BAB 54

22.1K 1.7K 87
                                    

AKHIRNYAAAAA UPDATE JUGA SEKIAN ABAD. BARU DUA HARI GA LAMA SIH YA

LAMA GA SIH?? WKWKWKWK

SO SORRY GAESSS

1. GUE GAADA IDE

2. GUE BUTUH IDE

3. INTINYA MAH IDE

SOO ENJOYY

--------

Arabella POV

Aku sangat ketakutan saat Anna mengejar dari belakang. Tenaganya kuat sekali.

Dia menghancurkan beberapa barang di apartemen Jake dan membuatku seperti sedang syuting di film horror.

Aku tersandung saat tidak sadar sebuah meja berada di sampingku. Keadaan saat ini sedang gelap gulita.

Anna yang melihat kesempatan, dia memojokkanku.

Matanya penuh nafsu menatap leherku.

"Aku tidak pernah merasakan darah se wangi ini. Apa rasanya seenak Jake?" tanyanya.

Anna tersenyum senang dan menahanku agar tidak bergerak.

Aku terjebak karena saat ini Anna tengah menghimpitku. Aku tidak bisa kabur.

Taringnya keluar dan terlihat sangat runcing. Aku merinding ketakutan jadinya.

Dengan waktu yang sempit ini, aku memikirkan cara melarikan diri.

Sepertinya, harus ada pengalihan.

"Anna, Jake telanjang di belakangmu!"

Spontan Anna melihat ke belakang dan mencari keberadaan pria itu.

"MANA?!" teriaknya histeris.

Anna sedikit menjauhiku, dengan cepat aku berdiri dan menuju ke saklar lampu.

Aku menghidupkannya. Setelahnya aku bernapas lega.

Anna terlihat menyesuaikan matanya dengan cahaya. Taringnya kembali masuk dan dia memegang kepalanya yang terasa pusing.

"Anna, kau tidak apa-apa?"

Kondisinya sangat mengenaskan dengan lumuran darah yang masih berada di sekitar bibir hingga dagunya.

"Aku tidak apa-apa, maaf menakutimu," ucapnya dengan sedih. Anna merasa sangat bersalah telah menakuti sahabatnya.

Dia masih terduduk di lantai dan menunduk dalam.

Sepertinya Anna tidak bisa mengontrol nafsu vampirnya. Ternyata ini kesulitan seorang half vampire.

Aku mendekatinya dan membawanya ke sofa. Dengan telaten aku membersihkan darah yang mengotorinya.

"Kau tidak takut padaku?" tanyanya ragu-ragu.

Aku dengan yakin menggeleng dan melihatnya dengan tulus. Anna tetap teman terbaik yang ku miliki.

Dia selalu ada di saat aku membutuhkan seseorang.

Lagipula ada kemungkinan Anna adalah kembaranku. Entah mengapa aku akan merasa sangat senang jika hal itu memang benar.

Dengan takut aku menyampaikan maksudku.

"Aku mau meminta darahmu," pintaku.

Anna terkejut dan menatapku tanda tanya. Akhirnya aku menceritakannya dari awal.

Anna terlihat mengangguk was was, sepertinya dia tidak yakin dengan apa yang ku sampaikan.

"Jadi kau punya kembaran yang memiliki darah sepertimu? Aku seperti pernah merasakannya," ucapnya ragu.

Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now