Teras 47

1.3K 238 25
                                    

Happiness

Rumah sepi bukan sebab kurang penghuninya, tapi tidak ada suara penghuniannya yang mau mengaji.

____________


Aku tersenyum melihat bayangan seseorang di cermin. Dia terlihat mempesona dengan tampilan casualnya. Meskipun hanya memakai kaos putih dan juga celana jeans. Sungguh umurnya dapat dimanipulasi oleh wajahnya. Agak berlebihan tapi memang malam ini El terlihat seperti baru berusia dua puluh tigaan, sembilan tahun lebih muda dari usia aslinya.

Malam ini rencananya El akan mengunjungi rumah Pak Danu. Seharusnya tadi pagi El mengantarkan hadiah untuk Alana. Namun sayang gadis belia itu sudah lebih dulu berangkat sekolah. Pak Danu pun sudah berangkat kerja, jadi kami langsung ke kantor. Rencananya malam ini El mau mengajak Alana pergi makan malam. Dan aku ingin memberikan mereka waktu berdua, sementara aku akan menunggu di rumah Pak Danu sesuai dengan permintaannya tadi pagi via telepon. Pak Danu pun belum tahu kalau hari ini kedua anaknya akan berdamai.

"Udah gak usah ngaca mulu, aku gak punya stok kaca baru!" Kataku.

El berbalik dan menatap bingung. "Maksudnya?"

"Kalau kamu ngaca terus nanti kacanya pecah."

El menunjukkan senyum agresif membuat bulu kudukku ikut berdiri. Perlahan dia berjalan menghampiriku yang tengah berada di sofa.

"Oh... gitu ya?" Godanya sambil menaikkan satu kaki ke atas sofa.

Aku sedikit bergeser setelah melihat perubahan mimik wajahnya. Jahilnya pasti kumat.

"What are you doing bro?" Sentakku sambil terus bergeser. El semakin mendekat aku semakin panik.

Aku hendak loncat dari sofa namun tanganku ditahannya. Tak butuh waktu lama aku rubuh di sofa dengan tangannya yang terus menggelitik.

"Hey, kamu KDRT ya... aku laporin!" Teriakku berusaha melepaskan diri dari kukungannya.

"KDRT itu kalau aku mukulin kamu." Jawabnya sambil tetap menggelitikki. Aku terus meronta-ronta agar bisa lepas. Namun tenaga laki-laki dan perempuan lebih besar laki-laki usahaku untuk melepaskan diri pun sia-sia.

Sekarang aku tahu si pelit yang sekarang sudah dermawan kelemahannya adalah ketika dipuji. Saltingnya laki-laki yang sudah memasuki kepala tiga agak berbeda ternyata. When El trying to be sandwich generation.

"Masih mau aku gelitikki?"

"Iya... iya, ampun." Aku menahan tawa.

El melepaskan pegangannya dan... aku berteriak. Dia menggendongku, refleks aku melingkarkan tangan ke lehernya. Lalu dia pun berhenti di depan kaca.

"Lihat, masa kamu mau kencan sama aku dengan penampilan acak-acakan begini?"

Aku berdecak kesal. "ARGH... ini juga gara-gara kamu!" Kataku sambil turun dari gendongannya. Dia pun tersenyum puas di depan cermin.

Jarak dari apartemen ke rumah Pak Danu cukup jauh. Apartemen yang berada di Tebet sedangkan rumah Pak Danu berada di kawasan Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara. Apabila kami memilih berangkat sebelum shalat maghrib, waktunya mepet sekali. El memilih untuk bisa berjamaah di masjid sekitar apartemen daripada mencari masjid di jalan sehingga menjadi tergesa-gesa.

"Dulu semasa kuliah aku dekat banget sama mereka bertiga." Ujar El mulai bercerita saat kami di dalam mobil. Yang dimaksud mereka bertiga adalah Lucas, Dyo, dan Syan.

"Lucas itu anak pertama dari seorang pengusaha terkenal di Denpasar. Salah satunya PT. Archie Putera perusahaan konsultan kontraktor. Tahu gak dia itu keturunan Tionghoa-Uighur, makanya wajahnya gak terlalu koko-koko cina banget kan?" Katanya sambil tertawa lagi.

Teras Kota (Overheard Beauty)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant