BAB 95

9.3K 768 47
                                    

HELLOOWWW SIAPA YG SENENG ADA NOTIF UPDATEE?!

PADA KGN #SAMBEL ATO KGN GUE SIHHHH?!!🌝🌝

SENENGIN AUTHOR BALESANNYA GEDE LOH GES (SIAPA TAU GUE MAU UPDATE LAGI HARI INI)

BTWWWW BAB 94 (SPECIAL BAB) PART 2 UDAH DI UPLOAD DI KARYA KARSA YAHHH

CMNNN 4 RIBU AJAAA!! DIBELII BURUAN! WAJIB JIB JIB JIB!

BIKINNN PENASARANN BGT LOCHHH

DAH AH ENJOYYYYY

-----------

BAB SEBELUMNYA!

"Aku mengingatmu, Sam, kurasa aku mengingat semua hal tentang kita. Maaf pernah melupakannya dan meragukanmu. Aku tidak ingin peduli lagi tentang persetujuan Dariel dan Bastian. Yang ingin ku katakan adalah aku juga mencintaimu, Samuel, dan aku menerima lamaranmu, ayo kita menikah." -Arabella

-------------

Samuel POV

Aku mendengarkan setiap kata yang diucapkan Arabella dengan cermat. Suaranya yang halus mengalun di telingaku seperti sebuah nada. Walaupun dia setengah berbisik, aku tetap mengerti apa yang diucapkannya dan itu berhasil membuat jantungku berdebar.

Aku hanya tidak menyangka jika Arabella akan mengatakan hal tersebut. Bahkan saat aku melamarnya waktu itu saja, aku tidak yakin jika dia benar-benar menginginkannya. 

Tolakannya membuatku sadar bahwa aku terlalu terburu-buru mengungkapkannya.

Namun saat ini berbeda, di atas bukit yang hanya diterangi cahaya bulan, Arabella mengingat semua hal tentangku dan yang membuatku senang bukan kepalang adalah dia menerimaku.

Otakku rasanya kosong dan mataku hanya terpaku pada kecantikannya.

"Kau melamarku, rabbit?" tanyaku tanpa sadar menyimpulkan ucapannya. Sontak senyumku terbit dan menatapnya yang tengah malu-malu.

Arabella tidak berani menatapku dan hanya menunduk malu, kedua tangannya sudah menutup wajahnya yang ku yakin memerah.

Mendengar ucapanku, Arabella memukul bahuku pelan dan menggeleng.

Wajahnya kembali terpampang dan menunjukkan raut sebalnya. Matanya menyipit, menatap tidak suka padaku.

"Aku menerimamu, bukan melamarmu, Sam!" tegasnya dengan jari telunjuk yang mengarah padaku.

Refleks aku tertawa melihat tingkahnya. Aku tahu Arabella menerimanya, akan tetapi ajakannya untuk menikah seakan-akan sedang melamarku.

Dan menggodanya adalah hal yang paling menyenangkan bagiku.

Astaga, aku tidak kuat melihatnya se menggemaskan itu. Pipi yang menggembung dengan bibir mengerucut lucu, membuatku ingin menciumnya saja.

Tanpa aba-aba, akhirnya aku memeluknya dan menyembunyikan wajahku di ceruk lehernya. Bukan hanya Arabella yang malu, aku juga. 

Aku sudah banyak mendengar pernyataan cinta wanita kepadaku, akan tetapi Arabella bukan tipe orang yang akan terang-terangan mengatakannya. Hal baru ini membuat hatiku berbunga-bunga.

Tanganku memeluknya semakin erat dan menekan tengkuknya agar semakin mendekat padaku, wanginya sangat harum hingga aku bisa gila jika tidak menciumnya sehari saja.

Banyak pikiran gila yang bersemayam di kepalaku sekarang, bukan lagi nafsu untuk keluar, akan tetapi nafsu untuk memiliki Arabella seutuhnya.

"Bisakah kita menikah sekarang saja? Aku takut kau berubah pikiran," ucapku dengan merenggut. Bisa saja Arabella hanya ingin menyenangiku, bukan serius untuk menikah.

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now