59.||Semakin Banyak Tanda? ||

67 3 0
                                    

Halo selamat malam...

Sebelum nya mau ngucapin Terimakasih buat yang mau baca cerita aku,Alhamdulillah beberapa part belakangan ini selalu Rame pembaca nggak kaya sebelumnya.

Dan karena mau end tapi alurnya masih banyak, sempet kepikiran buat di jadiin 2 season. Yang setuju boleh komen

Happy Reading

_____________________



di kobaran api itu, anggota 45 yang sudah berputus asa dengan keadaan Raga dan Lea di buat tercengang melihat keduanya keluar dari belakang bangunan dan dengan susah payah Raga memapah Lea yang hampir tak sadarkan diri.

Melihat itu, mereka semua menolong Raga dan Lea.

"Panggil ambulans cepat! " perintah Ghana pada yang lain.

"Ga, lo kenapa? " pertanyaan itu keluar dari Indra yang melihat Raga seperti kesakitan sembari terus memegang dadanya.

Untuk menjawab Indra pun Raga tak bisa. Raga hanya bisa menggeleng sebagai jawaban.

"Ambil air! Cepet cari air! " Kini Indra yang memerintah itu pada anggota nya. Salah satu mereka berlari karena menyimpan sebotol air di motor nya.

"Le... Jangan tutup mata lo! " ujar Ghana yang terus menepuk pelan pipi Lea yang mulai hilang kesadaran.

Lea menatap Ghana yang  tak bisa Lea tatap dengan jelas. Kemudian, Lea menggenggam tangan Ghana. "Gue udah tau... " ujarnya begitu lirih.

Untung saja, ucapan Lea hanya bisa di dengar oleh Ghana.

Ghana merasa khawatir akan maksud dari Lea. Tetapi, jika ia meminta penjelasan sekarang adalah hal yang sangat bodoh.

Seorang di sana memberikan sebotol air mineral pada Indra. Indra yang ingin membantu Raga meminum di tolak olehnya.

"Kasih ke Lea, " ucapnya sembari menyingkirkan botol itu dari hadapannya.

"Tapi lo---".

Tanpa harus berbicara dan hanya dengan tatapan Raga, Indra dapat mengerti.

Indra mengulurkan air itu ke Ghana dan memintanya untuk meminumkan pada Lea.

Lea terbatuk-batuk setelah meminum air itu.

" Kayaknya nunggu ambulans datang itu bukan pilihan yang bagus. Sulit buat mobil masuk ke dalam hutan kaya gini dan jaringan juga susah. Lebih baik ayo kita bawa mereka pake motor kita, "usul Willy.

Semua menyetujui nya.

" Lo bisa duduk, kan, Le? Kalo perlu peluk gue supaya lo aman".

Lea mengangguk. Karena kondisi Lea tak memungkinkan untuk di papah lagi, akhirnya Lea di gendong oleh Ghana sedangkan Raga pun sama, di gendong Indra namun posisi Raga di belakang berbeda dengan posisi Lea.

Mereka semua bergegas pergi meninggalkan tempat itu. Untuk Hara dan teman-temannya, mereka pergi setelah kalah.

Raga sempat menatap sekilas Lea yang untuk membuka matanya saja sangat sulit. Tatapan Raga terlalu intens pada Lea.

*****

Tak lama kemudian, di ruangan serba putih itu Lea perlahan membuka matanya.

Netra Lea menyapu setiap sudut dari ruangan itu dan terhenti saat melihat Rangga yang tersenyum di sebelahnya.

"Udah bangun? " tanya Rangga dengan sangat halus.

𝗔𝗚𝗥𝗔𝗟𝗘𝗔 [𝗖𝗜𝗡𝗧𝗔 𝗬𝗔𝗡𝗚 𝗠𝗘𝗡𝗚𝗔𝗕𝗨] Where stories live. Discover now