BAB 38

37.7K 2.2K 69
                                    

OMGGGG DUA KALI UPDATE!!!

BANGGA GUE

APA SIH YANG GA UNTUK KALIAN?!!

ENJOYY

-----

Samuel sudah pasrah di kasurku dengan kemeja yang terbuka. Dia sexy sekali, membuatku berpikiran liar saja.

Lalu aku harus apa? Aku tidak pernah menyekap seorang pria sebelumnya.

Perlahan-lahan aku menaikinya. Kurasakan benda menonjol itu di pantatku. Astaga, keras sekali.

Dengan jailnya aku menggerakkan sedikit pantatku dan itu membuatnya semakin tersiksa.

"Ahh rabbit kau benar-benar menghukum ku," ucap Samuel diiringi desahan.

Aku gugup, akan tetapi tidak mau menghentikannya.

Jadi begini rasanya melihat seseorang pasrah di hadapanku. Samuel menggigit bibir tebalnya itu karena aku menyentuh lembut dadanya hingga ke lengannya. Berotot dan kekar, tangan ini yang selalu memelukku erat. Aku menciumnya sesaat.

Pandanganku teralihkan ke wajahnya, aku menarik dagunya hingga gigitan itu terlepas. Tebal sekali bibirnya, pantas saja bibirku selalu bengkak setelah diciumnya.

Kalau aku menghisap bibir itu, apakah rasanya akan nikmat? Aku penasaran. Akan tetapi, aku takut.

Bagaimana jika Samuel tidak suka dan menghukum ku. Aku yakin tidak sulit baginya untuk lepas dari ikatan dasi itu.

"Lakukanlah yang ingin kau lakukan. I'm yours."

Entah mengapa, Samuel seperti mengetahui perasaanku. Ya, mungkin karena jariku yang tidak berhenti bergetar ketika menyentuhnya.

Tanpa ragu-ragu lagi aku mengecup bibir itu. Hanya ku tempelkan, itu saja sudah sangat membuatku menegang ketakutan. Namun, Samuel tidak memaksaku, walaupun ku tahu dia terlihat gemas dengan tingkahku yang lama.

Dengan pelan, aku melumat bibir itu.  Samuel tidak membalasnya, membuatku kesal saja. Jadi ini rasanya ciuman tetapi tidak dibalas.

"Balas aku," bisikku di telinganya. Aku mencium bibirnya lagi yang tengah tersenyum mendengar bisikanku.

Tidak berapa lama kami berciuman, saling melumat dan berbagi saliva. Rasanya lembut. Samuel seperti memuja bibirku.

Dia sangat andal menggoda bibirku. Diemutnya bibir bawah dan atasku bergantian.

Aku melepas bibirnya untuk mengambil napas. Bibir Samuel terlihat memerah karena lumatan ku, tidak berbeda jauh denganku.

Aku menghirup napas sebanyak-banyaknya. Sedangkan Samuel, dia malah tersenyum merasakan napasku sedekat ini.

"Aku mencintaimu," bisik Samuel yang masih bisa kudengar. Aku terbelalak dan semakin gugup. Bagaimana bisa dia menyatakan cinta di saat posisi kami begini, aku jadi linglung.

Aku membuka penutup matanya, ingin melihat keseriusan pria itu. Dia langsung menatapku dengan yakinnya.

Kami terduduk dengan tangan Samuel yang masih terikat.

"Aku tahu aku orang jahat, tapi aku ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu. Kau boleh membalas kesalahanku seperti apa, asal jangan meninggalkanku." Samuel menunduk tidak berani menatapku. Seakan dia sangat pasrah dengan keadaannya.

Samuel yang dominan, yang tidak mau kalah, tunduk begitu saja di hadapanku.

"Aku ingin kau merasakan apa yang kurasakan dulu," ucapku masih tidak terima. Aku ingin memaafkannya, hanya saja masih teringat bayangan dulu saat aku disekapnya.

Apalagi saat Evelyn datang. Samuel semudah itu berpindah hati. Bagaimana jika Evelyn kembali lagi?

"Hukumlah aku sepuas mu, you're my queen," ucapnya seperti seorang pelayan yang tunduk pada majikannya.

Samuel benar-benar memujaku. Tidak ada paksaan darinya, dia memasrahkan dirinya padaku. Entah mengapa aku senang. Aku berkuasa di sini.

Aku tidak dapat menahan senyumku. Tanganku mengelus rambutnya dengan lembut. Samuel hanya menurut seperti peliharaanku.

"Good wolf, pertama aku mau kau merasakan diikat di ranjang sambil telanjang. Kau tahu itu membuatku sangat trauma," ucapku sedih.

Waktu itu aku sangat takut dan malu. Aku seperti hewan yang tidak bisa kemana-mana. Makan pun hanya bisa menunggu pelayan mengantarkannya.

"Maafkan aku," lirihnya merasa sangat bersalah.

Aku membuka bajunya hingga dia setengah telanjang. Selanjutnya aku membuka celananya hingga dia benar-benar naked, menyisakan dalamannya.

Aku tidak berani menatap ke bawah. Tanganku sedari tadi sudah bergesekan dengan punyanya yang menegang.

Astaga, malu sekali. Padahal Samuel yang telanjang, akan tetapi kenapa aku yang malu.

"Bagaimana rasanya?" Tanyaku menatap matanya. Samuel ikut menatapku lekat yang malah membuatnya semakin menegang.

Aku mengerut, seharusnya dia merasakan apa yang kurasakan dulu, kan.

"Aku semakin bernafsu," jujurnya.

Bodoh, cara ini tidak dapat menghukum Samuel. Malah makin membuatnya senang. Lihat saja wajah pria itu yang tersenyum ke arahku.

Akhirnya aku membuka ikatannya dan menidurkan diriku di sampingnya.

"Ah sudahlah tidak berguna," ucapku lemas.

Aku memunggunginya. Tidak berapa lama Samuel memelukku dari belakang, dapat kurasakan pinggulnya yang sengaja mendekatkan tonjolan itu padaku.

Spontan aku menjauhinya.

"Kau menyiksaku dengan membuatku bernafsu, tetapi tidak memuaskannya, rabbit." Samuel merenggut.

Kini, Samuel tengah berada di atasku dan menatapku dalam. Astaga tonjolan itu, rasanya seperti dimasuki. Benar-benar sudah masuk ke lipatan pahaku.

Samuel menatapku bernafsu dan sesekali mendesah dengan gerakannya sendiri. Sedangkan aku, menegang kaku.

"Giliranku, rabbit, kau harus dihukum. Kau yang menggodaku duluan, tidak ada alasan lagi."

-------

EPISODE SELANJUTNYA BENERAN DAH EHEM EHEM

SIAPA SURUH GODAIN SERIGALA MESUM??? YA GA?!!

SEMANGATIN BELLA DULU GES🙃🙏

JANGAN LUPA VOTE COMMENT YAHHH

LOVE UUU🤍


Kidnapped By A Possessive VampireWhere stories live. Discover now