BAB 90

10.3K 1.1K 260
                                    

MAAFFF LAMA UPDATENYAA

EHEHEHEHE

ENJOYY

--------

Karena ulah Bastian yang gagal, fokus ku jadi terbelah. Begitu pun dengan Evelyn. 

Saat akan membantunya tadi, tiba-tiba saja ada yang memukulku dari depan dan belakang secara bersamaan. Inilahnya yang terjadi, kami terperangkap.

Situasinya sekarang adalah tangan kami terikat dengan jeruji besi dan diborgol dengan rantai yang tidak bisa dilepaskan dengan kekuatan biasa. 

Wajah kami sudah babak belur. Akan tetapi yang paling parah adalah Bastian, dia banyak lebam dimana-mana.

Alarick tertawa dengan puasnya bahkan sampai memukul-mukul bahu kursi.

"Kalian lebih payah dari dugaanku ternyata. Samuel, kau sudah ku latih dari lahir, namun hanya ini kemampuanmu? Membiarkan orang bodoh ikut bertarung? Aku kecewa denganmu," ucap Alarick yang tidak sebanding dengan ekspresinya. Dia terlihat sangat senang dibandingkan kecewa.

Aku menggeram marah dibuatnya, sepertinya rencanaku tadi belum terlalu matang. Aku tidak menyangka Bastian bisa kalah secepat itu. 

Kalau dia bisa bertahan lebih lama, aku dan Evelyn akan cepat beres mengalahkan lawan-lawan kami dan membantunya.

Menurut pengamatanku tadi musuh dari sisi kiri tidak begitu banyak, seharusnya Bastian bisa mengalahkannya dengan mudah jika teliti.

Ku yakin dia sudah takut duluan sebelum bertarung, dasar chicken.

Refleks aku menatap tajam Bastian yang cengengesan, memang tidak ada seriusnya bocah satu ini.

"M-maaf hehe," ucap Bastian dengan tersenyum simpul menampilkan giginya yang rapi, membuatku tambah sebal saja.

"Kau bodoh! Astaga aku tidak tahu lagi bagaimana cara menghadapimu," jawabku diiringi dengan helaan napas lelah dan menggeleng tidak mengerti. Yang bisa ku lakukan hanya mencengkram tanganku erat agar tidak menghajar Bastian saat ini juga.

Semua sudah terjadi, lagipula Alarick tidak akan berani macam-macam. Bagaimana pun dia tetap daddy ku. Walaupun ku tahu jiwanya memang tidak waras, dia selalu senang menyiksa anaknya.

Untungnya Arabella berada di sebelahku, setidaknya aku tidak berjauhan dengannya. 

Wajahnya tampak takut dan khawatir, dia mencoba kekuatannya akan tetapi tidak keluar. Tentu saja karena ditahan oleh borgol tersebut.

Sontak aku menggenggam tangannya agar dia tidak gelisah lagi. Tangan halusnya terasa sangat mungil dibandingkan denganku, membuatku gemas untuk memasukkan ruas-ruas jariku pada tangannya.

"Tenanglah, rabbit," ucapku dengan lembut dan mengelus tangannya. Arabella dengan polosnya mengangguk dan menunjukkan senyumnya yang cantik itu, walaupun matanya tidak dapat berbohong bahwa dia takut.

Dapat kurasakan aura Alarick semakin menggelap, dia pasti tidak suka dengan perlakukanku kepada Arabella. 

Aku menyeringai puas saat dia menatapku mengancam, mudah sekali dipancing bapak tua itu.

Deheman Alarick membuat pandangan kami teralih padanya.

"Bawa wanita yang berada di tengah itu padaku!" suruh Alarick menunjuk pada Arabella. Tangan Arabella terasa bergetar dan menggenggam tanganku erat.

Aku sudah menatap tajam Alarick dengan keputusannya melawanku, apalagi mencari masalah dengan Arabella. Sepertinya dia benar-benar mau mati.

Tidak berapa lama, tiga orang di sampingku dengan kasarnya menarik Arabella dan membawanya ke hadapan Alarick. Tangan mereka mencengkram lengan Arabella dengan kuatnya hingga terlihat kemerahan di sana.

Kidnapped By A Possessive VampireМесто, где живут истории. Откройте их для себя