BAB 71

18.6K 1.6K 168
                                    

OMGGGG CEPET G TUU GUE UPDATENYA

KOMEN YG BNYK GAMAU TAUU WKKWKKW

ENJOYY CHAGIYA

-----------

"Tunggu apa aku benar-benar hamil?" Tanyaku bingung. Kenapa Dariel dan Samuel kekeuh sekali memperebutkan ku. Dan aku belum tentu berbadan dua, aku belum sempat mengetesnya hingga saat ini.

"Yes, you are. Dan aku akan menjagamu dari pria bajingan ini. Ku yakin sifatnya tidak akan jauh beda dari Alarick," ucap Dariel membuatku langsung merasa debaran yang sangat kencang.

Tidak dapat ku tahan aku tersenyum lebar. Jika benar tengah mengandung, aku akan menjadi seorang ibu.

Perasaanku bergejolak merasa terharu akhirnya akan ada buah hatiku dan Samuel.

Di samping itu aku juga merasa takut. Aku berharap Dariel akan menerima Samuel, sama sepertiku. Bagaimanapun aku tidak ingin jauh lagi darinya.

Namun bila di antara dua pilihan Ayahku atau Samuel, tentu saja aku memilih keluargaku.

Ucapan Samuel memang benar, anak kami tidak mungkin tanpa ayah. Akan tetapi kurasa saat ini tidak tepat, aku harus membujuk Dariel terlebih dahulu.

Sontak aku melepaskan tangan Samuel dan dengan cepat Dariel berdiri di depanku. Dia menghalangi Samuel untuk mendekatiku.

Dapat kulihat wajahnya yang jelas kecewa dan terkejut dengan pilihanku. Samuel terpaku dan tidak bergerak sedikitpun. Tangannya masih menggantung tidak percaya sudah ku lepaskan.

"Pergilah, Sam. Kau bisa kemari kapan-kapan lagi," lirihku tidak berani menatapnya.

Pilihan terbaik saat ini adalah kami meredakan emosi masing-masing terlebih dahulu. Jika Samuel masih di sini, ku yakin sebentar lagi akan ada perang dunia ke tiga.

Dariel menggeleng dengan tegas masih dengan tatapan tajamnya pada Samuel.

"Tidak ada kapan-kapan! Arabella memilihku, jangan pernah kembali lagi," ucapnya dengan senyuman lebar khas seorang ayah yang bangga pada putrinya.

Aku jadi merasa semakin tidak enak pada Samuel. Aku menggigit bibir dalamku ingin menahannya pergi.

Namun mendapat penolakan langsung dariku, tidak ada lagi alasan Samuel untuk tetap di sini. Pria itu berbalik dan pergi keluar dari rumah ini. Dibantingnya pintu dengan kasar hingga membuat kami semua terkejut.

Sedangkan aku, hanya melamun menatap pintu itu, berharap Samuel kembali.

"Kau harus banyak tidur, Arabella. Penjagaan rumah ini akan ku perketat, kau tidak perlu khawatir akan diganggu olehnya lagi," ucap Dariel sambil mengelus rambutku lembut.

Aku malah terdiam dengan menelan ludah gugup.

Baru saja Dariel akan pergi, aku menahannya.

"Ayah, kau tahu darimana aku hamil?" Tanyaku penasaran.

Akhir-akhir ini aku memang merasa kurang enak badan. Akan tetapi aku tidak menyangka hal itu terjadi, mengingat terakhir kali aku bertemu Samuel sebulan yang lalu.

Pantas saja saat kami bermain tadi, dia lebih lembut dibanding biasanya.

"Kami sangat peka, sayang. Detakan jantungnya mulai terdengar." Dariel menyentuh perutku dan tanpa bisa ditahannya dia tersenyum.

Walaupun tidak menyukai Samuel, aku bisa melihat bahwa Dariel tidak masalah dengan kenyataan bahwa aku hamil. Matanya ikut tersenyum sambil mengelus perutku lembut. Jujur saja ini momen paling melegakan.

Berbeda dengan Bastian yang sudah cemberut sedari tadi. Dia masih tidak terima, apalagi setelah tahu ini anak Samuel.

"Jika kau mau menggugurkannya, aku akan menemanimu, Bebel," ucapnya yang membuatku shock.

Bahkan dia sudah berpikir sejauh itu. Aku mewajarinya karena Bastian belum mengenal Samuel dengan baik. Pasti masih banyak pikiran buruk di otaknya.

Sontak aku memukulnya pelan dan memelototinya.

Baru saja aku menasehatinya, Dariel sudah lebih dulu memotong ucapanku.

"Kita akan merawatnya! Arabella ke kamar lah, kau harus tidur. Dan Bastian kau akan membantuku bekerja, ku yakin kau akan mengganggu Arabella jika tidak diberi pekerjaan," titah sang raja yang tidak bisa kami tolak.

Bastian yang masih ingin dekat denganku ditarik oleh Dariel. Dia menatapku seperti anak kecil yang tidak mau jauh dari ibunya.

Aku pun tersenyum lega tidak ada lagi keributan di sekitarku. Aku merasa sedikit pusing mendengar perdebatan mereka.

Setelah tahu aku hamil, aku langsung antusias untuk mencarinya di internet. Seperti bagaimana merawatnya, susu ibu hamil apa yang harus ku minum.

Tidak dapat ku tahan, aku tersenyum lebar saat melakukannya. Jantungku berdebar dan sedari tadi tanganku mengelus perut. Walaupun ada yang mengganjal di hatiku, coba saja saat ini ada Samuel.

Di kamarku yang luas ini entah mengapa aku kembali membayangkan saat tidur dengan Samuel. Rasanya hangat dan nyaman.

Masih terhanyut dengan pikiranku, angin kencang dari luar sana mengalihkan pandanganku. Terlihat jendela yang terbuka tertutup akibat angin itu. Aku mengerut mengingat sudah menutupnya tadi malam.

Dengan perasaan takut, aku berjalan ke sana dan berniat menutupnya. Baru saja sampai di depan jendela, tiba-tiba saja ada tangan kekar yang memelukku erat.

Tangan yang sangat ku kenal.

"Sam! Kau kesini lagi?" Tanyaku antusias. Perasaanku campur aduk antara takut ketahuan oleh Dariel dan perasaan senang tiada tara.

Tangan Samuel bergerak ke arah perutku dan mengelusnya lembut. Entah mengapa tiba-tiba saja aku merasakan kenyamanan saat dia melakukannya.

Aku pun menyender pada dadanya dan mengatur napasku agar lebih tenang.

Namun, ucapan Samuel selanjutnya membuatku terdiam kaku.

"Aku tidak mungkin meninggalkanmu, my rabbit. Apalagi sejak ada little Samuel di sini. Ikutlah denganku secara baik-baik atau aku akan membawamu dengan paksa. Aku kembali kesini untuk menculik mu, Bella."

--------

TEBAKKK BELLA BAKAL IKUT ATO GAA??

MASA LO MAU REBUT BELLA DR KELUARGANYA SIH SAM😭

BERANI BGT😇

BTWWW GUE BINGUNG INI NAMATINNYA GIMANA AHAHAHAA

APA GAUSAH TAMAT TAMAT YAHHH🤣🤣

SIAPA YG SETUJU NOVEL INI SERIBU EPISODE??🙋

JANGAN LUPAAA VOTE COMMENTS YAA CINTAHH

THANK UU🤍

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now