Teras 5

2.1K 253 7
                                    

An: sebelum baca boleh kali teman-teman follow dulu akun ini untuk mendapatkan notifikasi update selanjutnya!!

Besok libur nih!! Yeeee, bye bye revisi bye bye overtime. Saatnya liburan!!! Eh ... eh,

Tapi sayang pandemi masih betah-betah aja yaa. Jadi selamat rebahan di rumah aja yaa!!!

Overtime Not Overthinking

___________

Ya sudahlah ya, kalau bos maunya begitu kacung bisa apa?




Aku sampai di depan ruangan Bos dengan terengah-engah. Sebelum masuk aku sudah memastikan akan melempar notebook yang lumayan tebalnya, jaga-jaga kalau dia sampai kembali melempari kertas padaku. Tanganku sudah siap mengetuk pintunya. Namun kudapati laki-laki itu sedang duduk di singgasananya mengahadap langsung ke arah pintu.

Tanpa basa-basi lagi, aku pun masuk ke ruangannya. Tahu apa yang dia lakukan? Yup ... manusia paling menjengkelkan itu sibuk dengan iPhone 13 Promax-nya. Ingin sekali rasanya kulempar benda itu dari atas gedung ini hingga hancur berkeping-keping. Berani-beraninya dia menyuruhku maraton sedangkan dia sendiri duduk dengan santai sambil bermain ponsel.

"Kenapa?" Tanyanya sinis.

Aku mendelik kesal sambil memonyongkan bibir.

"Bukannya Pak Bos yang manggil saya ke sini? Harusnya saya yang bertanya kenapa?!" Balasku sinis.

"Keberatan?" Tanyanya kembali dengan intonasi datar.

"Actually, no. Big no!" Kataku penuh penekanan.

Dia menggeser kursi kebanggaannya, lalu berdiri, berjalan menuju filling cabinet. Aku masih memperhatikannya sambil tetap siaga kalau dia mulai menunjukkan sisi arogannya.

"Kamu ikut saya meeting jam tiga."

Mataku melotot.

Belum sempat aku menjawab dia langsung menyela ucapanku. Tak memberi kesempatan untuk mendebat.

"Sebenarnya saya gak terlalu butuh kamu, berhubung Pak Danu minta staf account receivable lengkap jadi saya ajak kamu sebagai formalitas." Ujarnya enteng.

"Kenapa gak Reynan aja Pak?" Protesku.

El tidak menjawab dan hanya menatapku dengan tajam. Aku pun langsung bergidik ngeri. Wich means dia tidak ingin dibantah. Penolakan ku percuma saudara-saudara, dia tidak akan menanggapi apa pun.

Gencatan senjata pertama dimulai. Aku keluar ruangannya tanpa membalas apa pun. Kesopanan ku lenyap perlahan-lahan di hari ke tujuh dia bekerja. Aku melihat jam tangan yang baru menunjukkan jam setengah tiga. Masih ada waktu setengah jam lagi sebelum pergi.

Orang-orang yang menempati kubikel di blok bersamaku sudah mulai kembali dari istirahatnya. Begitupun Reynan dan Mbak Rara yang sudah tampil dengan wajah cengengesannya. Aku memutar bola mata malas sambil menjatuhkan diri di atas kursi.

For your information, El membawahi empat orang di divisi ini. Ada aku, Reynan, Mbak Rara, Ana. Namun Reynan dan Ana jarang berada di kantor karena pekerjaan mereka berhubungan dengan supplier. Sehingga keduanya menghabiskan waktu di unit atau pun di luar kantor.

"Lo dipanggil kenapa tadi?" Reynan mulai kepo.

Aku membuang napas malas. "Gue diajak meeting." Jawabku sebal.

Teras Kota (Overheard Beauty)Where stories live. Discover now