BAB 4

158K 5.3K 77
                                    

Aku membuka mataku dengan susah payah karena rasa ngantuk yang masih menyerang. Samar-samar cahaya dari jendela menelusuk mataku. Mau tak mau aku membuka mataku sepenuhnya.

Badanku masih terasa remuk dan pegal. Apalagi diimpit dengan tangan kekar yang saat ini sedang memelukku erat.

Aku berniat memindahkan tangan itu agar tidak menimpaku. Tapi jangan ditanya bagaimana kekuatannya. Tidak berpindah sedikitpun, malah tanganku yang semakin pegal.

Rambutku berantakan, begitu pula dengan kasur yang kutempati. Bahkan ada beberapa busa bantal yang keluar. Iya, seliar itu mereka melakukannya.

Aku membalikkan badanku dengan susah payah. Samuel masih menutup matanya dengan tenang. Jika dilihat saat tidur, pria itu tampan sekali. Berbeda saat membuka mata, Samuel akan terlihat seperti serigala yang siap menerkamnya kapan saja.

Alis tebal, hidung mancung, bibir tebal, dan kulit pucat seperti ubin lantai. Perfect. Jangan lupakan bahunya yang lebar itu bahkan sekarang aku benar-benar terkurung di pelukannya.

Otakku berkeliaran mengingat hal tadi, saat bibir itu menemui bibirku. Rasanya sangat aneh dan hmm enak. Dan bagaimana bibir itu mengulum payudaraku. AHH aku akan gila mengingatnya lagi.

Bagus Arabelle, setelah apa yang dia lakukan aku malah mengkhayalkan hal itu lagi.

Aku harus memikirkan hal yang lebih serius, kenapa aku bisa disini? Siapa Samuel? Aku mencoba mengingat-ingat hal terakhir sebelum semua ini terjadi.

Seingatku, aku sedang berkemah dari acara kampus. Ya, aku mencari kayu bakar saat itu. Dengan beraninya aku mencari kayu bakar sendiri.

Dan aku melihatnya. Samuel. Dari jauh aku melihat seseorang tengah memakan rusa yang tergeletak tidak berdaya.

Saat itu dengan terburu-buru aku segera berlari menjauhi pria psikopat itu. Tetapi sayang, aku tersandung batu dan kepalaku terjedut pohon.

Dan disinilah aku sekarang.

"Kamu sudah bangun sayang," ucapnya sambil merapihkan rambutku. Dia tersenyum menatapku. Sedangkan aku yang ketakutan menatapnya dengan perlahan. Matanya masih sayu pertanda ia baru saja bangun.

"B-bisakah kau melepaskanku?" tanyaku gugup. Bagaimana tidak gugup jika saat ini matanya tidak pernah lepas dariku.

"Aku sudah bilang kau milikku. Always." 

Ucapannya itu membuatku berpikir ulang, bukankah mereka baru bertemu? Kenapa Samuel seakan-akan telah mengenalnya sangat lama. Apa ada memori yang terhapus di ingatannya?

"Kita baru bertemu, tuan. Dan kuyakin kau bahkan tidak mengetahui namaku. Jadi bisakah kita bertingkah layaknya orang asing pada umumnya?"

Entah keberanian darimana aku menanyakan hal seperti itu. Dalam hati aku berdoa semoga saja dia tidak tersinggung dengan ucapanku.

"Kita pernah bertemu sayang. Dan namamu Arabella, aku yang menamainya," ucap Samuel dengan yakin. Aku terbelalak tidak mempercayainya. 

Mama memang pernah bilang bahwa namaku dikasih oleh orang lain, penolongku yang sangat tampan saat masih kecil. namun, aku tidak mengingatnya.

Dulu namaku bukan Arabella, tetapi Evelyn. Hanya saja dulu aku sering terkena sial. Dan puncaknya aku pernah tersesat saat masih kecil. Penolong tampanku itu menyarankan untuk mengganti nama. Begitulah ceritanya.

Hanya saja yang kuingat penolong tampanku itu sudah dewasa saat aku masih kecil. Seharusnya saat ini sudah menjadi bapak-bapak mengingat usiaku sekarang 20 tahun. 

Namun mengingat Samuel adalah seorang vampir, mungkin saja dia tidak pernah menua.

"Kau sudah mengingatnya?"

Aku mengangguk pelan dengan tidak yakin. 

"Baguslah aku takkan melepaskanmu lagi," ucapnya dengan tegas. Matanya mengunci mataku, begitu pula tangannya yang sedari tadi mengelus surai rambut hitam legamku.

Aku tidak mengerti maksud perkataannya. Samuel terlalu misterius.

Tangannya bergerak naik turun di punggung telanjangku. Samuel mengusapnya perlahan, sesekali menarik-narik rambutnya yang menjuntai menutupi punggung.

Entah mengapa hal itu membuatku kegelian. Belum lagi dengan keheningan dan tatapan tajamnya yang masih menatapku. Matanya berkeliaran menelusuri setiap inci di wajahku. Seakan aku barang antik di museum.

"Kau tahu tubuhmu sangat wangi vanila. Hanya saja berbeda jika aku melakukannya seperti ini." Tanpa aba-aba dia menciumku. Tidak, bukan sekedar mencium, dia melumat bibirku.

Samuel melakukannya dengan lembut, tidak ada keberingasan seperti tadi. Bahkan matanya terpejam seperti sedang menikmati eskrim di mulutku.

Aku hanya terdiam, bingung harus bagaimana meresponnya. Untungnya tidak berapa lama Samuel menghentikannya.

"Bibirmu sangat manis, aku seperti merasakan vanilanya langsung disana, tidak hanya mencium baunya saja. Begitu pula dengan keringatmu dan semua cairan di tubuhmu," ungkapnya dengan tatapan sayu kepadaku. Bukan sayu karena bangun tidur lagi, tapi kutahu dia sayu karena tertutupi gairah.

Setelah mengatakan itu, dia turun ke leherku dan menjilat-jilatnya dengan nafsu. Ya, aku sedang berkeringat saat ini. Namun bukannya jijik, Samuel malah menjilat ke seluruh area keringatku, sesekali menambahkan kissmark di sana. 

Tanganku spontan menutupi dadaku saat pria itu kembali berada di atasku. Wajahku menatap ke kanan mengalihkan pandanganku darinya.

Napasku kembali memburu karena tingkahnya. Tidak hanya di bagian leher, tetapi dia menjelajahi hingga bagian atas dadaku.

"A-aku gerah, bolehkah aku mandi dulu?" tanyaku di tengah kegiatannya. 

Aku tidak mau mengulanginya lagi. Apalagi dengan orang yang tidak terlalu kukenal. Walapun rasanya sangat enak dan candu.

Di samping itu bukankah ide bagus melarikan diri di kamar mandi, biasanya di film-film penculikan akan ada adegan seperti itu. Aku harus melarikan diri dari sini.

Takut-takut aku menunggu jawabannya. Tidak disangka Samuel mengangguk dengan seringaian yang muncul di bibirnya.

"Baiklah ayo kita mandi bersama."

-------------

Samuel memperlakukan Arabella

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Samuel memperlakukan Arabella.

-------------

VOTE DAN COMMENT YAHH

KALAU GA, GA DILANJUT

PENGEN TAU JUGA DONG REAKSI KALIAN BACA CERITA INI

LUVVV🤍

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now