BAB 79

10.9K 819 42
                                    

CEPET BANGET GA SIHH UPDATENYAAA??

KOMEN YG BANYAK GAMAU TAUUU!!

ENJOYYY

------

"Apa tujuanmu ke sini, Alarick? Ku yakin bukan hanya karena ingin menemui ku," tanyaku pada Alarick dengan nada curiga.

Dia sudah sadar beberapa menit yang lalu dan saat ini sedang meminum tehnya dengan santai.

Padahal sudah jelas saat ini dia sedang dikurung, namun tidak ada paniknya sama sekali. Beberapa pengawal terlihat menjaga kami di depan pintu, takut Alarick akan berulah lagi.

"Sudah ku bilang aku ingin membunuh kalian semua," jawab Alarick seakan itu adalah hal yang mudah.

Alarick memang kuat, walaupun kekuatannya hanya bisa mengubah seseorang menjadi vampir. Namun, ada saja beberapa vampir bodoh yang bisa dia manfaatkan. Lebih tepatnya dijadikan pasukan.

"Kau tidak serius, kan, Dad? Dariel tidak semudah itu kau kalahkan," ucapku memperingatinya. Lagipula aku memang tidak ingin ada pertengkaran antara mereka lagi, mengingat itu sudah sangat lama terjadi.

Alarick menatapku acuh dan tidak memikirkan akibatnya. Dia masih saja bersikap angkuh seperti biasanya, membuatku sebal saja.

Obat yang ku racik sudah jadi dan masih terlihat di atas meja. Aku membuat bentuk yang berbeda, kali ini bukan berbentuk tablet, akan tetapi cairan. Obat ini akan lebih gampang masuk ke nadi darah dan bekerja lebih cepat.

Dan tentu saja aku tidak mau Alarick tahu tentang obat yang ku buat, kali ini aku ada di pihak Dariel dan Bastian.

"Bersiaplah, kurasa mereka sebentar lagi akan datang," ucap Alarick sebelum aku benar-benar keluar dari kamar tamu ini. Senyumnya mengerikan seperti seorang psikopat.

Sepertinya memang benar Alarick sedang memanggil pasukannya. Tidak mungkin juga dia kesini tanpa rencana apa pun.

Aku menatapnya tajam dan menggeram marah dibuatnya. Sial, aku harus memberitahu Dariel untuk mempercepat lupa ingatan bapak tua itu jika tidak ingin ada perang antara mereka.

Dengan sedikit berlari aku ke ruangan Dariel dan tanpa permisi memasukinya. Terlihat Dariel dan Bastian yang tengah serius berbincang membelakangi pintu.

"Samuel akan tetap kita masukkan ke dalam rencana, dia akan lupa ingatan bersama Alarick. Setelah itu kita akan perg---" ucap Dariel yang terpotong karena mencium kehadiranku. Sontak dia berbalik, begitu pun dengan Bastian.

Aku mengerut dalam mencerna ucapannya dan terbelalak. Jadi ini maksudnya dengan menjebak keluarga Alarick? Dia benar-benar ingin menyingkirkan ku juga.

Aku mendekati mereka dengan langkah lebar dan napas yang sudah terengah karena memikirkan ucapan Dariel tadi.

Tanpa aba-aba aku mencekik Dariel dan mengangkatnya hingga kakinya mengambang.

Bruk

Suara meja yang tergeser beserta barang-barang di atasnya yang berjatuhan membuat kericuhan di ruangan itu. Aku mendorong Dariel dan memojokkannya ke dinding.

Tanganku mencengkram leher kuat hingga dia sedikit meringis kesakitan.

"Apa maksudmu Dariel? Kau sudah menerimaku tadi!" Teriakku mengeluarkan semua amarah ini. Enak saja memoriku dengan Arabella terhapus begitu saja.

Akan sulit untuk mengembalikannya. Dan aku benar-benar tidak mau melupakan Arabella, apalagi sudah ada little Samuel yang harus kami jaga.

Memikirkan hal itu membuatku semakin menggeram marah dan mencekiknya lebih kuat.

