Teras 46

1.4K 241 31
                                    

Baca nanti aja selesai shalat Tarawih gengs!!!

Pertemuan

Bagi orang bijak janji menepati janji adalah kunci, tapi orang yang lebih bijak akan selalu berhati-hati dalam berjanji.

________

Sesuai dengan janjinya, El akan meminta maaf pada Alana. Dia meminta saran hadiah apa yang cocok diberikan kepada adiknya untuk permohonan maafnya. El sempat mengatakan akan membelikan iPad baru untuk belajar. Namun aku mengusulkan yang lain.

Hal lain yang membuat aku takjub pada El adalah rasa tanggung jawab dan menepati janjinya. Laki-laki dinilai memiliki kesetiaan yang tinggi jika ia bisa menepati janjinya. Itulah sebabnya aku tidak pernah menaruh curiga sedikitpun pada El ketika di luaran. Sebagai makhluk sosial tentu saja dia harus banyak bergaul entah itu dengan laki-laki perempuan. Apalagi terkait pekerjaan. Dan sudah sewajarnya belajar untuk saling mempercayai satu sama lain.

Bagi orang bijak janji menepati janji adalah kunci, tapi orang yang lebih bijak akan selalu berhati-hati dalam berjanji.

Berakhirlah sebelum pulang El mengajakku mampir ke mall Plaza Senayan lebih dulu. Dari mulai Giordano, lalu ke Sissae, dan yang terakhir ke Zara. Aku memilih beberapa pakaian yang telah disetujui El. Blazer, dan rok di dapat dari Giordano lalu beralih ke Zara membeli outer, dan tiga pieces kaos lengan panjang. El pikir hadiahnya itu cocok untuk Alana yang sedang belajar menutup aurat.

Hampir dua jam sudah kami berkeliling. Kakipun rasanya sudah sakit jika meneruskan berjalan lebih lama lagi mengelilingi luasnya Plaza Senayan. Setelah semua hadiah untuk Alana sudah rapi dibungkus, kami memutuskan untuk pulang. Istirahat sampai besok sebelum ke kantor El mengajakku mampir ke rumah Alana.

"I have something for you. Sebentar," El berbalik ke belakang tangannya meraih shopping bag yang berada di jok belakang.

Aku menatap bingung shopping bag dengan logo brand ternama yang kini dipegang El. "Apa ini?"

"I just want to say thanks for helping me. I don't know what I would do without you." Ungkapnya dengan wajah datar.

Aku sedikit tersipu dengan sikapnya. Si pelit yang berubah jadi loyal. "Ck, You shouldn’t have. Lagian itu udah seharusnya aku lakuin."

"Mau terima atau nggak?"

Huh... aku menggigit bibir bawah begitu ekspresinya mulai tidak bersahabat. "It's very expensive. Kenapa harus nyari yang mahal sih?" Tanyaku melihat brand shopping bag itu.

"Jangan lihat harganya. Mahal atau murah itu hanya sebatas harga. Yang mahal itu niat ngasihnya." tegur El.

Dengan sedikit terpaksa aku menerima hadiah yang diberikan El. Aku terkejut melihat isi shopping bag yang mana terdapat  satu buah sepatu high heels lima senti berwarna hitam. Aku tahu pasti harga sepatu ini. Dia tidak salah memberikanku ini? Seumur hidup aku tidak pernah membeli barang-barang dengan harga fantastis. Rasanya sayang saja kalau lebih mementingkan harga bukan fungsi.

Jika boleh ditukar lebih baik dia membelikanku satu unit sepeda motor saja daripada Sepatu. Mau aku pakai kemana sepatu semahal itu? Yang ada ketika aku pakai malah jadi cemas terus bawaannya. Satu lagi, aku semakin mengernyitkan dahi ketika menemukan box berwarna putih. Sebuah iPad Pro terbaru ini dia berikan untukku?

"Ih iPad buat apa?"

"Buat kamu kerjakan."

Aku merengut kesal. Ditaruh kembali barang-barang pemberiannya ke jok belakang. El menatap heran.

Teras Kota (Overheard Beauty)Where stories live. Discover now