BAB 89

10K 956 90
                                    

SIAPA YANG KANGENN??

ENJOYYYYY

----------

Kami sudah sampai di depan kamar Alarick. Pintu besar itu membuat jantungku berdegup cepat. Padahal sudah sering bertemu dengan daddy, namun kali ini kondisinya berbeda.

Aku tidak lagi satu kubu dengannya.

Tanganku menggenggam Arabella dengan erat, tidak mau berpisah dengannya. Sedangkan Bastian berada di sisi Arabella yang lain dan Evelyn di sampingku.

Dengan perlahan aku membuka pintu tersebut, terlihat bapak tua itu yang sedang duduk di kursi kebesarannya. Wajahnya menumpu pada tangan dan matanya menatap lekat pada pintu yang baru saja ku buka.

"Kalian datang juga, aku sudah menunggu dari setengah jam yang lalu," sapa Alarick tiba-tiba tersenyum dengan cerahnya. Keningku mengerut melihat sifatnya yang berubah.

Tingkahnya seakan sudah mengetahui bahwa kami akan datang. Aku pun maju duluan bersama Arabella yang setia di belakangku.

Raut wajahnya tidak terlihat terintimidasi dan tetap tenang seperti biasanya. Entah mengapa aku merasa aura di sekitar ruangan mulai berubah, seperti banyak yang menatap kami saat ini.

Akan tetapi aku tidak mau memikirkannya, yang aku inginkan adalah semua ini cepat berakhir.

"Hentikan semua ini, Dad, Arabella keluarga kita juga saat ini. Dia mengandung cucu mu," ucapku dengan lugas.

Terlihat sedikit keterkejutan di wajah Alarick, namun ditahannya untuk berekspresi lebih. Cengkraman tangannya pada bahu kursi semakin menguat hingga urat-uratnya keluar.

Alarick menatap Arabella dengan tajam seakan ingin membunuhnya. Dengan refleks aku menyembunyikan wanitaku di balik punggung. 

Ku akui saat ini Arabella memang lebih kuat dariku, api yang berada dalam tubuhnya bisa membara dan membakar istana ini dalam sekejap. Akan tetapi ku yakin itu juga dapat membahayakannya.

Yang ku takutkan bila itu terjadi adalah Arabella akan ikut terbakar. 

"Ah cucu dari neraka itu ya, aku mendapat kabar jika hutan di bagian utara sedikit terbakar karena ulah seseorang," ucap Alarick dengan tawanya yang mengejek itu.

Aku saja tidak mengetahui hal itu, Alarick memang selalu cepat mendapatkan info.

Badan Arabella gemetaran di belakangku seakan takut perbuatannya diketahui. Membakar hutan memang sedikit fatal bagi bangsa kami karena ada beberapa mahkluk lain yang tinggal di sana.

Aku menenangkan Arabella dengan mengelus tangannya lembut dan meyakinkannya tidak akan terjadi apa-apa.

Mendengar Alarick menyebut anakku seperti itu, rasanya darahku mendidih. Tanpa bisa ku tahan nada suaraku seperti membentaknya.

"Diamlah Alarick! Lebih baik kau menghentikan ini semua sebelum aku membunuhmu," ancam ku tidak lagi memanggilnya daddy. Lagipula setelah dipikir-pikir aku memang tidak begitu dekat dengannya.

Alarick sering mengganti-ganti wanita, itu yang membuatku semakin tidak menyukainya. Evelyn hanya termasuk salah satunya.

Tangan Alarick terangkat dan dia menjentikkan jarinya, memberi kode kepada para pengikutnya. Perlahan banyak orang yang mendekat dan menjaganya dari kanan kiri.

Beberapa ada yang bergerak mengelilingi kami agar tidak kabur. 

Aku bahkan baru tahu jika pasukannya masih banyak, pantas saja aku merasa banyak yang menatapku. 

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now