Bastian yang masih tercengang menarik tanganku untuk melepaskan cekikan ini, namun tidak bisa, hingga akhirnya Dariel lah yang menendang ku.

Tendangannya kuat sekali hingga aku mundur beberapa langkah dan meringis kesakitan di daerah perutku.

Akan tetapi itu tidak menghentikan amarahku, dengan langkah tegas aku kembali mendekatinya.

Darahku rasanya masih mendidih dan aku ingin membunuh Dariel maupun Bastian. Semua yang menghalangiku dengan Arabella, aku ingin membunuhnya.

"Ini hukumanmu, Samuel. Kemarin aku menerimamu tanpa tahu detail bagaimana kau memperlakukan Arabella. Sekarang aku sudah mengetahuinya, masa lalu kalian dan semua perbuatanmu, jangan kira kau bisa membiarkan masalah itu selesai begitu saja, Samuel," jelas Dariel sambil terbatuk-batuk. Tangannya mengelus lehernya yang terdapat bekas cengkraman tanganku.

Aku menatapnya bertanya dan seketika mengingat kelakuanku dulu, saat aku menculik Arabella. Betapa bejatnya aku saat itu. Seharusnya Dariel tidak perlu tahu masalah itu, mengingat Arabella pun sudah melupakannya.

Namun, matanya yang menatapku marah dan benci itu menyadarkan ku seberapa marahnya dia.

Ayah mana yang akan diam saja setelah mengetahui anaknya adalah korban penculikan, pelecehan, dan kekerasan oleh anak dari laki-laki yang dibencinya. Bahkan sedetik pun dia tidak sudi menatapku dengan hangat lagi.

"Aku tahu Arabella tidak akan tega membalas mu, dia mudah sekali luluh, kan. Akan tetapi berbeda denganku. Kau tetap harus dihukum Samuel. Dua tahun, kan? Kau hanya harus merasakan apa yang Arabella rasakan. Dan obat ini sebenarnya untuk Arabella, bukan untukmu. Dia akan melupakanmu sampai masa hukuman mu berakhir. Aku masih baik dengan tidak membunuhmu, Samuel."

Dariel merebut suntikan itu begitu saja dari tanganku. Dan entah sejak kapan sudah ada beberapa orang yang di samping kanan kiri ku yang langsung menahanku untuk menyerangnya.

Wajahku mengeras dan menatapnya penuh amarah. Tanganku yang sudah ditahan oleh beberapa orang membuatku tidak bisa memberontak dan hanya menendang-nendang angin.

"Bawa dia ke penjara dan lakukan sesuai rencana," perintah Dariel dan berbalik tidak ingin mengurusi ku lagi. Berbeda dengan Bastian yang menatapku khawatir.

Kurasa dia belum tahu bagaimana perbuatanku dulu pada Arabella.

Aku tahu aku pantas mendapatkan hukuman, rasanya memang terlalu mudah untuk membuat Arabella luluh kembali. Namun, sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk itu.

Ku yakin ada ratusan atau bahkan ribuan vampir bodoh yang sedang menuju ke sini, vampir liar yang tidak dapat menggunakan kekuatannya dengan benar. Dan itu benar-benar membuatku khawatir. Seharusnya saat ini aku melindungi Arabella.

"Lepaskan aku ahh! Dariel! Hei Dariel sialan suruh mereka lepaskan aku! Kita dalam bahaya, hei-- hmm," ucapku tertahan karena tiba-tiba saja seorang pengawal menutup mulutku dengan kencangnya.

Sial, banyak sekali yang menahanku saat ini. Bahkan mereka menggunakan alat canggih yang tidak ku ketahui di pergelangan tanganku, rasanya semakin lama aku semakin lemas.

Tidak berapa lama, mataku tertutup dan aku jatuh pingsan.

----------

EEHEHEHEHE

DAPET HUKUMAN DULU SAMUEL YAH

TRUSSSS GMN DONG NASIB ARABELLA TANPA SAMUEL??? ADA YG TAHUU

TEBAKKK BAKAL MENANG ALARICK ATAU DARIEL?

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA

LOVE YOUUU🤍

Kidnapped By A Possessive VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang