BAB 68

20K 1.3K 45
                                    

NINU NINU NINU ADEGAN DEWASAAA!!!!

ENJOYY

--------

Arabella tampak berpikir keras mendengar lamaranku. Suasana hening membuatku dapat mendengar dengan jelas tarikan napasnya yang gugup. Udara sekitar terasa menipis menunggu jawaban Arabella.

Walaupun ku yakin seratus persen dia akan mengiyakannya. Namun, keterdiamannya membuatku ragu.

Dengan menggigit bibirnya, Arabella menatapku takut dan menggeleng. Sontak mataku menatapnya bertanya dan nyaliku menciut.

Tangannya semakin melingkar di bahuku, begitupun dengan kedua kakinya, memelukku.

"Hmm Sam, kau tahu kan aku baru saja bertemu keluargaku? Kurasa aku belum siap menikah," ucapnya yang membuat jantungku terasa jatuh ke bawah.

Aku mencengkram perutnya dan menatapnya tajam. Jujur saja aku tidak expect bakal ditolak. Apalagi sedari tadi perlakuannya padaku sangat lembut.

"Ini bukan pertanyaan, Bel. Aku tidak meminta jawabanmu," tegasku tidak ingin dibantah.

Sepertinya lamaran ku sudah benar, lebih baik aku memaksanya. Aku tidak butuh mendengar apakah Arabella mau atau tidak.

Entah mengapa aku merasa ingin menjadi seseorang yang egois.

Arabella menatapku merasa bersalah dan tubuhnya menegang bingung ingin mengatakan apa.

"Tapi aku tidak mau meninggalkan keluargaku di sini, aku baru bertemu mereka, Sam," jelasnya membuatku merasa cemburu.

Dulu, Arabella selalu memprioritaskan ku, namun sekarang tidak lagi. Aku merasa kesal.

Spontan aku cemberut meminta perhatiannya. Padahal kami sudah lama tidak bertemu, bisa-bisanya aku malah dikecewakan seperti ini.

"Lalu bagaimana denganku? Kau mau meninggalkanku?" Tanyaku takut.

Memaksanya pun pasti tidak bisa, Arabella akan kekeuh untuk tinggal di sini. Dan aku tidak mau pulang tanpanya.

Aku tidak bisa membayangkan jika pulang ke rumah dan kembali menemukan kekosongan.

Arabella terdiam dan tidak dapat mengatakan apapun. Sepertinya memang benar dia lebih memilih keluarganya daripada aku.

Tanpa aba-aba aku menciumnya rakus. Ku lumat bibirnya atas bawah menyalurkan rasa rindu dan kecewaku. Bagaimana caraku mengikat Arabella kalau seperti ini caranya.

Apa aku harus membunuh keluarganya? Tidak mungkin.

Arabella membalasku dengan memejamkan matanya. Dia tampak menikmati ciuman kami. Setelah beberapa lama, baru dia mendorong dadaku menjauh.

Napasnya yang terengah-engah menggodaku untuk kembali menciumnya. Napasnya sangat wangi dan hangat.

"Baiklah, Sam. Aku akan menikah dengan syarat kau sudah mendapat izin dari Babas dan ayahku," tawarnya.

Aku tersenyum puas dan mengangguk dengan bersemangat. Hanya izin kan, seharunya tidak susah. Kalau sampai tidak diizinkan pun aku tidak akan ragu-ragu lagi untuk menculik Arabella.

Tanganku sudah bergerak membuka bajunya hingga Arabella setengah telanjang. Lalu ku bawa badannya ke bak mandi.

Bisa bahaya jika Bastian mendengar desahan kami. Jika ada suara air keran mungkin tidak akan terlalu terdengar.

"Itu hal yang mudah, sekarang fokuslah dulu pada ini, aku tidak kuat lagi menahannya," ucapku sambil membawa tangannya menyentuh penisku.

Arabella sedikit terkejut, namun selanjutnya tersenyum menggoda. Dia malah memainkannya dengan andal di sana.

Aku masih mengenakan celana, tapi rasanya Arabella sudah cukup menggodaku hingga tegak sempurna. Tangannya yang lentik itu membuka resleting celanaku dan menurunkannya. Aku pun sedikit bangkit, memudahkannya.

