Chapter 48 | Pemilik Hati

3.6K 653 49
                                    

Hai, jangan lupa tap tap⭐
Happy Reading!

***

"Apa nih?" Tanya Juna ketika Lingga menyerahkan titipan Anindya kemarin.

"Surat."

"ANJAY SURAT APAAN TUH?" Sahut Gema.

"NGGAK USAH NIMBRUNG, LO NGGAK DIAJAK!"

"IDIE BEBEB JUNA NYEBELIN!" Gema pura-pura merajuk dan mengerucutkan bibirnya.

"NAJIS!"

Sebetulnya, Lingga berniat memberikan itu kepada Juna tadi malam, namun ia lupa karena melihat keadaan Naya yang kurang baik. Ditambah ia mendengar teriakan tajam Nalen entah pada siapa. Jadi otak dan pikirannya dipenuhi kedua orang itu sampai lupa akan titipan Anindya.

"Iya gue tau, surat apaan dan darimana asalnya?" Tanya Juna sabar.

"Anin."

"Oh?" Walaupun tampak terlihat biasa saja, namun Lingga dapat menangkap binar kebahagiaan dari manik Juna.

"Makasih ya Ga, ntar gue beliin jajan deh."

"Santai Bang, gue berangkat dulu ya." Pamitnya.

"Ati-ati!"

Lingga berlalu dari hadapan Juna. Maniknya melirik Naya yang sedang mencuci piring. Entahlah, sekarang dirinya tidak suka ketika Naya dan Nalen bersikap canggung satu sama lain. Bahkan saat Lingga sudah siap berangkat ke sekolah, batang hidung Nalen belum tampak sama sekali.

Ia lantas berjalan menuju garasi untuk mengambil motornya. Cakra sudah berangkat terlebih dahulu. Dengan riang, lelaki itu memberitahukan padanya jika ia akan menjemput Cantika. Sepertinya kedua orang itu sudah berbaikan dan Lingga turut senang. Ia jadi berharap jika hubungannya dan Lintang akan kembali seperti sedia kala.

Seketika Lingga tersadar. Berpikir apa ia barusan? Kenapa tiba-tiba nama Lintang terlintas begitu saja? Benarkah dirinya mulai menyukai Lintang? Atau mungkin, ia baru menyadari perasaannya setelah sekian lama?

***

Langkah Gadis terhenti. Seseorang telah memblokir langkahnya. Sherly.

Gadis bergeser ke kanan, Sherly tetap menghadangnya. Ia bergeser ke kiri, hasilnya pun sama. Ia menghela napas panjang. Sudah cukup pertengkaran tak berguna antara ia dan Sherly di waktu lalu.

"Mau apa?" Ujar Gadis akhirnya.

"Gue.. eum.. gue.."

Gadis berdecak malas. "Gue lagi buru-buru."

"Gue minta maaf." Cicit Sherly tanpa menatap Gadis.

"Udah gue maafin."

Sherly langsung menatap Gadis.

"Gue beneran minta maaf Dis. Gue salah banget sama lo dulu. Entah lo percaya atau engga, tapi gue beneran tulus minta maaf. Kita bisa temenan kek dulu nggak? Gue nggak maksa sih.." Sesal Sherly.

"Bagus kalo lo sadar. Makasih udah minta maaf ke gue. Tapi maaf ya Sher, kalo temenan kayak dulu lagi gue rasa nggak bisa." Balas Gadis.

Hening.

"Gue udah putus sama Revan." Ujar Sherly tiba-tiba.

"Ah gitu.." Gadis bingung ingin merespon apa dan bagaimana.

"Gue udah nyia-nyiain Gema," Kekeh Sherly dengan getir.

"Ya. Lo udah nyakitin cowok sebaik Gema." Ucap Gadis tegas.

Arcadia✔Where stories live. Discover now