BAB 13

78.7K 3.8K 63
                                    

GUE CAPE MIKIR

CAPE DI READ DOANG

TAPI PADA GA PEDULI KAN

SOALNYA TETEP PADA GAMAU VOTE :(

ENJOY DAH LU LU PADA

------

Belum sempat aku menjawab Jake, tiba-tiba saja pria itu sudah mengunciku. Kekuatannya sama seperti Samuel. Untuk menggerakkan tanganku saja aku tidak bisa.

Padahal aku sudah lelah menghadapi Samuel, apalagi ditambah satu. Tidak, tidak, aku harus menyingkirkannya.

"Awas!" Tegasku. Aku sudah terimpit di bawahnya, tapi aku memberanikan diri.

"Biarkan aku menggigit mu sebentar manis."

Tangannya membuka kemejaku satu persatu. Tatapannya sangat lapar tidak sabar mencicipiku. Aku berontak dengan menggerak-gerakkan seluruh tubuhku. Sayang, itu tidak berguna.

Aku yang semakin takut tidak ada cara lain selain memanggil Samuel. Ya, pasti dia berada dekat sini kan.

"SAMUEL TOLONG!" teriakku.

Namun nihil, bahkan setelah lima menit tidak ada yang datang. Jake tersenyum senang dan meremehkan ku.

"Tidak bisa sayang, dia sedang sibuk mencari kekasihnya, kau tau kan Evelyn?"

Aku mengerut dalam berpikir keras. Jadi benar jika ada seseorang yang bernama Evelyn. Aku baru tahu jika Evelyn adalah kekasih Samuel. Pantas saja dia selalu menjadikanku orang lain.

Lalu kenapa di ingatanku Evelyn adalah aku?

Aku kebingungan dan penasaran. Namun di lain sisi aku merasa kecewa. Apalagi setelah apa yang Samuel lakukan padaku.

Aku yakin ini bukan cemburu! Hanya kecewa saja.

Aku tidak boleh putus harapan. Pasti Samuel mendengarkan teriakanku. Tidak mungkin kan Samuel mau aku disentuh pria lain.

"SAMUEL TOLONG AHHH." Aku kaget saat Jake membuka semua kancing bajuku dengan kasar.

Badanku yang polos sudah terpampang jelas di depannya. Aku semakin berontak dan menendang-nendangnya. Jangan sampai dia menyentuhku.

Jake semakin bernafsu melihat kulit putih mulusku apalagi dengan dua gundukan yang menggantung.

Dia seram sekali seperti om-om mesum. Jake hanya melihatku nafsu dan membasahi bibirnya dengan lidah itu seakan sudah siap menyantap hidangan di depannya.

Jake mengendus leherku perlahan. Lidahnya dengan nakal menjilat area di sebelah sana. Aku sudah menangis dan menatap ke arah lain.

Aku dilecehkan dua kali. Tapi entah mengapa aku merasa lebih nyaman dengan Samuel. Jake sangat menakutkan seperti seorang psikopat.

Aku terisak-isak saat tangan itu meremas dadaku. Rasanya tidak nikmat dan aku jijik pada diriku sendiri.

Masih dengan senyum mesumnya, Jake menatap leherku dalam.

"Kau benar-benar wangi vanila. Hmm." Dia menghirup leherku dalam-dalam berulang kali.

"Ini wangi yang asli, aku yakin, tidak seperti si jalang itu," ucap Jake semakin melebarkan senyumnya yang menyeramkan.

Aku tidak mengerti apa yang Jake ucapkan. Pikiranku juga sudah blank ingin segera keluar dari kekangannya. Aku tidak ingin disentuh lagi. Siapapun tolong aku.

Jake mengeluarkan taringnya yang sangat panjang. Aku melihatnya dengan ketakutan. Badanku sudah gemetar dan menegang karena hembusan napasnya berada di dekat leherku.

Tanpa aba-aba, Jake menggigitku. Gigitan yang sangat kasar dan kuat.

"AHHHH." Aku spontan berteriak merasakan sakit yang teramat sangat. Ini bukan seperti disuntik lagi, rasanya seperti sedang disembelih dan diambil nyawaku.

