BAB 42

42.1K 2.2K 138
                                    

MASIH ADA DEWASAA DIKITTT EHEEHEH

ENJOYY

---------

Samuel POV

Aku terbangun dan merasakan berat di tubuhku. Kami tertidur setelah berulang kali melakukannya. Tidak hanya sekali, aku mencoba berbagai gaya hingga Arabella benar-benar lemas.

Jika bukan karena kasihan, aku tidak akan menghentikannya.

Semalam kami melakukannya dari jam sembilan malam sampai jam tiga pagi. Aku bahkan tidak berhenti walaupun Arabella sudah tertidur. Rasanya masih tetap nikmat.

Lalu dilanjutkan lagi pagi harinya. Kurang lebih tiga jam.

Ya, aku segila itu dengan tubuhnya.

Aku suka melihat Arabella saat tertidur. Wajahnya yang polos dan seperti bayi. Padahal tubuhnya sangat sexy, aku jadi terangsang memikirkan bulatan dadanya yang menempel pada dadaku.

Tahan, Samuel. Kamu udah menyiksanya terlalu lama. Bahkan sampai sekarang, milikku belum ku keluarkan.

Arabella mengerang, pertanda dia akan terbangun. Matanya mengerjap masih menyesuaikan dengan cahaya lampu tidur.

"Sudah bangun, sayang?" Tanyaku menyapanya. Tanganku mengelus rambut hitam legamnya yang terasa lembut. Rambutnya menjuntai hingga ke pinggangnya.

Arabella mengangguk dan menahan tanganku saat akan turun ke dadanya.

"Jangan lagi, Sam. Aku lelah." Wajahnya merajuk membuatku tidak tega. Baiklah, untuk kali ini aku turuti.

Dia mencoba melepaskan miliknya, namun malah teriak kesakitan yang kudengar. Dengan cepat aku membalikkan badannya hingga aku yang berada di atas.

Perlahan, aku melepasnya. Vaginanya masih basah hingga mengeluarkan cairan bekas bermain kami tadi.

"Apa masih sakit?"

Arabella mengangguk dan merengut. Ku lihat bagian bawahnya yang memerah menggodaku. Jika aku tidak waras, sudah ku masuki lagi lubang itu.

Namun, aku tidak mau melihat Arabella kesakitan. Ku papah dirinya untuk duduk. Kakinya masih mengangkang kaku tidak bisa untuk ditutup.

"Ayo kita mandi, sebelum aku bernafsu ingin menyetubuhi mu lagi," ucapku sembari menggendongnya.

Kakinya melingkar di pinggangku dan tangannya memeluk leherku erat. Arabella menyembunyikan dadanya, tahu saja mata nakal ku terus mengarah ke sana.

Ku letakkan Arabella perlahan di bak mandinya. Dengan lembut aku mandikan. Baru bagian atasnya saja tanganku sudah kemana-mana, tidak kuat menahan godaan di depan mataku begitu saja.

"Lebih baik aku mandi sendiri, Sam!" Tegasnya sambil menghempaskan tanganku.

Aku tersenyum menggodanya dan melanjutkan menyabuninya. Kulitnya halus sekali, bagaimana aku tidak tergoda? Bukan sepenuhnya salahku, kan.

Saat bagian bawahnya, dengan sengaja aku menyentuh vagina itu berulang kali.

Wajah Arabella merenggut menatapku, akan tetapi dia tidak dapat menahan desahannya. Benar-benar nakal. Tanganku tidak dapat berhenti seiring dengan Arabella yang mendesah dengan begitu sexy-nya. Aku ingin melihatnya terus menerus.

Terasa cairan kental mulai keluar menjalari tanganku. Baru sebentar saja, Arabella sudah basah lagi. Aku menyeringai dan memainkannya lebih cepat.

"Ahh Samuel iyaa di sana, ahh," desahnya terus meneriaki namaku.

Dadanya membusung tidak dapat menahan kegelian di bawah sana. Tanpa aba-aba aku mengisapnya dan memainkannya dengan jariku. Arabella semakin menggila dan menjambak ku dengan gemasnya.

"Ahhh Sam."

Padahal hanya ku mainkan dengan jariku, namun Arabella liar sekali. Bagian bawahku kembali menegang membayangkan saat aku memasukinya.

Ku rasakan denyutan di bawah sana dengan cairan yang keluar secara serentak.

"AHHH."

Arabella keluar dengan derasnya. Teriakannya sangat kencang melampiaskan rasa geli yang sedari tadi ia tahan. Aku tersenyum puas melihatnya lemas. Ada kebanggaan sendiri setelah dia keluar.

"Sudah ku bilang aku lelah," rajuknya. Bibirnya mengerut seperti anak kecil.

"Kau yang menggodaku, rabbit. Dengan kau diam saja aku sudah terangsang. Dan aku suka desahanmu, kau sexy."

Arabella menegang mendengar pujianku. Dapat kurasakan putingnya yang tiba-tiba saja mengeras kembali bernafsu. Aku tersenyum senang dengan reaksi tubuhnya.

Kalau saja aku tidak ingat Arabella se lelah itu, tidak akan pikir panjang untukku memasukinya. Namun, Arabella terlihat lemah sekali, entah sudah ke berapa kalinya dia keluar hari ini.

Akhirnya aku hanya mencium keningnya dan kembali memandikannya. Arabella yang diam manis sekali, dia hanya menatapku dengan tatapannya yang polos itu.

Selesai mandi, Arabella keluar dari kamar duluan dan aku membereskan kamar kami.

Katanya dia ingin membuat sarapan. Padahal sarapanku tidak susah payah, hanya lehernya saja. Akan tetapi karena dia antusias, aku jadi tidak bisa menolaknya.

Sprei yang tadinya putih kini terdapat bercak merah tanda hilangnya keperawanan Arabella semalam. Baunya masih saja vanila, mungkin setelah ini sprei ini akan aku simpan saja di lemari.

Aku keluar dari kamar dan merasakan kehadiran orang lain. Jake.

Amarahku naik melihatnya ada di apartemen Arabella, apa dia emang sudah biasa ke sini? Pikiran buruk ku melayang pada kegiatan yang tidak-tidak. Jake itu sama sepertiku, nafsunya tinggi. Apalagi nafsu akan darah.

"Kau gila memberikan hal itu pada Samuel?" Tanya Jake dengan kerasnya. Tangannya mencengkram wanitaku dengan kuat membuatku ikut kesal melihatnya. Berani-beraninya.

"Aku mencintainya."

Hatiku berdebar saat kedua kali Arabella mengatakan hal itu. Gila, rasanya seperti baru pertama kali jatuh cinta.

Nanti-nanti aku akan meminta Arabella merekam kalimat itu dan akan ku jadikan alarm bangun tidurku.

Dari sini aku dapat melihat wajah Jake yang mengeras. Puas sekali rasanya melihat Jake ditolak seperti itu. Arabella milikku.

"Kalau begitu, aku mau menyetubuhimu juga. Cara itu kan yang bisa membuatmu mencintaiku. Kita buktikan lebih hebat aku atau Samuel."

----------

SATU HARI SATU BAB SYULIT SEKALI YAHHH TERNYATA

TAPI GUE GAMAU NGECEWAIN KALIANNN

SOO SEMOGA MEMUASKAN YAHH

MASIH ADA TIM ARABELLA-JAKE??

APA ARABELLA-SAMUEL SEMUAA??

JANGAN LUPA VOTE COMMENT

THANK UUU🤍

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now