Teras 48

1.4K 250 32
                                    

Charity

jangan pernah takut ketika dunia mulai menjauh, semuanya akan tetap baik-baik saja selama sahabat masih di samping kita. Ketika dunia memandangmu buruk, bagi sahabat kamu adalah yang terindah

__________

Hari Sabtu seharusnya bisa dinikmati untuk beristirahat. Tetapi Sabtu kali ini harus menghadiri Charity event. Acara penggalangan dana yang biasa dilakukan persatu tahun sekali.

Selain karyawan KAIA, jajaran direksi pun turut hadir. Termasuk papa mertuaku yang terlihat sedang berbincang dengan salah satu General Manager Corporate. Di tangannya menggenggam Al-Qur'an saku. Diam-diam aku memperhatikannya sebelum ada para GM Pak Danu terlihat sibuk membaca Al-Qur'an duduk di deretan kursi belakang.

Tema Dress code yang dipilih masih tetap mengusung konsep elegan. Dimana para perempuan dianjurkan memakan pakaian formal baik dress maupun serupa dengan warna putih. Sementara para laki-laki diwajibkan memakai setelan jas hitam. Ada beberapa rekan Pak Danu maupun El yang turut hadir dalam acara kali ini.

Lima menit yang lalu Lucas dan Syan melewatiku dan duduk di kursi depan. Tak lama El datang menyambut sebagai tuan rumah. Mereka bersalaman khas laki-laki. Ketiganya terlihat asik mengobrol. Selang beberapa menit datang Dyo dan disambut meriah oleh ketiganya. Pemandangan ini sudah seperti reuni bagi mereka.

"Zani, gue pasti bakalan kangen sama lo." Kata Ana sambil menyandarkan kepalanya.

"Gue masih di Jakarta An, kalau kangen kita tinggal ketemu."

"Lo tahu gak sih hal terberat adalah ketika ditinggal teman kerja resign. Sekalipun dalam bumi yang sama terkadang gak menjamin untuk bisa ketemu lagi. Beda kalau pas kerja, mau cuti selama apapun gue masih bisa melihat lo. Masih bisa ngajak ngobrol walau yang diobrolin tiap harinya hampir sama." Jelas Ana.

"Gila ya Zan, lo jadi yang pertama graduation. Diam-diam udah resign aja!" Ujar Reynan.

"Ayok nyusul!" Aku mengompori mereka.

"Belum ada gantinya gue. Mana kalau resign anak gue masih kecil  gimana nanti gue biayainnya?! Lagian gue masih betah deh sama kebaikan si bos besar." Jawab Reynan.

Suara di ballroom seketika berubah menjadi hening, sepasang MC pun sudah naik ke atas stage. Kini fokus semua yang turut hadir kepada dua MC di depan. Dari mulai kata-kata sambutan khususnya dari Pak Danu dan juga  president director dari management team. Kemudian dilanjutkan oleh MC dengan memanggil seorang laki-laki yang saat ini sudah berdiri tegap menoleh ke arahku sambil tersenyum. Aku balas tersenyum di tempat.

"Ck, gampang banget nemuin istrinya duduk dimana." Cibir Reynan. Dan aku tidak menghiraukannya.

El berdiri di atas mimbar menyapa seluruh hadirin yang hadir. Jika dilihat-lihat dia terlihat menawan ketika berbicara di depan seperti itu. Pesonanya benar-benar berwibawa sekali. Tak henti-hentinya yang ada di dalam ballroom bertepuk tangan.

"Dalam kesempatan ini saya ingin mengucapkan berjuta-juta terima kasih kepada seluruh jajaran yang turut hadir, khususnya untuk seluruh karyawan KAIA Group. Kalian luar biasa." Semua menyambut dengan bertepuk tangan.

"Dan yang paling spesial..." El melirik ke arahku. "I would like to thank my wife for supporting me in this amazing journey I have had." Lanjutnya. Semua menatap ke arah, sekarang aku yang menjadi pusat perhatian.

El mulai menjelaskan mengenai loss and profit. Ia menjelaskan setiap slidenya dengan penuh percaya diri.

"Bisa dilihat dalam dua tahun ini profit kita naik terus atas perjuangan semuanya. Tetapi mohon untuk tidak cepat puas dengan hasil hari ini. Seperti filosofi saya sangatlah sederhana: sebuah perusahaan akan terus berkembang jika mampu mengendalikan pengeluarannya. Dan perusahaan akan berkembang ketika memanusiakan para pekerjanya. From now on, no more overtime."

Teras Kota (Overheard Beauty)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora