Teras 44

1.5K 245 27
                                    

Lebih Baik

Kamu cari imam kan? Carinya ke masjid bukan ke gereja. Di gereja adanya pastor bukan imam.

_________


"Hai Zan?"

Aku sedikit bengong ketika seseorang menyapaku. Seseorang yang pernah kujumpai beberapa waktu lalu. Tangannya melambai seakan sudah mengenalku lebih lama.

"Sorry tadi saya disuruh langsung naik ke atas sama resepsionis. Saya pikir El ada, ternyata dia masih sakit ya?" Dia mencoba menjelaskannya.

"Oh iya, Pak El masih belum bisa masuk kerja. Ada yang bisa saya bantu?"

"Are you busy? We can talk for a minute?" Tanyanya dengan sangat hati-hati.

Sebenarnya aku ragu untuk mengiyakan. Tetapi melihat Lucas datang ke kantor tanpa bisa bertemu dengan El saja, mungkin dia cukup kecewa. Namun di sisi lain aku pun bertanya-tanya mengapa dia ingin berbicara denganku? "Umm..." Aku belum menjawabnya dan masih berpikir.

"Ada yang mau saya sampaikan ke kamu. Bisa?" Nada bicaranya penuh sangat berhati-hati sekali.

Aku pun mengangguk pelan. "Tapi gak bisa lama."

"Oke, dimana?"

Memilih tempat yang strategis, dimana tidak hanya ada aku dan Lucas saja. Tetapi juga tidak bisa membuat orang lain ikut mendengarkan percakapan kami nanti.

"Lobi?" Tanyaku.

Lucas menyetujuinya. Dia pun langsung berpamitan turun lebih dulu disusul olehku sekitar lima menit selanjutnya. Sampai beberapa payment terpaksa aku hentikan sementara.

"Sorry sebelumnya saya udah ganggu kerjaan kamu." Ucapnya setelah aku menarik kursi di seberangnya.

Kontan aku hanya membalasnya dengan tersenyum singkat.

"Saya minta maaf belum bisa jenguk El. Dan saya juga minta maaf udah bikin El sakit." Akunya seraya tertunduk.

Keningku mengernyit seketika mendengar penuturannya. Tidak mengerti yang dia katakan bahwa dia sudah membuat El sakit. Kemungkinan terbesarnya El sudah sakit sejak masih di Sentosa Island beberapa hari lalu.

Lucas menarik napas dalam-dalam, seolah dia sulit untuk mengawalinya. "Jadi waktu kamu teleponan sama El, terus saya nyahut. Saat itu kita lagi ngobrolin ketemuan sama Dyo dan Syan. Saya juga sempat ngomongin The Rock, yang notabenenya itu adalah salah satu klub malam di dekat sana. Seperti yang kamu tahu El udah nolak kok. Tapi saya yang maksa dia buat ikut." Jelasnya.

Aku bergeming sejenak merasa tak percaya. El datang ke sebuah kelab malam. Sebuah fakta mematahkan keyakinan yang sedang aku coba untuk dibangun.

"Tentang, tenang..." Sekontras itukah keterkejutanku sampai-sampai Lucas menyadarinya cepat. "El gak minum kok dia cuma ikut gabung aja. Dan itu, karena saya sama keempat temen saya agak lama di sana, dan... hangover."

"Dari siang El belum sempat makan sampai malam itu. Dia cuma pesan mocktail di club itu di saat kami semua memilih cocktail dan juga beer. Semuanya masih oke saat itu. Apalagi El  yang bahkan tidak menyentuh  minuman yang dipesannya."

"Sampai dua hari setelahnya, El mengadu sakit bagian perutnya. El terlalu banyak kerja disana, sampai sering lupa makan. Dia masih sempat meminum obat. Tapi pas malamnya dia maksa pulang duluan karena kondisinya udah gak bisa kondusif lagi."

Teras Kota (Overheard Beauty)Where stories live. Discover now