Chapter 13 | Ijin

4K 715 48
                                    

Hai, janlup tap tap⭐
Happy Reading!

***

Gema menatap langit-langit kamarnya dengan pikiran yang menerawang. Lamunannya ditemani lagu penyanyi lokal yang terputar di akun spotifynya. Pikiran Gema kembali pada Gadis yang menemuinya lagi siang tadi.

"Iku cah wedok sing wingi raksih?" Gema langsung menghentikan langkahnya mendengar bisikan Sunu. Netranya menangkap Gadis yang sedang balik menatapnya. (Itu cewek yang kemarin bukan sih?)

"Arep ketemu cah ayu malah koyo gembel ngene." Sunu berkomentar lagi. Mereka memang baru saja praktek di ruang bengkel. Wajah mereka penuh dengan keringat dan sedikit oli. (Mau ketemu orang cantik malah kayak gembel gini.)

Gema masih diam. Ia tetap melanjutkan langkahnya menuju parkiran FT. Saat dirinya bersebelahan dengan Gadis, lengannya dicekal gadis itu.

"Gema."

"Lepas."

Gadis bergeming.

"Lepas, tangan gue kotor." Ucap Gema lagi.

Akhirnya Gadis melepaskan cekalannya. "Gem-"

"Pulang Dis. Jawaban gue masih sama." Potong Gema.

"Sherly pengen ngomong sama lo, dia mau jelasin-"

"Jelasin apa? Jelasin kalo dia selingkuh dari gue?"

Sunu menganga mendengarnya. Tak menyangka sohibnya diselingkuhi oleh Sherly.

"Mungkin dia punya alasan yang dia rahasiain dan bakal ngasih tau ke lo. Gue mohon banget sama lo Gem, tolong ke rumah sakit." Gadis memohon.

"Dis, lo nggak perlu mohon-mohon ke gue kayak gini karena kepentingan orang lain. Lo dah lebih dari cukup bantu Sherly. Dan gue nggak bakal mau ketemu dia. Gue cuma bantu doa dari jauh buat kesembuhan dia." Jelas Gema.

Gadis tertegun menatap mata lelaki itu. Ada tatapan penuh luka dan kekecewaan. Gema berlalu dan Gadis tak berusaha menghalangi langkah lelaki itu lagi. Perselingkuhan memang sulit untuk dimaafkan.

"Dahlah kaga usah dipikirin Gem!" Gumamnya sembari menaikkan volume lagu yang sedang ia putar.

***

"Mendung banget Mas." Ucap Anindya saat keduanya keluar dari Gramedia.

"Gue juga tadi bilang kan pas berangkat. Yuk cepetan biar nggak kehujanan!"

Namun sepertinya semesta tak berpihak pada mereka. Motor Juna baru berjalan lima menit, hujan mulai turun sedikit demi sedikit.

"Mas gerimiiissss"

"Neduh dulu ya!" Balas Juna.

Motor Juna berhenti di emperan toko yang sudah tutup. Hujan mulai turun dengan derasnya.

"Sampe kapan ya Mas hujannya,"

"Mana gue tau."

"Sejam lagi maghrib." Ujar Anindya lagi.

Lima belas menit berlalu, hujan masih turun namun sudah tak sederas tadi. Juna melirik ke arah Anindya yang sedang bersedekap.

"Nih pake." Juna melemparkan hoodienya.

"Mas Juna ndak kedinginan emang?"

"Kulit gue tebel." Jawab Juna tanpa menatap Anindya.

"Makasih Mas Jun." Anindya tersenyum cerah.

Arcadia✔Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα