jangan terlalu lama sedihnya dan untuk tiket ini, gue ucapin makasih banyak."

Lea menerima uluran sebuah flashdisk hitam yang di berikan oleh Willy. Lea bingung, bahkan berusaha menebak isinya namun semua itu hanya sebatas'Mungkin'.

Saat Lea melihat bus yang akan di tumpangi Willy sudah di nyalakan mesinnya, Lea segera mengulurkan sebuah amplop untuk Willy. "Bawa dan pergi! " ucap Lea tegas.

Willy tersenyum dan menerima nya.

"Gue punya hutang sama lo. Lo udah ngasih tau hal yang bikin gue kebuka dan itu... Enggak bakal gue dapetin dari orang lain, " kata Lea yang membuat Willy paham maksud nya.

Raut wajah Willy yang semula tersenyum kini berubah menjadi kaget. "Jadi lo tau kalau itu gue? " tanya Willy.

Lea mengangguk.

"Le! Kenapa lo bisa sebaik ini? Kenapa lo nggak marah? Nggak pukul gue atau serahin gue ke polisi, Le?! ".

Lea tak bergeming. Gadis itu hanya meremas kuat rok selutut nya.

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Où les histoires vivent. Découvrez maintenant