Extra Chapter | Elang-Elvira

4K 515 25
                                    

Hai, jangan lupa tap tap⭐
Happy Reading!

Warning: kiss

***

5 Years Later

Sewaktu kecil, Elvira selalu membayangkan ada pangeran berkuda putih yang suatu saat nanti akan menjemputnya. Mereka akan hidup bersama dan bahagia selamanya. Itu semua karena film-film Disney yang sering ia tonton bersama sepupunya serta dongeng yang selalu ibunya ceritakan setiap ia akan menjemput mimpi.

Setelah Elvira beranjak dewasa, pangeran berkuda putih yang ia dambakan nyatanya sangat berbeda dengan apa yang ia pikirkan. Pangeran yang datang padanya memang tampan, namun tak baik hati seperti di film Disney-setidaknya itu kesan pertama Elvira pada Elang.

Elang kecil sangat pendiam. Bahkan jika Elvira tak menyapanya terlebih dahulu, bocah itu tak akan menyapanya. Elvira kecil kesal tentu saja. Selama ia hidup, tak ada satupun orang yang mengabaikannya. Ia selalu dimanjakan oleh keluarganya. Karena itulah, sejak kecil Elvira lebih akrab dengan Haris-sepupu Elang. Bahkan Elvira pernah menganggap Haris adalah pangeran berkuda putihnya. Tetapi yang tidak orang lain tahu, diam-diam Elvira sering mengamati Elang jika keluarga mereka bertemu. Elvira tanpa sadar suka mencari perhatian lelaki itu.

Di usianya yang menginjak 15 tahun, Elvira dikejutkan dengan fakta jika mereka berdua-Ia dan Elang sudah dijodohkan sejak kecil oleh kedua orangtua mereka. Elvira kaget tentu saja. Ia tidak menyangka sama sekali. Walaupun di dalam hati kecilnya ia sangat senang. Namun tetap saja, Elvira remaja tidak terima. Ia merasa dikekang oleh keputusan orang-orang dewasa itu. Ia tidak bisa bebas memilih pasangan hidupnya sendiri. Ditambah dengan sikap Elang yang tidak berubah banyak padanya.

Bahkan sejak acara pertunangan mereka, sikap Elang masih sama. Itu yang membuat Elvira frustasi sampai berpura-pura memiliki hubungan spesial dengan lelaki lain untuk memancing reaksi tunangannya. Hubungan mereka justru menjadi lebih buruk. Tak ada kemajuan sama sekali. Namun Elvira tak mau menyerah begitu saja. Walaupun tak mendapatkan pangeran berkuda putih, setidaknya ia ingin memiliki pasangan hidup yang mengasihinya sampai akhir.

Lika-liku hubungan mereka memang sangat rumit. Namun Elvira percaya jika Tuhan memiliki rencana indah untuknya dan Elang. Dimulai dari Elang yang mulai membuka diri-jujur akan apa yang lelaki itu rasakan, serta hubungan keduanya yang kian membaik meski terkadang diisi dengan pertengkaran-pertengkaran kecil.

Dan inilah puncaknya. Puncak dari segala rasa pahit dan manis yang sudah keduanya lewati. Puncak yang akan membawa mereka ke sebuah jalan yang baru, lembaran baru, dan kehidupan yang baru.

Hari pernikahan mereka.

Elvira tidak bisa tidur sejak semalam. Setelah acara Midodareni, ia sulit untuk memejamkan mata. Sebetulnya ia panik, takut lingkaran hitam akan tercetak jelas di wajah ayunya. Namun keresahannya sirna ketika melihat cermin di hadapannya. Orang yang mendandaninya tadi sepertinya sangat mahir. Elvira bersyukur akan hal itu. Dirinya menjelma menjadi bidadari cantik di hari istimewanya.

"Ndo, udah siap?"

Elvira menoleh. Ayahnya tersenyum penuh haru menatapnya. Elvira menghembuskan napas dalam-dalam. Menahan cairan bening yang akan jatuh kapan saja.

"Udah Yah," Jawabnya lirih dengan senyuman tipis.

Elvira dan sang ayah jalan berdampingan menuju mobil yang akan membawa mereka ke tempat pemberkatan. Sepanjang perjalanan, Elvira meremat telapak tangannya yang dingin. Ia tersentak ketika telapak tangan ayahnya yang hangat menggenggam miliknya.

"Yaya, Ayah selalu bangga sama kamu. Makasih udah jadi putri Ayah. Bahagia selalu ya, ndo."

Elvira langsung memeluk ayahnya erat-erat. "Ayah.."

Arcadia✔Where stories live. Discover now