Sengaja ku tarik tuas keran ke atas hingga air shower dari atas sana mengguyur kami. Spontan Arabella memeluk dirinya sendiri.

"Dingin sekali, Sam."

Tubuhnya sudah basah dan terlihat mengkilap di mataku. Air yang berjatuhan ke kulit putihnya, tampak sangat sexy. Apalagi saat ini Arabella tidak mengenakan apapun. Hanya celana dalam yang masih menutupi bawahannya.

Aku membuka celana itu dan menariknya sensual.

"Aku yang akan menghangatkan mu," ucapku dengan tersenyum menggoda.

Arabella sudah telanjang dan mendekatkan dirinya padaku. Kulitnya yang terasa dingin bersentuhan denganku yang lebih hangat darinya. Sontak aku memeluknya erat.

Kami berciuman lagi dengan Arabella berada di atasku. Bak mandi sudah mulai penuh dan menenggelamkan setengah badanku.

Tidak dapat menahan nafsuku lagi, aku membuka kakinya lebih lebar dan langsung memasukinya. Miliknya terasa sempit dan menjepit ku. Arabella tampak terkejut dan ingin melepasnya, namun ku tahan.

"Ahh Sam," desah Arabella dengan tatapan tajamnya itu. Dia memukulku pelan dan mulai menyesuaikannya.

Sudah ku tebak bagian bawahnya pasti basah, Arabella sama bernafsunya denganku.

Dia memindahkan rambutnya ke belakang dan mulai bergerak naik turun. Sedangkan aku, hanya diam menikmatinya. Mataku tidak lepas dari kedua gundukannya yang menggantung menggoda.

"Sam, bergeraklah. Ahh aku ingin lebih," pintanya dengan wajah mengerut menahan kenikmatan.

Tangannya berada di perutku dan dia bergerak semakin liar, walaupun tidak secepat jika aku yang di atas. Mulutnya menganga mendesahkan namaku.

Aku bisa gila melihat Arabella seperti ini. Dulu aku hanya bisa membayangkannya dan memainkan milikku sendiri.

Kini Arabella benar-benar di hadapanku dan tatapannya tidak lepas dari milikku yang berusaha dia puaskan. Aku tidak dapat menahan seringai ku melihat Arabella senafsu ini.

Akhirnya aku sedikit bergerak dan menekannya dari bawah. Terlihat Arabella yang semakin kenikmatan dengan mendongakkan kepalanya.

Aku menatapnya sayu dengan nafsu yang tinggi. Ku dekatkan diriku padanya dan langsung menciumnya. Arabella membalasku dengan desahannya yang tidak mau berhenti.

Tidak berapa lama vaginanya terasa semakin sempit dan benar-benar mengungkung milikku.

Ku rasakan getarannya di bawah sana yang meminta untuk keluar. Refleks aku memeluknya erat di tengah ciuman kami.

"Sam ahh." Akhirnya Arabella keluar dan mengeluarkan cairan yang banyak di bagian bawahku.

Tubuhnya masih bergetar dan tampak lemas. Berbeda denganku yang masih bermain di bawah. Aku belum keluar dan masih bergerak dengan cepat.

Rasanya sudah diujung tanduk dan sangat gatal.

Kini aku yang mengimpitnya dan bergerak lebih liar dari atas. Arabella kembali mendesah dengan terpejam saking lemasnya.

Baru saja akan keluar, tiba-tiba saja seseorang mengetuk pintu kamar mandi.

Suara laki-laki yang sangat ku kenal itu terdengar berteriak dan mengetuk-ngetuk pintu dengan kasarnya. Sontak pelepasan ku pun tertahan.

"Sam! Kau ngapain mandi malam-malam, huh? Nanti sakit, bodoh!"

------------

SORRYY YAH SAM LU GAJADI KELUAR AHAAHHAHAAH

MAU KASIAN TP GMN YAAA🤣

BISA BGT LU BASSS DATENGNYA PAS LG BEGINI

TEBAKKKK SELANJUTNYA GMNN?

MATI LU SAM SEMAKIN GA DIRESTUIN😀😀

JANGAN LUPA VOTE COMMENTS YAAA

LOV UUU🤍

Kidnapped By A Possessive VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang