BAB 93

7.6K 918 83
                                    

JAWABAN TEBAKAN KEMARIN ITU PUTIH YA GESSS!! KAN UDH GUE KODEIN TUU BAJU BAJU ARABELLA WARNA PUTIH SEMUA PAS MASIH DICULIK SAMUEL WKWKWK

CONGRATSS LIMA ORANG TERCEPAT (TERMASUK TEBAKAN SEBELUMNYA)

YANG UDAH BACA SPECIAL BAB (MASA SMA) KASIHH KOMEN DONG!! SERUUU GA?! aisyahaliqa_ cheerfulgurlzzz annaaraaa melodisuara Nesyyccl

TENANGGG YG BLOM MENANG, NNTI GUE ADAIN TEBAK"AN LAGII UNTUK SPECIAL BAB SELANJUTNYA OKEYY😚

ENJOYYY

----------

Aku tidak pernah mengira ketiga orang tersebut memiliki kekuatan yang sama denganku, seperti bukan kebetulan.

Setiap vampir seharusnya memiliki keistimewaannya masing-masing.

Aku ingat jika Dariel pernah membahas ini, hanya satu persen kemungkinan vampir memiliki kekuatan yang persis sama.

Tanpa sadar, aku mengerut dalam dan melihat mereka lebih teliti. Gerakan yang kaku dengan tatapan yang kosong, ini perasaanku saja atau mereka memang bukan mahkluk hidup.

Aku baru menyadari jika vampir-vampir di hadapanku memang terlihat mirip, seperti kloningan. Bulu kudukku terasa merinding hanya dengan pemikiranku sendiri.

Dengan berani, aku berdiri. Napasku masih terengah, akan tetapi tidak ku biarkan mereka melihat rasa takutku.

"Kalian bukan vampir," lirihku pelan.

Aku bersandar pada dinding dan ragu-ragu mendekati mereka.

Ekspresi mereka tidak berubah sedikitpun seakan tidak peduli dengan tindakanku. Tanganku yang sudah gatal, menyentuh salah satu tangan vampir itu dan merasakan tangannya yang sedingin mannequin, sepertinya dugaanku benar.

Hembusan napas mereka pun tidak terdengar sama sekali, layaknya mayat.

"Menyerahlah, me-menyerahlah!" suruh salah satu vampir tersebut dengan berulang seperti robot rusak. Entah mengapa menyadari mereka bukan vampir beneran, malah membuatku semakin gemetar.

Tidak ada waktu untuk berlama-lama, tanpa rasa takut lagi, aku mencengkram tangan vampir tersebut dan menekannya hingga apiku menembus ke kulitnya.

Sekilas aku melihat kilatan api yang keluar dari tangan sang vampir, akan tetapi itu hanya api yang payah. Bahkan kekuatanku dengan mudah bisa menyerap api mereka.

Aku merutuki diriku yang beberapa jam lalu ketakutan, percuma saja aku berlari sedari tadi, mereka tidak bisa memperkosaku juga.

Tanpa sadar, dengan amarah tanganku menggenggamnya semakin erat hingga terdapat kobaran api mengelilingi pergelangan tangan vampir tersebut.

Bukannya menjadi abu, vampir itu malah meleleh seperti plastik.

"Kau harus mati! Ka-kau harus mati!" terang vampir itu sebelum aku melelehkan tubuhnya. Cairannya menempel pada tanganku dan meninggalkan rasa panas yang lengket.

Ini menjijikkan sekali.

Satu persatu mati begitu saja di tanganku dengan mudahnya. Mereka melawan, namun kekuatannya tidak sehebat yang ku bayangkan.

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now