Bab 58

20.2K 1.6K 98
                                    

I'M SORRYYY GUE BERCANDA GAESS MANA MUNGKIN TAMAT GITU AJA WKWKWKKW

SOO ENJOYY 

--------------

Arabella POV

Aku terbangun dan merasakan mataku sangat berat, begitu pula tubuhku yang terasa lemas. 

Mataku mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk. Rasanya sangat melelahkan seperti telah berlari ratusan meter.

Aku terduduk dan menyandarkan diriku di dinding. Aku mengingatnya, aku masih berada di penjara dan tadi Bastian menggigitku.

Ku kira aku akan mati.

Mataku menelaah sekitar dan langsung menemukan Bastian yang menatapku lekat, membuatku terkejut saja.

Dengan masih merasa pusing, aku mencoba berbicara.

"Kau tidak membunuhku?" tanyaku bingung.

Padahal tadi dia mengisapnya dengan nafsu, leherku saja masih sakit dan terasa pegal.

"Aku tidak mau ada mayat," jawabnya singkat. Bahkan dia mengalihkan pandangannya dariku, merasa bersalah.

"Dan kalau kau mati, aku akan kesepian lagi." Aku tidak dapat menahan bibirku untuk tersenyum, Bastian menggemaskan sekali.

Ternyata dia tidak seburuk yang ku pikirkan.

Aku mengangguk mengerti. Bastian hanya membutuhkan seorang teman atau mungkin kakak yang mengerti dirinya.

Ya, aku seorang kakak di sini. Aku tidak boleh menunjukkan kelemahanku di hadapan Bastian. Seharusnya aku menenangkannya.

Untungnya Bastian sudah tidak se menyeramkan tadi setelah meminum darahku, dia tampak segar.

Mataku masih terpaku pada tubuhnya yang terdapat luka berdarah. Walaupun sudah sedikit kering, akan tetapi pasti masih menyakitkan.

Ku robek bajuku di bagian bawahnya.

"Hei apa yang kau lakukan?!" tanyanya terkejut.

"Tenanglah, ini akan sedikit sakit," ucapku menenangkannya.

Aku mendekati Bastian dan melingkarkan tanganku di perutnya. Aku membungkus luka itu dengan kain yang ku potong. 

Ku ikat kain itu kuat-kuat agar lukanya tertekan. Setidaknya dengan begini, darah di perut Bastian itu bisa berhenti menetes. 

"Ahh, sakit bodoh!" teriaknya sambil mendorongku kuat hingga keningku terjedut dinding.

Kekuatannya kuat sekali, dengan sekali dorongan saja aku sudah sedikit melayang.

Kepalaku semakin terasa pusing setelah terjedut dinding tadi.

"Aku tidak sengaja, tapi itu memang salahmu tidak bilang dulu sebelumnya." Bastian menatapku khawatir, tetapi ditahannya.

Matanya memperhatikan keningku yang tadi terjedut takut terjadi apa-apa, untungnya tidak apa-apa.

Bibirnya seperti menahan sesuatu untuk diucapkan.

"Lalu?" tanyaku memancingnya.

"Maafkan aku," lirihnya. Bahkan kurasa aku tidak terlalu mendengarnya.

Namun, tidak dapat ditahan perasaanku membaik. Bastian tipe tsundere, dia terlihat khawatir, tapi tidak mau menunjukkannya. Aku harus memancingnya terlebih dahulu. 

Aku mendekati Bastian lagi. Perlahan aku memeluknya. 

Dia menolak dengan mendorong-dorongku, namun karena aku gigih akhirnya dia menyerah juga. 

Kidnapped By A Possessive VampireTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon