Extra Chapter | Nalen-Naya

3.7K 463 60
                                    

Hai, jangan lupa tap tap⭐
Happy Reading!

***

5 Years Later

"Sehat Nak?"

"Alhamdulillah Pak, saya sehat. Bapak sehat kan?"

"Syukur kalo gitu, Bapak ikut seneng. Iya alhamdulillah Bapak sehat."

"Wah ada Nak Nalen," Sang ibu datang dari dalam.

Nalen segera menyalami beliau. "Sehat Bu?"

"Alhamdulillah Nak, kamu sehat kan?"

"Alhamdulillah Bu, Nalen sehat. Ada salam dari Mama."

"Walaikumsalam,"

Nalen sedang berada di rumah keluarga Naya untuk menjemput kekasihnya. Ia baru sampai Jogja tadi malam, dan siang ini ia berkunjung ke rumah kekasihnya. Karena besok adalah hari resepsi pernikahan Elang dan Elvira.

Seperti yang lain, pasangan ini juga pejuang LDR. Karena Naya bekerja di Jogja, sedangkan Nalen bekerja di Jakarta selagi merintis usaha. Meski begitu, mereka jarang sekali bertengkar. Jujur, Nalen sampai heran sendiri. Bukannya ia tidak bersyukur karena hubungannya adem ayem. Tetapi kata orang, bertengkar diantara pasangan itu bisa menguatkan sebuah hubungan.

Namun setelah Nalen telaah kembali, ia dan Naya memang selalu mengkomunikasikan hal yang perlu dibicarakan. Bisa dibilang untuk meminimalisir kesalahpahaman diantara mereka berdua. Di samping itu, mereka berdua juga tidak ingin mengulang masa lalu. Dimana keduanya hanya diam tanpa berbuat apa-apa. Jadi sebisa mungkin, jika ada sesuatu hal yang mengganjal, mereka langsung mengutarakannya.

"Padahal aku bisa berangkat sendiri Mas," Ucap Naya ketika mereka berdua sudah di jalan. Nalen hanya menoleh sekilas.

"Mas Nana pasti capek kan?" Lanjut Naya.

"Nggak masalah kok. Lagian capekku hilang pas ketemu kamu." Jawab Nalen santai.

Naya merona.

"Mas.."

"Aku jujur. Kita udah lama nggak ketemu. Jadi mau secapek apapun aku, kalo buat ketemu kamu ya nggak masalah."

Hati Naya menghangat. Ini sudah memasuki tahun keenam hubungan mereka, namun perlakuan Nalen masih sama. Nalen selalu melimpahkan kasih sayang padanya. Dan Naya bersyukur akan hal itu.

Nalen selalu mendukungnya dari awal. Lelaki itu yang menyemangati nya untuk mengikuti SBMPTN, sampai akhirnya ia diterima di perguruan tinggi. Dan lelaki itu yang pertama kali memberikan selamat padanya. Sampai ia lulus, Nalen selalu berada di sisinya dan mendukung semua pilihannya. Naya merasa beruntung karena memiliki Nalen.

"Tadi Gema ngerengek pengen ikut jemput. Tapi aku tolak."

"Loh kenapa?"

"Ganggu." Singkat, padat dan jelas.

Naya tertawa.

"Mana cewek dia baru sampe besok pagi. Haduh males banget kalo dirusuhin."

"Nggak papa biar Mas Gema nggak sendirian, kasian." Naya menahan tawanya.

"Oh iya, kayaknya nanti kamu tidur sendirian. Ari tadi bilang ke aku kalo Lana sekamar sama dia."

"Oh? iya.." Naya jadi canggung sendiri.

"Kita jangan dulu ya, belum muhrim."

"MAS!" Wajahnya memerah.

Nalen tergelak.

***

"Makan yang banyak ya sayang," Ucap Mama Sarah-Ibu Nalen pada Naya saat gadis itu berkunjung ke rumah mereka di Jakarta.

Arcadia✔Where stories live. Discover now