Extra Chapter | Janari-Jolana

5K 508 76
                                    

Hai, jangan lupa tap tap⭐
Happy Reading!

Warning: Mature content, please be wise!

***

5 Years Later

Jolana melirik sebal kekasihnya yang sedang mengecup lehernya mesra dari pantulan cermin kamar hotel yang mereka tempati.

"Nggak usah aneh-aneh ya kamu, ini udah mau mulai acaranya!" Sungutnya.

Janari menyeringai.

"Aneh-aneh gimana?" Tanya Janari dengan raut wajah sok polos. "Kayak gini maksudnya?" Lantas ia menggigit leher kekasihnya dengan pelan.

"ARI!!"

Janari hanya terkekeh saat Jolana memukul dadanya dengan brutal. Kekehannya semakin keras ketika ia melihat ekspresi kekasihnya. Janari tahu jika Jolana sangat kesal sekarang.

"Aku laporin Mama Ina-Ibu Jolana lho, kalo anaknya suka mukul-mukul!"

"Kamu pikir aku nggak bisa ngadu ke Mama Rosa-Ibu Janari hah?" Tangannya bersedekap.

"Iya deh yang anak wedoknya Mama Rosa." Cibir Janari. Kini giliran Jolana yang tertawa.

"Terima nasib aja ya sayang, kalo Mama kamu lebih sayang aku!" Ledek Jolana.

Jolana memang sangat dekat dengan ibunda Janari. Setelah Janari membawa Jolana ke pesta pernikahan beliau dulu, wanita paruh baya itu kerap menanyakan Jolana dan meminta Janari untuk membawanya ke Solo. Mau tak mau, Janari menurutinya. Lambat laun, Janari mulai menerima keadaan ibunya dan masa lalu mereka. Kedekatan sang ibu dan kekasihnya tentu saja membuat hatinya yang keras sedikit demi sedikit mencair. Dan Janari bersyukur akan hal itu.

Mereka berdua tentu saja pernah diterpa badai. Hubungan mereka pernah kandas sewaktu keduanya masih kuliah. Banyak salah paham yang terjadi. Dan saat itu, keduanya belum sedewasa sekarang untuk menghadapinya. Janari sampai hilang arah waktu itu. Bahkan Juanda dan Elang sampai turun tangan untuk menghajarnya agar ia sadar. Yang tak diduga, Mama Rosa lah yang membuat keduanya kembali bersama setelah satu tahun berpisah.

"Lama banget sih lo berdua," Ucap Nalen saat keduanya sudah berada di Ballroom Hotel-tempat resepsi pernikahan Elang dan Elvira.

"Temen kamu nih!" Adu Jolana.

"Nggak heran," Decih Nalen. Naya hanya tersenyum maklum di sebelahnya.

Janari hanya meringis.

"Yaudah gue sama Naya mau muter-muter ya, dah!" Pamitnya.

"LANAAAAAA" Sebuah panggilan terdengar.

"Mama Rosaaaaa"

Janari memutar keduanya bola matanya malas.

"Anak wedokku, makin cantik aja nih." Mama Rosa mengecup pipi kanan dan kiri Jolana.

"Mama Rosa juga. Tetep awet muda!" Pujinya.

"Ate Anaaa"

Jolana menoleh ke bawah. "AZIEL!" Jolana lantas membawa Aziel ke dalam gendongannya.

"Turunin aja Lan nggak papa, nanti gaun kamu kusut." Ucap Juliana-istri Juanda.

"Nggak papa Kak, santai. Aku kangen sama Ziel heheh"

"Kayaknya Lana udah cocok jadi ibu yaaa" Goda Mama Rosa sembari melirik anak bungsunya.

"Kapan nih kamu nyusul Elang?" Tanya Mama Rosa pada Janari.

"Besok." Jawab Janari sekenanya. Dan setelahnya, ia mendapat cubitan di lengannya dari sang mama.

Arcadia✔Where stories live. Discover now