BAB 18

66.7K 2.7K 164
                                    

POV SAMUEL LAGI YAHHHH

BESOK" KITA BALIK KE ARABELLA

OIYA KYKNYA BAKAL SULIT GUE UPDATE TERUS

BIASANYA GUE INFOIN DI WALL KLO UPDATE JAM BERAPA ATAU KLO GA UPDATE

MENDING LU PADA FOLLOW GUE DULU DAH

AYO AYO PADA FOLLOW DULU SEBELUM BACA

ENJOYYY

-------

Aku melamun memikirkan kejadian tadi. Apa Arabella melihat semuanya?

Saat ini aku tengah berpelukan dengan Evelyn, di kamarku. Sudah lama aku tidak ke kamarku sendiri saking seringnya tidur bersama Arabella.

Tidak ku sangka, tadi kami bermain tidak begitu lama. Hanya satu ronde. Padahal memikirkan Arabella saat bermain solo saja membuatku keluar berkali-kali.

Aku tiba-tiba saja tidak bernafsu saat melihat Arabella tadi. Yang kutahu dia langsung memasuki kamarnya saat mata kami bertatapan.

Entah mengapa aku merasa seharusnya Arabella tidak melihat hal itu. Tidak, aku tidak peduli jika Arabella cemburu. Hanya saja adegan tadi tidak baik untuk gadis polos seperti Arabella.

Lalu air mata? Sepertinya aku salah lihat.

Mungkin saat ini Arabella tengah kesenangan karena tidak diganggu olehku, membuatku kesal saja dengan memikirkannya.

"Sayang, apa yang kau pikirkan? Apa belum puas? Aku masih bisa melakukannya," tanya Evelyn dengan manjanya.

Tangannya bermain di dadaku dan turun ke perut, perlahan turun ke bawah selimut. Dengan cepat aku menahannya, sudah kubilang kan aku sedang tidak bernafsu.

"Tidak, babe, aku mengantuk," tolak ku halus.

"Baiklah. Oh iya aku ada keperluan besok, mungkin aku akan pergi lagi."

Aku menatapnya kesal. Tanganku yang posesif refleks memeluk Evelyn erat. Baru saja bertemu dengannya dan dengan teganya dia meninggalkanku lagi.

"Jangan pergi lagi," ucapku lirih.

Evelyn tersenyum manis membuatku terpaku. Senyuman itu mengingatkanku pada Arabella. Waktu itu jantungku tidak berhenti berdetak.

Mungkin karena aku jarang melihat senyumnya. Aku yakin itu kebetulan.

"Hanya dua hari, please."

Evelyn menatapku dengan memelas. Namun, aku tetap menolaknya tegas.

"Tidak! I know you're a model, but please stay with me," tegasku. Tanganku memeluknya semakin erat, bahkan kakiku juga ikut memeluknya.

Evelyn adalah seorang model. Dulu namanya belum begitu terkenal, walaupun aku tau seberapa keras dia memperjuangkannya. Namun dalam lima tahun ini, entah mengapa dia tiba-tiba saja mendapat banyak koneksi dan pekerjaan.

Yang ku tahu sejak itu dia menghilang.

Evelyn menggeleng yang membuatku tidak bisa menahannya lagi. Evelyn memang keras kepala.

Lagipula masih ada Arabella.

Selama Arabella berada di sekitarku, aku merasa aman tanpa Evelyn. Aku akan menunggunya lagi, sampai kapanpun.

Setelah Evelyn tertidur, entah mengapa aku penasaran dengan keadaan Arabella. Terakhir tadi pagi aku menemuinya.

Dan aku ingin memastikan dia tidak kabur lagi. Jika itu terjadi, mungkin aku tidak segan-segan memotong kakinya hingga Arabella hanya bisa mengandalkan ku.

Kidnapped By A Possessive VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang