Chapter 24 | Maaf

3.7K 680 79
                                    

Hai, janlup tap tap⭐
Happy Reading!

***

"Darimana kamu?"

Suara tegas Ibunya terdengar saat Cantika berjalan mengendap-endap menuju kamarnya.

"M-mah.."

"Kenapa jam segini baru pulang?"

"I-itu-"

"Apa?!"

"Cantika abis kerja kelompok mah," Bohongnya.

"Beneran?"

"Iya mah,"

"Awas ya kalo kamu bohong!" Netra Ibunya memicing tajam.

"Iya mah. Cantika ke kamar ya," Ijinnya.

"Mandi, habis maghrib kamu ada les sama Bu Lily."

Cantika menghela napas lelah. "Iya mah,"

***

Suasana canggung melingkupi meja makan Arcadia pagi ini. Gema melirik Naya, Nalen dan Juna bergantian. Ketiganya memakan sarapan mereka dengan wajah datar. Lantas Gema melirik ke samping. Ternyata Lingga tak jauh berbeda dari ketiganya.

Gema mendengus, ini sudah hari ketiga sejak kejadian malam itu. Namun tidak ada yang berinisiatif meruntuhkan perang dingin ini. Terutama Nalen sang tersangka utama. Lelaki itu tetap tenang dan dingin seperti biasanya. Gema sungguh benci suasana dingin dan kaku seperti ini.

"Eh dua hari lagi inaugurasi, siapa nih jadinya yang ikut?" Gema memecahkan keheningan itu.

"Gue sama Naya jadi. Soalnya kita mau kencan." Jawab Juna santai.

Semua yang berada disana melotot kaget kecuali Nalen. Ia tetap melanjutkan makannya tanpa mendengarkan sekitarnya.

"K-kencan?" Tanya Lingga.

"Kalian berdua jadian?" Tebak Gema asal.

"Kencan bukan berarti jadian kali Gem." Sahut Janari.

"Oh kirain. Eh kencan? Lah kita-kita yang ikut gimana?" Tanya Gema lagi.

"Ya bomat! Pokoknya gue mau nonton berdua sama Naya!" Tandas Juna.

"Idie posesif banget," Cibir Gema.

"Iyalah biar nggak ada yang berani nyakitin Naya!" Sindir Juna.

Naya tersentak kaget kemudian diam-diam melirik Nalen yang tak terusik sama sekali. Sedangkan Gema pura-pura terbatuk agar keadaan tidak semakin canggung.

"Tenang aja Bang, aku juga bakal misah kok. Soalnya nonton sama temen." Ucap Cakra.

"Temen tapi mesra ya Cak?" Goda Janari.

"T-temen doang ih!"

"Mas juga enggak ya. Ada janji lain. Maaf semua." Sahut Elang.

"Gue juga engga. Mending tidur." Ucap Janari.

"Lah? Gue sama Lingga doang berarti? Eh lo jadi kan Ga?" Tanya Gema.

Lingga mengangguk.

"Eh.. lo ikut nggak Na?" Tanya Gema hati-hati.

"Enggak." Jawab Nalen tanpa menatap Gema.

"Mending tidur ya Na," Ucap Janari mencoba mencairkan suasana. Nalen tak menjawab.

Juna diam-diam mendengus kesal. "Gue berangkat dulu," Pamit Juna. Lantas ia berjalan meninggalkan meja makan.

"Dasar kepala batu! Dasar manusia kulkas!" Juna menggerutu saat mengambil motornya di garasi. "Awas lo ya, beneran gue tonjok lo kalo masih diem!"

Arcadia✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora