Teras 8

1.8K 200 19
                                    

Penyusunan Strategi

__________

Maaf Tante, lagi sibuk kerja gak sempat cinta-cintaan. Soalnya rekening kosong lebih sedih dari hati yang kosong. (Taken from Instagram Overheard Beauty)




"Jadi gimana nih?" Aku mulai serius.

"Kita susun strategi." Ana sedikit berbisik sambil bersedekap di atas meja.

Aku, Reynan, Abyan, Mbak Didie, dan Mbak Rara langsung menatap Ana penasaran.

"Strategi yang mana dulu nih?" Tanya Reynan.

"Masalah Zani sama Tantenya lha," jawab Ana sedikit kesal.

Aku langsung tertarik untuk menyimak lebih lanjut. Permasalah ku kali ini hampir membuat kepala pecah. Pertemuan bersama keluarga di hari Jumat kemarin percis seperti yang kuduga sebelumnya. Perihal jodoh adalah topik utamanya.

Dan yang lebih parahnya lagi, salah satu Tanteku mencetuskan ide konyol. Dia berniat untuk menjodohkan aku dengan salah satu keponakan temannya. Dalam hati lima puluh persen menerimanya, dan lima puluh persen aku menolak. Seandainya yang dijodohkan itu masuk kriteriaku plusnya lagi laki-lakinya minat juga padaku masih bisa disyukuri. Tapi kalau kebalikannya, atau dianya tidak mau ... bagaimana? Mana mungkin aku harus memaksa untuk diterima.

"Kiya, masa sih gak ada satu pun teman kantormu yang tertarik?" Tanya tanteku.

"Ya aku gak tahu, Tan."

"Umur maju terus Ki, kamu kok masih aja santai-santai?"

"Maaf Tante, lagi sibuk kerja jadi gak sempat cinta-cintaan. Soalnya rekening yang kosong lebih sedih dari hati yang kosong."

"Hush ... kamu itu Kiya!! Jangan bicara sembarang, kamu pikir meninggal mau bawa-bawa uang? Dunia aja terus yang dipikirkan,

"Nikah itu ibadah. Niatkan menikah itu untuk menambah ibadah kamu. Ngakunya aja ummat Rasulullah, tapi sunnah-nya gak mau ngejalanin." Omel Ibu.

Masalah inilah yang aku bawa ke kantor. Menjadi topik utama dalam konferensi meja kotak di pantry. Beberapa rekan kerjaku ikut terlibat dalam penyusunan strategi ini. Semoga saja Pak Bos tidak merusak suasana siang ini.

"Jadi maksud lo, mau dapat pasangan sebelum dijodohin Tante lo?" Abyan bertanya.

Aku mengangguk, "ya buat cadangan juga sih. Maksud gue, kalau seandainya gak pas sama pilihan Tante gue, seenggaknya udah ada yang bisa gantiin gitu lho!"

Abyan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Emang sih, di Indonesia cewek menjelang kepala tiga dengan status belum nikah itu ujian banget."

"Ya makanya, gue harus gimana nih?" Aku memelas.

"Wait, wait, gue screening teman-teman angkatan, kali aja ada yang jomblo." Usul Mbak Didie.

"Teman futsal sama teman nongkrong gue ada sih yang jomblo, tapi emang lo mau gue kenalin? Lo aja nolak dijodohin sama Tante lo?!" Abyan kembali bertanya.

Sebenarnya aku ragu dengan strategi Abyan. Terlebih yang kulihat adalah sosok Abyan, yang tidak begitu berhasil dengan asmaranya sendiri. Bisa saja kan circle pertemanannya juga sama seperti dia.

"Mau gak?" Abyan kembali menodongku.

Aku sedikit berpikir sambil menggigit bibir dalam, "emm ... boleh deh."

Aku segera meralatnya. "Tapi, maksud gue kita gak ketemu berdua gitu. Maksudnya gini, lo bilang sama teman lo itu kalau lo punya teman yang jomblo juga. Jangan lupa lo bagus-bagusin gue juga, baru kalau dia setuju lo saranin dia buat ta'arufan sama gue."

Teras Kota (Overheard Beauty)Where stories live. Discover now