Jake mengisapnya dengan kencang seakan tengah menahan lapar selama satu tahun.

"AHHH SAKIT AHH," teriakku semakin kencang saat ia mengisapnya dengan nafsu. Namun teriakanku tidak memberhentikannya. Jake malah menahan bahuku agar tidak bergerak.

Suara sedotan terdengar sangat jelas di telingaku. Aku juga merasakan bahwa darahku terisap banyak. Bahkan dua kali dari yang biasa Samuel lakukan.

Mataku sudah terpejam merasakan kegelapan akan menghampiriku. Apa aku akan mati sekarang.

Tidak ada lagi ringisan dan teriakanku karena aku sudah benar-benar lemas. Jake tidak sedetikpun memberiku napas.

Tidak berapa lama, pintu kamar terdobrak dengan sangat keras hingga pintu itu melayang. Aku tidak dapat melihat siapa yang menendangnya. Namun samar-samar aku masih mendengar suaranya. Samuel.

Suara tonjokan terdengar sangat kencang.

"BERANI BERANINYA KAU MENYENTUHNYA."

Samuel mencekik Jake hingga kaki Jake tidak menapaki lantai. Jake yang kesusahan bernapas masih tersenyum meremehkan Samuel.

"Darahnya enak sekali. Darah terenak yang pernah kucoba. Berikan padaku dan aku tidak akan pernah mengganggumu lagi, bagaimana?" tawarnya.

Wajah Samuel mengeras sampai uratnya kelihatan jelas. Cekikannya semakin kencang dan dia membanting Jake hingga menabrak lemari di sana. Lemari itu sampai roboh karena lemparan Samuel yang sangat dahsyat.

"KAU BENAR-BENAR INGIN MATI RUPANYA!"

Samuel menghampiri Jake dan menonjoknya tanpa ampun. Jika dibandingkan sebenarnya lebih kuat Samuel, apalagi jika Samuel sudah mengeluarkan otot-ototnya itu.

Jake tidak melawan karena ia tau bagaimanapun Samuel tidak bisa dikalahkan dengan otot.

Wajah Jake sudah dipenuhi darah. Bahkan sampai muntah darah. Akan tetapi Samuel seperti kesetanan tidak berhenti menghajarnya.

Membayangkan ada yang menyentuh rabbit-nya, Samuel menggeram marah dan melempar Jake lagi. Samuel berteriak kencang seperti seekor gorilla.

Jake yang pintar menggunakan kesempatan ini untuk kabur. Ya, cara kabur dari Samuel adalah dengan menjaga jarak darinya.

Jake menggunakan kekuatan vampirnya untuk menghilang dan segera kabur dari Samuel. Samuel yang tahu pasti tingkah Jake semakin berteriak dan menendang-nendang lemari itu hingga hancur lebur.

Napasnya masih memburu dan keinginan membunuhnya sangat kuat.

Jika saja tadi ia tidak sibuk mencari info tentang Evelyn, pasti ia tidak akan kecolongan seperti ini. Walaupun ternyata sia-sia karena info itu tetap tidak berguna. Jake menipunya. 

Setelah tenang, Samuel melangkah pasti ke arahku. Ya, aku melihat semuanya dengan buram.

Samuel merapihkan kemejaku dan menciumku berkali-kali, terutama di area leher tadi. Dia seakan ingin menghapus jejak Jake di tubuhku.

Entah mengapa aku merasa sangat lega saat Samuel datang. Jake terlihat sangat menyeramkan dan seperti akan membunuhku jika saja tadi Samuel tidak datang.

Samuel menggendongku keluar dari kamar ini. Dia mengecupku di kening dengan sangat lama. Matanya sayu dan penuh penyesalan menatapku. Aku yang sudah tidak kuat, menutup mataku dan semuanya menggelap.

"Pardon me, my rabbit, seharusnya aku tidak meninggalkanmu sendirian."

-------

VOTE COMMENT YAH

AYO DIPENCET DULU

YANG BELUM PENCET GUE SAMPERIN NI YA

GUE BAJAK HP LU TIATI

BYEE🤍

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now