BAB 23

58.1K 3.1K 203
                                    

HELLOOOO IM BACKK

GUE CHALLENGE LAGI AHH SAMPE 200 FOLLOWERS

TINGGAL PENCET KOK GUYS TRUS UDH DEH BACA DENGAN TENANG

ENJOYYY

-------

Aku mengisapnya dengan sangat kuat, seperti tidak ada hari esok. Tapi aneh, dari isapan pertama saja aku tidak merasakan kenikmatan itu.

Evelyn berteriak sedari tadi dan mendorong bahuku. Tapi tidak bisa karena aku menahannya. Aku terkejut dengan umpatan Evelyn di telingaku, kukira dia wanita anggun dan lembut.

"LEPASKAN AKU BODOH!"

"AHH DASAR BANGSAT."

"MENJAUH DARIKU BAJINGAN."

Aku mengerut tidak suka mendengar teriakannya. Evelyn yang kukenal adalah orang yang sopan.

Berbeda saat aku mengisap darah Arabella, dia hanya pasrah dan mengeluarkan desahan sexy nya. Hal itu membuatku semakin ingin mengurungnya.

Namun, saat ini aku tidak melepas gigitanku pada Evelyn. Aku masih mengisap darah itu. Sial, rasanya sama saja seperti darah hewan. Hambar.

Dengan marah aku menghempasnya, bahkan kurasa aku sedikit membantingnya. Padahal ku yakin Evelyn soulmate ku. Namun, tidak ada rasa apa-apa.

Tidak ada berbunga, tidak ada rasa ingin memiliki. Bahkan aku rasa aku tidak menginginkan darah itu lagi.

"Kenapa darahmu tidak enak?" Tanyaku masih berusaha lembut padanya.

Evelyn menatapku kesal dan rendah. Tidak biasanya dia seperti itu. Dia berdiri membenarkan bajunya yang sudah ku robek tadi.

"Apa yang kau harapkan, bodoh?" Evelyn menunjukku dan marah-marah padaku. Berulang kali aku mendengar umpatannya yang sebelumnya tidak pernah kudengar.

Apa ini sifat asli Evelyn?

Aku tidak melihat sisi cantiknya lagi, dia seperti nenek sihir yang sedang mengutukku.

"Semua pria sama saja! Aku sudah memberikanmu sex, beri aku uang!" Evelyn menengadahkan tangannya padaku.

Aku mengerut dalam, selama ini Evelyn tidak pernah memintaku hal itu. Dia terlihat tulus memberikanku tubuhnya. Dan aku sebagai pria tentu saja tidak bisa melihat wanita telanjang di hadapanku.

Evelyn yang kesal karena lama menungguku, langsung mengambil uang dari dompetku. Bahkan dia sudah sangat hapal kartu-kartu yang biasa ku gunakan.

Evelyn pergi ke luar rumahku dan dengan cepat aku tahan. Setidaknya aku bisa mencium wangi mawar itu. Aku memeluknya erat dan mencium bahunya. Namun, tidak ada.

"Lepaskan aku brengsek, apalagi sih maumu?" Tanya Evelyn mendorongku. Aku semakin memeluknya erat, ku yakin wanginya ada di sana.

Tidak ada wangi mawar, semuanya hambar.

"Kenapa kau tidak wangi?"

Evelyn menamparku dan mengumpat padaku. Kudengar cercaannya yang menyinggung kemampuan vampirnya. Bahkan aku tidak tahu apa kemampuannya.

"Itu kemampuanku bodoh, sial sudah tidak bisa padamu lagi. Padahal kamu sangat kaya, sial sial. Menjauh dariku. Aku akan mencari yang lebih kaya!"

Aku mengerut dalam mendengarnya. Kenapa dari tadi dia membahas uang sih? Yang kutahu Evelyn adalah model terkenal, dia saja bisa masuk agensi besar tanpa bantuan siapa-siapa.

"Apa maksudmu Eve?" Aku mencengkram tangannya agar dia tidak bisa pergi dariku.

Kurasa aku terlalu menekannya hingga Evelyn merasa kesakitan. Tapi aku tidak peduli. Aku hanya ingin tahu kebenarannya.

"Aku dapat membuat pria terangsang dan kau salah satunya, Samuel. Menjauh dariku kau sudah tidak berguna lagi."

Aku terkejut mendengarnya. Selama ini aku menjadikannya ratu dan ini balasannya. Aku sudah menyia-nyiakan rabbit ku dengan sampah ini.

"Kau adalah jalang Eve?" Tanyaku takut-takut. Aku berharap dia menggeleng dan kembali menjadi sosok yang anggun bagiku.

Tidak apa-apa tidak ada wangi mawar, aku hanya membutuhkannya untuk menemaniku.

Evelyn tersenyum masam dan mengangguk. Matanya masih menatapku kesal, dia seakan tidak ada rasa bersalahnya. Aku menunggunya bertahun-tahun hanya untuk mengetahui fakta ini.

"Kau membuatku terangsang tapi tidak bisa memuaskan ku, jalang macam apa kau Eve?" Tanyaku mengejeknya. Tidak ada lagi rasa tidak enakku padanya. Dia sudah menipuku bertahun-tahun.

Evelyn makin kesal dan menamparku lagi. Aku tahu aku terlalu kasar, tapi aku sangat membencinya. Kenapa harus menyerahkan diri ke banyak pria.

"Kau juga pria macam apa hah? Saat sex denganku malah menyebut nama lain."

Aku terdiam.

Aku kelepasan menyebut Arabella saat klimaks. Dan itu terjadi berulang kali. Aku merasa bersalah pada saat itu.

Namun, sekarang aku malah bersyukur bernafsu pada Arabella dibandingkan pada Evelyn yang menjajakan tubuhnya pada semua pria.

Evelyn melepaskan tanganku dan pergi begitu saja. Semua kenyataan ini menyakitkan, namun entah mengapa aku biasa saja.

Kehilangan mungkin iya, tapi tidak ada sakit hati. Seperti yang sudah kubayangkan.

Pantas saja vaginanya longgar sekali, tidak terlalu menghimpit ku. Dan Evelyn sangat jago di ranjang, seperti sudah biasa melakukannya.

Sedangkan Arabella, dia sangat sempit. Jariku saja susah masuk. Astaga, aku terangsang dengan memikirkannya.

Kemana sih rabbit itu?

Ahh rasanya aku sangat marah mengingatnya berhasil kabur. Padahal selama dua tahun ini aku selalu mengurungnya dengan baik.

Sekarang aku kehilangan Evelyn dan Arabella sekaligus.

-------

MAMPUS LUUUUU

YU KITA RAYAINNN GUYSSS!!!

JANGAN LUPA VOTE COMMENT YAAA

LOVE YOUUU🤍

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now