Teras Kota 38 (A)

1.5K 219 34
                                    


Tanya Hati

Sebuah pengkhianatan tidak hadir hanya karena pupusnya kesetiaan. Melainkan adanya kesempatan terbuka untuk sebuah perasaan yang baru.

___________


Jika cokelat bisa mingkatkan mood, maka matcha mampu melindungi hati. Sebagai organ penting hati berfungsi membuang racun, metabolisme obat-obatan, dan memproses nutrisi. Beberapa penelitian yang telah dilakukan bahwa matcha dapat membantu melindungi hati. Selain itu teh serbuk berwarna hijau ini juga menjadi salah satu menu yang sering dipesan selain kopi.

Sudah hampir jam setengah enam. Sebagian besar penghuni lantai tujuh sudah mulai pulang. Ada beberapa yang tersisa salah satunya Reynan, Mbak Emil, dan El. Karena kami berempat masih harus menyelesaikan report mingguan. Mbak Emil juga nampaknya sibuk merekap data-data absensi karyawan.

Minuman dari salah satu coffee shop ternama dipesankan oleh Mbak Emil untuk kami secara percuma. Aku memilih matcha frappuccino sebagai teman kerja di sore ini. Semburat cahaya senja mulai nampak dari kaca-kaca gedung.

Jam enam kurang lima belas menit aku dan ketiga temanku memutuskan pulang sementara El terlihat masih berkutat dengan pekerjaannya. Namun sebelum pulang Mbak Emil mengajak kami bertiga duduk santai di food court terlebih dahulu. Sepertinya dia sedang dilanda gelisah kontras sekali dengan sikapnya yang lebih banyak diam. Angin sepoi-sepoi menyapa wajahku. Mbak Emil terlihat sibuk dengan ponselnya, sedangkan Reynan dam Abyan saling menyesap kopinya penuh khidmat.

"Zan gimana rasanya udah jadi istri?" Pancing Mbak Emil tiba-tiba dengan senyum jahil.

Aku hampir tersedak mendapatkan pertanyaan seperti itu. Sebuah pertanyaan yang tidak pernah aku dengar sebelumnya.

"E... ya, seperti yang lo lihat." Aku tertawa hambar.

"Tadi kenapa lo gak jadi makan bareng si bos?" Reynan ikut bertanya.

Ajakan El untuk makan siang sengaja aku tolak. Selain menghargai Reynan dan Pak Iman yang sedang berpuasa, aku juga merasa tidak nyaman harus makan di luar jam kerja tanpa ada kepentingan.

"Ya... gue kan ada kerjaan. Harus ngasih report ke para CA." Aku sedang berkata jujur ini. Tetapi kalimatku yang ini menjadi alasan nomor kesekian.

"By the way, lo udah tahu El bakalan perjadin sekitar dua mingguan ke Sentosa Island?" Mbak Emil bertanya lagi.

Aku mengernyitkan dahi. "Sentosa Island?"

Mbak Emil mengangguk sementara aku dan Reynan masih kebingungan.

"Emang lo belum tahu, kalau suami lo lagi dipromosiin jadi Project Development Director? Dipromosikan sama bokapnya langsung lagi!" Info Mbak Emil di sela-sela mengunyah pancake.

"Bokap?" Keterkejutan Reynan kentara sekali.

"Iya, Pak Danu. Bokapnya El." Mbak Emil memperjelas.

"Lo tahu?" Giliran aku yang ingin memastikan atas kecurigaan ku selama ini.

Mbak Emil mengangguk yakin. Benar, Mbak Emil sepertinya sudah mengetahui sejak awal. Aku masih ingat ketika tak sengaja membaca data pribadi El di meja Mbak Emil. Dan perempuan itu panik bukan kepalang. Padahal yang kulihat hanya poin-poin pentingnya saja seperti pendidikan dan job experience.

Selain itu Mbak Emil juga sempat menyinggung bahwa salah satu permintaan El yaitu diinkognitokan identitasnya. Begitupun dengan aku yang baru-baru ini mengetahui identitas El yang sebenarnya. Dia menyatakan dengan terang-terangan alasannya itu tidak ingin mempublikasikan dirinya sebagai putera pertama dari CEO sekaligus Chairman KAIA Group.

Teras Kota (Overheard Beauty)Where stories live. Discover now